Pengalaman Retret Kelas IX

Pengalaman Retret Kelas IX

Nama saya adalah Kevin Fortino Wijaya, siswa kelas 9 yang akan ikut retret di Pangesti Wening Ambarawa dan saya mendapat bagian di sesi 3 (Kamis-Sabtu). 1 hari sebelum berangkat saya mempersiapkan diri dengan baik untuk keberangkatan besok Kamis, sungguh merepotkan karena saya tidak tahu apa yang akan dilaksanakan disana dan kejadian apa yang memungkinkan perlu barang tambahan. Namun dengan percaya diri saya sudah menyiapkan pakaian, alat mandi, mental, diri, niat dengan baik sehingga akan percaya bahwa retret besok berjalan lancar. Dan saya sedih karena berpisah dengan orang yang saya sayang. Hari keberangkatan tiba, sungguh waktu yang singkat karena bersemangat ingin ke sana dengan pengalaman baru. Aku mempersiapkan diri dengan berkumpul bersama yang lain di selasar kantin, lalu berdoa dan berangkat. Dan saya naik bis ke 4. Sampainya disana pada pukul 14.00 disana kami istirahat sejenak dan memakan snack. Disana diberi waktu untuk beristirahat sebelum pertemuan. Sampai akhirnya HP kami di kumpulkan oleh guru pada jam 16.30. Kami berkumpul di aula pertemuan retret, disana kami berkenalan dengan coach Nanda dan Coach Agung. Mereka mendampingi, mengajari, memberitahu kami tentang segala sesuatu yang membuat kami menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mereka sangat ramah dan penuh sukacita sehingga kami mendengarkan mereka dengan baik. Lalu hari pertama sudah berlalu. Teman sekamar saya takut saat malam hari waktu tidur, tetapi kita juga tidur sebentar. Di hari kedua kami melanjutkan pertemuan kami di aula pertemuan retret. Di hari kedua kita disuruh untuk membuat sebuah permainan. Dan  dimainkan, kelompok saya berhasil mendapatkan juara 1 berturut-turut sampai 3 kali. Dan kelompok saya memiliki poin yang paling tinggi dan menjadi juara 1. Di malam hari juga ada situasi tangis menangis, banyak yang sedih. Hari kedua juga berlalu dan sampailah pada hari terakhir di hari Sabtu pada hari terakhir retret. Kami pergi ke Gua Maria Kereb dengan berjalan kaki dari tempat retret. Perjalanan lumayan panjang dan menyenangkan karena udara pagi yang sejuk dan nuansa pelosok-pelosok perumahan. Kami berdoa disana, lalu kami kembali ke tempat retret untuk persiapan pulang. Waktu yang ditunggu tiba, kami mendapat HP kami kembali sebelum berangkat pulang ke sekolah. Akhirnya bis yang mengantar kami sampai di tempat retret, dan kami pulang dengan selamat sampai tujuan. Setelah sampai disekolah saya langsung disambut oleh kedua orang tua saya dan kakak adik saya. Itulah pengalaman retret yang saya rasakan. Penuh suka duka bersama.

Blue Whale

Blue Whale

Blue Whale

By: Monica Dharmawan W.

Kls/no: 8A/22

(Cerita ini terinspirasi dari hal yang menyorot saya saat Widyawisata di Bali, yaitu Pantai.)

“Tara, Jangan pergi terlalu jauh! Bahaya nak” Suara Ibu terpendam, karena aku sibuk melamun sampai sampai terbawa arus. Minggu ini, kami berlibur di Bali. Aku, adikku, Papah, dan Mamah, menyempatkan diri untuk bisa berlibur bersama. Hari ini, tepatnya saat ini, aku sedang mengunjungi Pantai Melasti. Menurutku ini Pantai yang terindah di Bali dibanding Pantai lain. Pasir yang putih, laut yang berwarna hijau kebiruan jernih, ombak yang berisik namun bergerak perlahan, membuatku merasa tenang. “Kakak, ayo kita main istana pasir!” bujuk adikku yang masih berumur 7 tahun. Aku mengangguk dan mengikuti Adikku berjalan. Berjalan pelan.. Cepat.. dan jadilah kejar kejaran. Aku melepas sepasang sandalku dengan paksa, agar kaki tidak terasa berat. “Inikah yang disebut bermain istana pasir?” Adikku hanya tertawa dan masih berlari.

“Sudah? Puas?” suaraku lemah dan terengah engah karena lelah. “Kakak lambat sih, jadinya ga seru” “tadi kamu yang bilang sendiri kalau mau main istana pasir.” “aku memang mau main istana pasir, tapi kaki ku ga nurut” Katanya sambil menunjuk nunjuk kakinya. “Anak – anak, ini sudah sore. Ayo kita beres beres lalu kembali ke hotel!” seru Papahku, selagi mengambil sandal anaknya yang jatuh. Kami berjalan menuju mobil, namun pandanganku tak lepas dari laut itu.

Saat kami sudah tiba di hotel, aku dan adikku masuk ke kamar kami, lalu bertengkar soal orang yang mandi pertama. Setelah berabad- abad, akhirnya aku menyerah dan membiarkan adikku duluan. Kami berdua telah selesai mandi, saat Ayah membawakan kami makan malam yang dipesankan melalui gak-food. Perut kami kenyang, mataku sudah berat, namun Adikku seperti biasa ingin dibacakan cerita.

Tubuhku bergerak. Rasanya seperti jatuh, tapi lambat dan berat. Terdengar suara celetuk di sekitarku. Gelembung? Aku berusaha membuka mata. Aneh, ada banyak ikan di sekelilingku. Apa yang mereka lakukan? Kulihat mereka berputar putar dengan cepat. Di samping kiri, aku melihat ada banyak kawanan hiu yang diam mengamati. Di samping kanan, adalah hal yang tidak ku sangka. Jantungku berdebar kencang, ku pelototkan mataku, dan ku belokkan badanku ke arah itu. Hewan itu adalah mamalia, mamalia yang paling kusuka dan hidup di air. Tubuhnya besar, seperti mulutnya. Mamalia, tidak. Hewan terbesar di bumi, Paus biru. Sejak kecil, aku menyukai hewan paus. Aku tidak mencari informasi nya sampai mendalam, aku hanya suka melihat tubuh besar mereka dan suara dengung mereka. Aku bangga bahwa paus adalah hewan terbesar di bumi. Dan mereka adalah hewan yang baik dibalik tubuh besar mereka. Karena mereka memakan mikro seperti plankton dan ikan ikan kecil. Aku ingin melompat lompat, namun sekarang aku baru sadar. Ini adalah lautan. Aku tenggelam. Aneh, aku bisa bernafas. Aku mulai panik, dan bergerak tidak beraturan yang membuat ikan ikan yang menari bubar. Mereka berlari ke arah yang berbeda beda, dan tragisnya beberapa dari mereka menjadi santapan hiu. Aku tidak terlalu suka hiu, karena menurutku mereka kejam, makan dengan brutal dan berceceran darah. Oh ayolah, jangan bawa paus orca ke dalam topik ini. Mereka lebih imut, setidaknya. Dengungan paus itu muncul dan.

Aku terbangun, di kasur, tempat ini tidak lain adalah hotel. Adikku sudah tertidur pulas dengan posisi terbalik. Nafasku terengah engah dan berusaha mencubit tanganku. Aw! Sakit. Aku beranjak dari kasur untuk melihat jendela. Laut.. aku ingin merasakan itu lagi. Entah apa yang ada di pikiranku, yang pasti aku sudah gila. Aku membuka handphoneku dan memesan taksi dengan tujuan Pantai Melasti. Sopir taksi itu terlihat kebingungan, namun aku dengan keras kepala tetap ingin ke sana. Aneh, memang aneh. Pikiranku terasa kosong, dan hanya ada bayangan laut dan dengungan paus itu. “disini! Saya berhenti disini!” lalu aku keluar dan menghantam pintu taksi itu. “Terima kasih Pak!” kataku sambil buru buru aku membayar taksi. Sopir itu masih khawatir dan kebingungan, namun tidak bisa sanggup melawan kekerasan kepalaku. Aku berdiri, mencari air yang tiada taranya itu. Ketemu! Aku lari sekencang mungkin, entah apa saja yang aku lewati seperti pagar, batu yang membuatku berdarah, pasir yang terasa kasar di telapak kaki. Untungnya, aku jauh dari tempat security, jadi tidak benar benar di tempat pantai Melasti. Sampailah aku di pesisir pantai. Pikiranku masih terbayang mimpi itu. Aku berjalan ke depan, air laut itu perlahan menyapu kakiku, menenggelamkan aku setengah badan, hingga aku benar benar tenggelam. Aku tidak bergerak, dan menunggu bila mimpi itu bisa nyata. Menunggu, menunggu dan menunggu. Aku tidak bisa bernafas, tetap kupaksakan untuk menunggu. Mataku perih, tidak seperti di mimpi. Aku mulai sekarat, nafasku berhenti, mulutku terbuka dan air mulai masuk di tubuhku. Kemudian ku dengan suara dengungan yang keras. Suara yang ku kenal, sangat ku kenal. Dengungan itu adalah suara terakhir yang ku dengar di hidupku. Dengungan itu menyadarkan, bahwa ini adalah akhir hidupku. Betapa bodohnya aku berbuat seperti ini, namun entah kenapa aku merasa seperti orang terberuntung di dunia. Aku bisa mendengar suaranya, dan kupaksakan mataku untuk terbuka. Buram dan hampir gelap, namun samar samar kulihat dia. Sesuatu yang kulihat di akhir hidupku, paus biru.

Pesan: cerita ini menggambarkan orang yang ingin merasakan, mendengar, dan melihat sesuatu yang Ia inginkan. Kebanyakan orang menganggap keinginan mereka mustahil, namun orang gila seperti Tara berkata sebaliknya. Saya tidak menyuruh kita untuk menjadi orang gila, namun saya ingin supaya kita jangan menyerah terhadap sesuatu hal/impian selama itu masih bisa. Jika menurutmu itu mustahil, berdoalah kepada Tuhan, jangan seperti Tara yang terwujud keinginannya, namun hanya menggunakan akal sehat manusia (tidak memikirkan resikonya). Tuhan pasti akan menunjukan jalan untuk keinginan/impian kita jika kita berusaha dan percaya pada-Nya

The End.

MM Ngadain Fieldtrip 3 Hari???

MM Ngadain Fieldtrip 3 Hari???

MM ngadain fieldtrip.. tapi 3 hari???? Gimana tuh?.. kamu nanyeaa, ya udh kamu simak aja yeaaa

 

Kegiatan fieldtrip ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi, meningkatkan wawasan peserta didik di lingkungan sosial dan alam, serta praktek dalam membuat artikel. Fieldtrip ini juga dapat menambah pengalaman bagi peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Mulai pada tanggal 9 Januari 2023 sampai dengan tanggal 11 Januari 2023.

 

Pada kegiatan fieldtrip ini kita berkunjung ke 3 tempat. Pada tanggal 9 Januari 2023 kita berkunjung ke Dyriana, Bandeng Juwana Jl. Pamularsih Raya no. 70,Bongsari, kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada hari ke 2 tanggal 10 Januari 2023,kita berkunjung ke SMK St. Fransiskus Jl. Wolter monginsidi no. 22, Pedurungan Tengah, kecamatan Genuk , Kota Semarang, Jawa Tengah. Lalu, pada hari ke 3 , kita berkunjung ke Grand Maerakaca Jl. Yos Sudarso, Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Saya tidak pernah berkunjung ke tempat – tempat ini.

 

Pada hari pertama kita membuat klepon dan dipandu oleh kakak – kakak yang ada di Dyriana. Kita dibantu oleh Kak Wawan, Kak Vanessa, dan Kak Isti. Kita juga melihat proses membuat Bandeng Presto yang dibantu oleh Ibu Yuni, Ibu Eva dan Mbak Sutipah. Di Lokasi ke 2 pada saat membatik kita dibimbing oleh Kak Oliv, Kak Jeanny, Kak Mayrose, Kak Eva, Kak Jessica dan Pak Rubertus. Pada saat membuat hiasan tata busana kita dibimbing oleh Kak Diah, Bu Agnes, Kak Amanda dan Kak Kanaya. Di lokasi terakhir kita dibimbing oleh Kak Nico, Kak Vincent, Kak Yeera, Kak Clara, Kak Elsa, Kak Arga, dan Kak Asti.

 

Pengalaman yang saya dapatkan di lokasi pertama yang saya bisa mengerti cara dan proses pembuatan klepon dari awal hingga akhir. Ini adalah kali pertama saya membuat klepon. Saya juga pertama kali mencoba pada saat makan klepon, saya merasakan bahwa klepon itu tidak ada isinya. Baru waktu itu saya merasakan klepon yang kopong dan hanya memiliki rasa gurih. Di hari pertama saya juga pertama kali melihat proses pembuatan Bandeng Presto dan juga saya dapat mencicipi bandeng presto yang sudah digoreng.

 

Langkah-langkah membuat klepon adalah menyiapkan alat dan bahan. Bahan dasar utamanya adalah tepung ketan. Isi dalam klepon tersebut adalah gula jawa. Itu juga merupakan bahan dasar untuk menciptakan rasa manis klepon. Setelah membuat adonan dari tepung ketan ,masukkan gula jawa dan bentuk menjadi bulat. Lalu, rebus hingga matang dan klepon bisa dinikmati.

 

Cara membuat bandeng presto adalah, tentu saja menyiapkan ikan bandeng, alat, dan bahan lainnya. Pertama belah ikan menjadi 2 , oles bagian dalamnya menggunakan parutan bawang putih. Tata ikan pada panci yang akan digunakan untuk mempresto ikan. Setelah itu lumuri ikan dengan larutan kunyit untuk menambah warna. Setelah ikan masuk, beri jahe pada air presto agar mengurangi bau amis. Presto selama 2-3 jam.

 

Di hari ke-2 saya memiliki pengalaman membatik. Saya sudah pernah membatik sebelumnya pada saat saya kelas 1.Itu adalah kegiatan paling seru pada saat fieldtrip di hari ke-2. Ada teman saya yang kecipratan lilin karena canting yang digunakan tersenggol oleh teman yang lain. Namun, hal itu tidak mengurangi keseruan kita pada saat membatik. Setelah membatik saya berpindah di bagian tata busana. Disin7 kita diajarkan untuk menjahit dan membuat gantungan kunci. Ini adalah pengalaman menjahit paling seru, dimana saya bisa menjahit sambil mengobrol dengan teman – teman.

 

Saat membatik, siapkan lilin, canting, dan juga kain. Beri pola pada kain sesuai yang diinginkan. Setelah itu tebalkan pola menggunakan lilin. Hati -hati ya guys saat menebalkan. Setelah semua selesai, beri warna pada kain yang sudah dibatik. Tunggu hingga kering, dan batik pun jadiii.

 

Pada saat belajar menjahit, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah jarum jahit, benang, kain flanel, dakron (kapas). Pertama masukkan benang kedalam lubang jarum, ini harus sabar banget guys. Lalu, saat jahitan akan habis (tertutup), masukkan dakron secukupnya. Jangan terlalu sedikit, nanti kempes. Tinggal diberi gantungan, DAN JADIKAH GANTUNGAN KUNCIII.

 

Di hari ke-3 saya pertama kali pergi ke Grand Maerakaca, itu adalah pengalaman pertama saya waktu ke tempat itu. Disana kita mempelajari tentang cara membuat roket air, menanam hutan mangrove serta mengenal daerah di Jawa Tengah. Disitu kita juga menaiki kapal , berkeliling di singai yang dikelilingi pohon mangrove. Disini meskipun panas namun tetap saja menyenangkan. Ada juga teman teman yang bermain motor listrik. Hari ke 3 ini adalah hari terseru dan juga terpanas sepanjang pengalaman saya.

 

Pada saat penanaman mangrove, udara sangat panas guys. Sampai kita berbagi payung hahahahaha. Tapi itu tidak mengurangi keseruan kita. Setelah kita mendapatkan bibit mangrove, kita taruh di lubang yang sudah disediakan. Mungkin kedengaranya mudah, tapi ternyata cukup sulit untuk membuka gelas yang sebagai wadah tanah mangrove. Disitu benar benar tidak ada angi  yang lewat, jadi bisa lah ya membayangkan seberapa panasnya disitu.

 

Sebelum menanam mangrove, kita membuat roket air. Kedengaranya sulit tapi ternyata sangat mudah. Kalian cukup menyiapkan 2 buah botol bekas cocacola, kita menggunakan botol bekas soda karena cenderung lebih tebal. Setelah itu potong salah satu botol. Untuk ootongannya kita menggunakan patokan bagian label, jadi potong digaris atas label guys. Setelah itu masukan plastisin pada ujung tutup botol yang telah dipotong tadi. Lalu, rekatkan tutup botol yang ada plastisinya dengan bagian bawah botol yang utuh. Setelah itu kita buat sayap roketnya menggunakan impra board. Potong menjadi segitiga, tempelkan. JADI DEH ROKET AIR, tinggal dilontarkan menggunakan pelontar.

Kesan saya: fieldtrip kali ini sangat lah seru, menambah wawasan, ketrampilan serta menambah pengalaman. 

TERIMAKASIH SUDAH MENYIMAK . gimana… seru ga nih???? Ya suka duka sih ya, tapi bisa tambah pengalaman baru.

Toko Kakek

Toko Kakek

Namaku Indra, aku tinggal bersama orang tuaku di kota Isatnaf. Kakekku yang berada di desa baru saja meninggal dan aku diwarisi toko antiknya. Awalnya aku tidak ingin memiliki toko antik itu, tapi orang tuaku terus menuntutku untuk melanjutkan usaha kakek satu-satunya

 

Dengan berat hati aku pergi ke Desa Nitram dan mengunjungi Toko antik kakekku yang sudah dimilikinya sejak ia masih muda. Toko antik Kakek terletak di tengah desa dan terlihat masih terawat dengan baik. Aku segera masuk dan melihat-lihat isi toko antik milik kakek. Sudah lama aku tidak mengunjungi kakek. Saat mengunjunginya pun aku jarang pergi ke toko antik ini. Aku lebih memilih untuk bermain bersama anak-anak di desa Aku langsung menuju rumah kakek yang berada di belakang toko. Aku langsung menaruh semua barangku dikasur aku pergi ke toko dan duduk di kursi kasir,

 

mata ku mulai terasa berat dan aku pun tertidur, saat sudah bangun ternyata sudah malam aku langsung menuju kerumah kakek dan tidur

 

Saat pagi hari, aku membuka toko kakek setelah menunggu beberapa saat ada orang yang ingin membeli guci. Saat orang itu ingin membayar dia komplain karena ada noda hitam yang cukup besar “Hei mengapa ada noda hitam ini!!??.”tanyanya sambil bernada tinggi. Aku hanya bisa menjawab” Maaf Pak akan segera saya bersihkan.”jawabku sambil ketakutan. Aku segera mencuci guci itu dan membuatkan bapak itu secangkir teh dan saat guci itu sudah bersih aku segera membawakan guci milik bapak itu di atas meja kasir. Aku memanggil bapak itu dan bapak itu langsung membayar guci itu.Setelah kejadian itu beberapa pembeli juga ikut komplain. Dan dengan terpaksa aku bersih – bersih toko kakek.Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama toko kakek menjadi bersih kembali

 

 Tapi setelah aku selesai bersih – bersih waktu sudah malam. Aku segera menutup toko kakek. Aku beristirahat karena aku sudah sangat lelah dan tidak sempat mandi

 

 Saat pagi hari aku membuka toko agak siang karena mandi dahulu. Saat sudah dibuka ada 2 orang pengoleksi barang antik datang kepada ku. Mereka ingin membeli patung antik. Karena aku tidak tahu bahwa kakek memiliki patung antik. Aku menyuruh kedua orang itu untuk menunggu. Saat aku sudah berada di Gudang aku melihat album buku milik kakek

 

 Saat aku membuka buku itu aku tersedot kedalam buku tersebut saat aku sudah mulai sadar aku berada di ruang depan dan album itu hilang dari tanganku. Disana aku melihat nenek sedang bersih – bersih dan aku dan kakek sedang malayani pembeli. Aku mencoba menmanggil kakek dan nenek “KAKEK!!,NENEK!!.”tapi mereka tidak mendengarku ,saat aku mencoba menyentuh kakek tangan ku menembus tubuh kakek. Ternyata aku menjadi seperti hantu aku bisa melihat mereka tapi mereka tidak bisa melihatku disana aku melihat cara kakek melayani pembeli, cara nenek bersih – bersih. Aku banyak mempelajari banyak hal dari mereka. Secara tiba – tiba aku kembali kezaman ku

 

 Aku berada disana kurang lebih selama 2 jam, tapi saat aku melihat jam. Jam di dunia ku tetap sama dan tidak berubah sedikit pun. Aku ingat bahwa ada 2 orang yang mencari patung. Setelah mencari cukup lama akhirnya ketemu. Aku segera membawa patung itu ke meja kasir. Mereka berkata”apakah kamu bisa mengirimnya?.” Aku menjawab “belum bisa.”,mereka berkata”kalau besok ada truk yang saya kirim saja bagaimana?.”aku menawab”bisa.” Setelah melayani mereka aku pennasaran dengan buku album itu tadi

 

Aku membuka album itu kembali dan tersedot kembali. Disana aku melihat kakek sedang memfoto toko dan isi nya. lalu ditempel di album yang membuat ku tersedot lalu kakek berkata kepada nenek “aku ingin mewaris kan toko ku ini pada Indra karena dia perlu belajar mengembangkan toko ini dulu baru boleh membuka usaha sendiri karena aku tidak ingin melihatnya gagal dalam mengembangkan usahanya” nenek menjawab “tapi bagaimana jika Ia malah merugikan toko ini.”kakek pun menjawab “ tidak apa – apa karena dia perlu belajar dari kesalahannya.” Mendengar itu aku menangis karena selama ini kakek mewarisi ku toko bukan untuk melanjutkannya saja tetapi juga untuk belajar

 

Setelah telah itu aku kembali lagi kezaman ku lalu aku langsung bersih – bersih. Saat ditengah – tengah pembersihan ada seorang pemuda yang mengajak ku untuk mencari harta karun di sekitar desa ini

 

Aku ikut berburu harta karun itu karena tidak ada kerjaan di toko selain menjaganya. Pada pagi harinya aku langsung bersiap – siap berangkat untuk berburu harta karun

 

Aku lupa bahwa di hari itu ada truk kiriman 2 orang kemarin saat sedang berburu aku melihat seekor monyet yang merebut handphone ku. Aku langsung menegejar monyet itu dibantu dengan pemuda itu. Kami malah jatuh kejurang kita terus mengejar monyet itu. Sampai akhirnya monyet itu melepaskan handphone ku kita mencari jalan keluar dari jurang itu tetapi tidak ketemu. Kita sudah mulai menyerah sampai aku ingat aku membawa buku album itu dan berharap bisa menemkan jalan keluar. Saat aku membuka album itu teryata jurang itu tidak jauh dari halaman belakang rumah kepala desa. Setelah itu aku menuntun pemuda itu sampai ke halaman belakang rumah kepala desa. Sesampainya di rumah kepala desa

 

Kami langsung melanjutkan perjalanan kami disitu aku teringat bahwa ada truk di toko aku langsung bergegas ketoko. Dan benar didepan toko sudah ada truk aku langsung membuka pintu dan menaruh patung yang mereka pesan di belakang truk. Lalu truk itu pergi dan aku melanjutkan peralanan ku. Setelah sekian lama mencari akhir nya ketemu dan kami sepakat untuk membagi dua hasil dari penjualan harta karun itu

 

 Aku menyuruh pemuda itu saja yang menjual ke kota karena aku harus menjaga toko. Pada pagi harinya pemuda itu pergi kekota untuk menjual harta karun yang kemarin kita temukan

 

 Aku membuka toko seperti biasa, tapi dihari itu berbeda karena pembelinya lebih sedikit dari biasanya. Disana aku mencoba melihat cara kakek membuat toko itu ramai. Setelah ku pelajari dan ku perhatikan cara nya sama seperti yang biasa kulakukan

 

Ternyata kualitas dari barang – barang disana menurun dan harus di ganti yang baru. Aku menutup toko dan pergi kekota di kota ada orang yang mengoleksi barang antik

 

 Disana aku bernegosiasi dan akhirnya aku pulang dengan membawa 11 guci, 2 patung dan 1 lukisan. Aku pergi kekota lain, sampai akhirnya tanpa kusadari aku sudah menutup toko selama 3 hari. Selama 3 hari aku berhasil mendapat kan 36 guci, 15 patung,dan 6 lukisan

 

Saat sampai di toko aku lanngsung merapikan dan menata barang – barang antik yang sudah ku dapat kan, dan barang – barang bekas aku jual dengan harga murah. Keadaan toko mulai normal

 

 Saat malam hari aku pergi kegudang dan menemukan keris yang sepertinya sudah sangat tua. Saat ku bersihkan keris itu menyala terang dan menunjukkan peta yang tidak asing bagi ku. Tempat yang ada di peta tersebut adalah loteng rumah kakek. Saat aku mengeceknya disana terdapat pesan yang di tulis dari kakek”aku ingin mewarisi toko ku kepada cucuku satu – satunya yang ku sayangi, karena agar dia belajar dari toko ini. Agar saat dia ingin membuat usahanya sendiri setidaknya dia sudah belajar dan berusaha.” Setelah membaca pesan itu aku bersemangat dan selalu berdoa agar bisa sukses di masa depan. Keris itu lalu terbang dan menunjukkan aku bahwa di sekitar rumah ini ada peninggalan dari kakek. Karena sebenarnya keris itu juga yang membantu kakek membangun usahanya. Keris itu juga yang membantu kakek di masa sulit. Keris inilah yang menemani perjalanan kakek sampai akhir hayat nya. jadi secara tidak langsung aku sedang berbicara dengan kakek ku dalam wujud keris. Dan secara tidak langsung keris ini yang menjadi pendamping ku sama sepeti kakekku. Aku sudah mulai menyayangi toko ini dan mulai merawatnya dengan baik. Sekarang aku sudah memiliki beberapa perusahaan besar karena belajar dari kakek. Keris ini masih menemaniku sampai sekarang dan aku juga memberi pegawai atau pekerja di toko kakek yang lama

Cermin Ajaib

Cermin Ajaib

Disebuah desa terdapat seorang gadis cantik bernama Laura, dia memiliki ibu tiri bernama Marwah. Pagi itu Laura sedang malas untuk mengerjakan pekerjaan rumah hingga membuat ibunya marah

“sedang apa kamu ?” Tanya ibu

“aku sedang membaca buku.” jawab laura

“ sudah tinggalkan buku itu dan kerjakan perkerjaan rumah laura!” ibu membenytak

“iyaa setelah aku menyeleaikan buku ini aku akan mengerjakan pekerjaan rumah.” jawab laura

Dengan jawaban seperti itu membuat ibunya pun semakin kesal. Laura merupakan gadis cantik dan baik hati namun karena ayahnya menikah lagi dan setelahya meninggal, lalu meninggalkan laura hidup berdua bersama ibu tirinya yang sangat keras membuatnya menjadi gadis yang sedikit pembangkang. Laura juga merupakan gadis kembang desa, kecantikannya sangat terpancar. Itu pula yang membuat gadis lain iri dengan laura. Hingga suatu ketika ada gadis bernama gendis yang sangat iri dengan dia hingga selalu berusaha membuatnya kesal dan terlihat berperilaku buruk di desa. Suatu hari gendis melempar wajah laura dengan lumpur sehingga membuat wajah laura kotor penuh lumpur, lalu laura mencerminkan diri pada cermin kecil yang selalu ia bawa, cermin itu adalah cermin peninggalan ibunya.

“Aduhh kotor sekali ini. “ ucap laura pada cermin

Lalu entah apa yang terjadi cermin itu menjawab pernyataan laura

“Tidak, kamu tetap cantik meskipun kotor laura, kamu tetap menjadi yang tercantik, sebentar lumpur itu akan hilang saat kamu menutup mata kamu.” ucap cermin

Laura enggan percaya dengan ucapan cermin itu namun apa boleh buat akhirnya dia menutup mata dan berharap lumpur itu hilang begitu saja darinya.

Dan benar saat dia membuka mata dan menatap wajahnya dari pantulan cermin dia melihat bahwa benar wajahnya sudah kembali cerah tanpa noda sedikitpun laura heran dan bertanya pada cermin

“ mengapa bisa kamu hilangkan lumpur dari wajahku?” Tanya laura

“aku bisa, karena tugasku menjaga kamu tetap cantik wahai laura.” jawab cermin

Laura masih kebingungan dan heran mengapa bisa sebuah cerminmebhilangkan lumpur yang banyak di wajahnya tanpa air dan lap.

Gendis yang melihat wajah laura bersih kembali bahkan lebih cantik dari sebelumnya makin membuatnya makin membenci laura.

Dengan berbagai macam cara dia lakukan demi membuat wajah laura hancur dan rusak, karena dia berharap dialah yang paling cantik dan dikagumi oleh semua orang didesa. Hingga dia menyusun rencana jahat dengan menjebak laura untuk masuk kehutan dan meninggalkannya.

Namun sebelum itu terjadi gendis akhirnya tau bahwa ternyata laura dilindungi oleh cermin ajaib peninggalan ibunya yang terus menjaga wajah laura tetap cantik. Hingga rencananya berubah menjadi ingin memiliki cermin itu karena menurutnya dengan memiliki cermin itu dia bisa memninta untuk menjadikannya yang tercantik dan membuat laura menjadi buruk rupa.

Dengan segala rencana yang dia susun akhirnya dia mencoba untuk berteman dengan laura untuk mendekati dan agara dapat mencuri cermin itu,

“ hai laura, kamu mau kemana ?, aku minta maaf atas kejadian kemarin ya.“ gendis berusaha melanjcarkan misinya

“oh iya tidak apa-apa, aku mau pergi kewarung disuruh ibu beli sesuatu.” jawab laura

“ mau aku temani saja ?” Tanya gendis

“ apa tidak merpotkanmu gendis?” jawab laura

“ah tidak kok, ayo aku temani, oh iya laura apakah kamu punya cermin?, aku ingin melihat apakah rambutku berantakan atau tidak” Tanya gendis

Dengan polos. Mudahnya laura menyerahkan cermin itu

“ah ada ini.” jawab laura sambil memberikan cerminnya

Lalu gendis menggunakan cermin itu dan segera mengembalikan pada laura dan melihat dimana laura meletakan cermin itu. Setelah dia tau bahwa laura meletakannya di dapal tas yang dia dia bawa gendis menyusun rencana selanjutnya. Selama di perjalanan menuju warung gendis dan laura tidak banyak bicara karena gendis masih berusaha menyusun rencana hingga membuatnya tidak fokus dan akhinya terjatuh karena lubang

“awwww sakittt sekali” teriak gendis

“heii gendis sini aku bantu mengapa kamu bisa terjatuh” ucap lauara sambil mengulurkan tangannya

“ tidak tau tiba-tiba saja aku terjatuh” jawab gendis

Setelah menolong gendis yang terjatuh mereka kembali jalan menuju warung, tak lama kembudian mereka samapi dan luara pun berbelanja banyak sesuai ddengan catatan ibunya, disinilah letak kesempatan gendis untuk mengambil kaca laura dengan menwarkan bantuan.

“ lauara sini aku bawakan belanjaan kamu.” ungkap gendis

“tidak usah, kamu kan habis jatuh, ini semua berat.” jawab laura

“hemm, bagaimana aku bisa membantumu kalau begitu.” jawab gendis

“ bawakan saja tas ku itu gendis.” jawab laura

Dengan senang dan cepat gendis mengambil tas itu dan membawanya, akhirnya mereka kembali berjalan menuju rumah lauara, selama diperjalanan tangan gnedis tak henti-hentinya berusaha mengambil cermin itu dan akhirnya berhasil dan dia pindahkan di tasnya. Sesampainya dirumah laurapun belum menyadari bahwa cerminnya hilang. Gendis yang sudah berhasil mendapatkan cermin itu bergegas pulang karena ingin tau bagaimana cara menggunakan cermin itu.

Sesampainya dirumah gendis mengeluarkan cermon itu dan menngunakannya

“hai cermin, siapkah yang paling cantik di desa ini?” ucap gendis

Namun cermin itu tidak menjawab pertanyaan gendis, gendis kesal dan melempar cermin itu asal. Gendis mengambil cermin itu kembali arena dia masih sangat penasaran.

“ cermin ajaib siapakah yang paling cantik didesa ini?” Tanya gendis

“ laura yang paling cantik.” jawab cermin

“bisakah kamu membuat laura buruk rupa agar aku menjadi yang tercantik ?”

“bisa, tutuplah matamu” jawab cermin

Dengan senang gendis menutup mata karena berharap cermin itu membuatnya cantik sempurna namun setelah membuka mata gendis terkejut dan menangis karena sekarang ini wajahnya terdapat bercak – bercak merah yang banyak hingga membutnya buruk rupa. Lalu ia lari kerumah laura dan menangis menyuruh lauara membantunya.

“ lauara tolonglah aku” ucap gendis

“apa yang terjadi dengan wajahmu gendis?” Tanya laura

“ entah aku tidak tau tiba-tiba begini” ucap gendis

“ tidak mungkin tiba- tiba bengini gendis, coba bicaralah yaang sebenarnya, ceritakan semuanya dari awal kenapa bisa begini?” Tanya laura

“iya jadi begini laura, aku sangat iri dengan kecantikanmu, aku tau kamu ditolong oleh cermin ajaib peninggalan ibu mu, lalu aku curi cermin itu dengan harapan aku bisa cantik melebihi kamu.” jawab gendis

“ lalu apa yang kamu katakana pada cermin itu ?” Tanya laura

“ aku Tanya siapa yang paling cantik di desa ini, lalu cermin itu menjawab laura, lalu aku kesal dan melemparnya.” jawan gendis

“ tidak mungkin hanya karena kamu melempar cermin itu lalu wajahmu berubah seperti ini gendis.” jawab laura

“ iya laura tidak karena itu, setelah itu aku ambil kembali dan aku bertanya apakah bisa kamu membutkan lebih cantik dari laura dan membuatnya buruk rupa.” jawab gendis

“ aku minta maaf laura, karena aku telah berusaha membuatmu jelek.” gendis menangis

“gendis, ceriman itu memang ajaib namun bukan untuk menyakiti sesorang, cermin itu memang membantu dan menjagaku, tapi tidak pernah aku gunakan untuk menyakiti siapapun, karena cermin itu tidak dapat digunakan untuk itu, cermin itu bahkan akan membalikan apa yang kita inta jika yang kita minta itu adalah hal-hal yang akan melukai orang lain.” jawan laura

“lalu aku harus bagaimna laura, aku bingung, aku tidak mau seperti ini” jawab gendis

Laura pun bingung harus melakukan apa, karena sebelumnya dia sendiri tidak pernah melakukan itu. Lalu laura teringat bahwa cermin itu selalu membantu menyembuhkan luka wajahnya, membersihkan wajahnya dari kotoran, membeuat wajahnya menjadi cerah, itu berarti cermin itu pula dapat membantu gendis menyembuhkan wajahnya.

Laura akhirnya meminta cermin itu pada gendis

“ gendis, sekarang dimana cerminnya?” Tanya laura

“ ini cerminnya.” gendis menyerahkan cermin itu

Lalu laura mengambil cermin itu dan dia bercermin lalu cermin itu berkata

“ ada apa laura ?” Tanya cermin itu

“ hai cermin ajaib, mengapa kamu membuat wajah gendis menjadi seperti itu” Tanya lauara pada cermin

“ maaf laura, tapi gendis sendiri yang menginginkannya, dia ingin membuatmu seperti itu tapi itu tidak bisa aku lakukan maka aku kembalikan pada dia yang meminta.” jawab cermin

“ lalu apa kamu bisa membantunya menghilangkan itu dari wajahnya?” Tanya laura pada cermin

“ maaf laura aku tidak bisa menghilangkan apa yang sudah aku ciptakan, dan itu pula permintaan dia maka dia harus menerimanya.” jawab cermin

“ apa kamu tidak kasihan melihat gendis wahai cermin?” jawab laura

“aku kasihan, tapi aku tidak bisa menghilangkannya.” jawab cermin

Laura mulai bingung harus bagaimana membantu gendis, karena sejahat-jahatnya gendis selama ini pada dia gendis tetaplah temannya meninggat didesaanya hanya ada 2 gadis yakni dia dan gendis, sehingga laura tidak mau gendis malu dengan wajahnya itu. Lauara masih berusaha menanyakan pada cermin

“ cermin ajaib, lalu apa yang harus dilakukan gendis agar wajahnya kembali normal?” Tanya laura

“ yang harsu dilakukan gendis adalah berbuat baik kepada siapapun tanpa pandang bulu, itu akan memperbaiki wajahnya sedikit demi sedikit, semakin dia banyak berbuat baik maka semakin cepat wajahnya kembali membaik” jawab cermin

“ gendis, kamu sudah dengar apa yang cermin ini katakan ?” Tanya laura pada gendis

“ sudah lauara, aku sudah mendengarnya” jawab gendis

“ kalau kamu sudah mendengarnya berarti kamu tau apa yang harus kamu lakukan kan untun mengembalikan wajah kamu itu “ jawan laura

“ sudah laura, tapi aku takut jika warga tidak mau menerima kebaikan dan niat membantuku.” jawab gendis

“ tenang gendis, aku akan berusaha membantu kamu, jamu jangan khawatir dan takut.” jawab lauara

Sejak hari itu gendis selalu berusaha berbuat bagi pada siapun dengan bantuan lauara gendis mulai membantu warga yang kesulitan, dan dengan begitu wajah gendis sedikit demi sedikit membaik seperti sedia kala, dari kejadian ini pula membuat gendis dan laura akhirnya bersahabat baik. Cermin ajaib itu tetap selalu membantu laura sehingga laura tetap cantik dan menawan.