AI dalam Kehidupan Sehari-hari

AI dalam Kehidupan Sehari-hari

AI (Artificial Itellegence) atau kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang fokus pada pengembangan teknologi dan algoritma yang dapat membuat sistem komputer. AI kini digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari belajar, aplikasi sehari-hari hingga inovasi di sektor medis, dan keuangan. AI menawarkan potensi besar untuk meningkatkan produktivitas, namun juga menimbulkan tantangan terkait etika, privasi, dan pengaruhnya terhadap pekerjaan manusia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana AI memengaruhi kehidupan sehari-hari, serta tantangan dan peluang yang dihadapinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh penggunaan AI antara lain adalah asisten pribadi digital, kendaraan otonom, rekomendasi produk, chatbot, dan diagnosis kesehatan.

Contoh paling umum dari penggunaan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari adalah asisten pribadi digital seperti Siri, Google Assistant, dan Alexa. Mereka menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami (natural Language Processing) untuk menjawab pertanyaan pengguna dan mengeksekusi perintah. (Informatika Teknokrat, 2024).

Di bidang pendidikan, AI menghadirkan berbagai inovasi yang membantu meningkatkan proses belajar mengajar. Platform pembelajaran berbasis AI dapat menyesuaikan materi ajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Dengan menggunakan data analitik, AI dapat memberikan umpan balik yang lebih tepat dan membantu guru dalam merancang strategi pengajaran yang lebih efektif. AI juga memungkinkan penggunaan tutor virtual dan aplikasi belajar bahasa yang mendukung siswa dengan berbagai keterampilan dan kebutuhan. Teknologi ini tidak hanya membuat pendidikan lebih inklusif tetapi juga lebih efisien dan terjangkau. (Achyar, 2024).

Pada dasarnya, Chatbot merupakan contoh teknologi Al yang cerdas dalam meningkatkan hubungan perusahaan dengan pelanggan. Selain mampu memberikan solusi kepada pengguna lebih cepat selama 24 jam, fitur tersebut juga memungkinkan bisnis untuk membagikan katalog atau pesan blast yang berisikan promosi produk. (Primakara, 2024).

Menurut H. A. Simon (1987), “Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas.”

Menurut Rich and Knight (1991), “Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia. Dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan buatan menyangkut studi proses berpikir manusia dan berhubungan dengan merepresentasikan proses berpikir tersebut melalui mesin.” 

AI dapat membantu banyak sekali kehidupan manusia seperti membantu belajar, asisten digital, di bidang medis, ChatBot dan masih banyak lainnya.

Daftar pustaka:

Teknokrat, Informatika. 2024. Penggunaan Teknologi Artificial Intellegence dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses melalui: https://informatika.teknokrat.ac.id/penggunaan-teknologi-artificial-intelligence-di-kehidupan-sehari-hari/ pada 26 November, 2024.

Primakara university. 2024. 12 Contoh Teknologi AI Yang Umum Digunakan Sehari-hari. Diakses melalui: https://primakara.ac.id/blog/info-teknologi/contoh-teknologi-AI pada https://primakara.ac.id/blog/info-teknologi/contoh-teknologi-AI pada 26 November 2024.

Achyar, T Iqval. 2024. Dampak AI dalam Kehidupan Sehari-hari. Diakses melalui: https://www.rri.co.id/lain-lain/980408/dampak-teknologi-ai-dalam-kehidupan-sehari-hari pada 26 November 2024.

Bapenda Jabar. 2016. Kecerdasan Buatan dan Efektivitas Kerja. Diakses melalui: https://bapenda.jabarprov.go.id/2016/04/21/kecerdasan-buatan-dan-efektifitas-kerja/#:~:text=Menurut%20H.%20A.,dalam%20pandangan%20manusia%20adalah%2D%20cerdas pada 26 November 2024.

FOMO dan JOMO: Apa Penyebabnya?

FOMO dan JOMO: Apa Penyebabnya?

Perilaku FOMO ataupun JOMO pasti sering sekali kita jumpai. FOMO yang merupakan singkatan Fear of Missing Out mengacu pada suatu kondisi mental di mana seseorang terlalu terobsesi pada objek yang sedang berada di puncak trend. Sedangkan, JOMO yang adalah singkatan dari Joy of Missing Out adalah suatu kondisi mental di mana seseorang malah merasa senang dan damai ketika ia tidak memedulikan trend yang sedang ramai di khalayak umum. Kedua perilaku ini diyakini sebagai dua kondisi mental yang sangat berbeda, bahkan saling berlawanan. Perilaku FOMO dianggap sebagai perilaku yang merugikan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Namun, keduanya pasti tetap memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan perlu berdampingan dengan seimbang.

Dilansir dari halodoc.com, perilaku FOMO “Terjadi ketika seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang terjadi di sekitarnya.” “FOMO tidak hanya terbatas pada kehidupan sosial secara langsung, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan hobi. Orang yang FOMO akan terus-menerus merasa perlu terlibat dalam segala hal agar tidak kehilangan momen atau peluang penting,” tambah artikel tersebut. Sedangkan, Puji (2024) mengatakan bahwa Joy of Missing Out (JOMO) “Didefinisikan sebagai perasaan puas pada diri sendiri dan hal-hal yang disukai sehingga Anda tidak merasa butuh mengetahui atau mengikuti hal-hal yang sedang ramai dibicarakan.” JOMO memang bisa memberikan dampak baik bagi kesehatan mental seseorang, tidak seperti FOMO yang dapat memberikan efek negatif. Kebiasaan ini tentunya menjadi solusi dari masalah FOMO yang kerap dirasakan masyarakat saat ini (Jamil, 2023).

Menurut halodoc.com, penyebab dari fenomena perilaku FOMO ini adalah menggunakan media sosial secara berlebihan, takut ditolak dan dikucilkan, terlalu berkomitmen, serta merasa tidak puas. Sedangkan, dampak dari fenomena ini antara lain stres dan kecemasan, tidak fokus dan produktif, tidak memiliki hubungan sosial yang dalam, serta gangguan tidur. Salim (2024) dalam artikelnya juga mengatakan “FOMO dapat mendorong perilaku konsumtif, membuat orang menghabiskan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak mereka butuhkan atau mampu.” Sebenarnya, FOMO juga memiliki beberapa dampak positif, seperti dapat menjadi dorongan positif untuk mencoba hal-hal baru dan keluar dari zona nyaman dan cenderung berkepribadian ekstrover, yang menyukai kegiatan sosial dan bersosialisasi (Gabriela, 2024). Namun, terlalu sering mengalami FOMO juga tidak baik bagi kesehatan mental, sehingga kita perlu untuk memperbanyak perilaku JOMO. Gabriela (2024) juga menyebutkan cara-cara untuk mengubah perilaku FOMO menjadi JOMO, antara lain dengan mengurangi waktu di media sosial, menetapkan batasan, dan belajar mengatakan tidak.

Lantas, dari kedua fenomena ini, manakah yang lebih baik atau positif? Kedua perilaku yang telah dibahas di atas ternyata memiliki poin plus dan minus masing-masing. Jadi, kita perlu untuk menyeimbangkan antara perilaku FOMO dan JOMO dalam hidup kita. Perilaku mana yang harus kita terapkan sangat bergantung pada situasi dan kondisi saat itu, maka kita harus bijak dalam membaca situasi dan kondisi agar tahu perilaku mana yang lebih baik kita terapkan.

Daftar Pustaka:

Gabriela, Michelle. 2024. Apa Itu JOMO, Fenomena Penanding FOMO. Diakses melalui https://www.tempo.co/gaya-hidup/apa-itu-jomo-fenomena-penanding-fomo-1164784 pada 21 November 2024.

Halodoc. 2024. Apa Itu Fomo? Ini Pengertian, Gejala, dan Dampaknya. Diakses melalui https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya?srsltid=AfmBOoo5Alu2WX15TurqiKxR79FNjquHtKEhCLbj2H3xzcHLU3o4-xZi pada 21 November 2024.

Jamil, Hanan. 2024. Ini Manfaat JOMO atau Joy of Missing Out, Solusi bagi yang Mudah FOMO. Diakses melalui https://www.detik.com/jogja/berita/d-7503059/ini-manfaat-jomo-atau-joy-of-missing-out-solusi-bagi-yang-mudah-fomo pada 21 November 2024

Puji, Aprinda. 2024. Apa itu JoMO atau Joy of Missing Out? Diakses melalui https://hellosehat.com/mental/apa-itu-jomo/ pada 21 November 2024.

Salim, Mabruri Pudyas. 2024. FOMO Adalah Fear of Missing Out, Ketahui Dampak Buruk dan Cara Mengatasinya. Diakses melalui https://www.liputan6.com/hot/read/5725035/fomo-adalah-fear-of-missing-out-ketahui-dampak-buruk-dan-cara-mengatasinya?page=4 pada 21 November 2024.

 

 

Otak Kanan dan Otak Kiri: Apa Bedanya?

Otak Kanan dan Otak Kiri: Apa Bedanya?

Manusia tentunya tidak bisa hidup tanpa otak. Otak merupakan organ vital yang sangat penting bagi kita karena memiliki peran yang krusial bagi tubuh. Tugas otak yang paling umum adalah untuk berpikir dan mengendalikan tubuh. Selain itu, kita memiliki otak kanan dan otak kiri yang masing-masing memiliki tugas berbeda. Dalam artikel ini, kita akan mengenali otak kanan dan kiri lebih lanjut.

Ditinjau oleh Makarim (2023), “Otak kanan lebih baik dalam menjalankan tugas-tugas ekspresif dan kreatif. Beberapa kemampuan otak kanan adalah: Mengenali wajah, mengekspresikan emosi, membuat musik, membaca emosi, mengidentifikasi warna, menjadi intuitif, dan kreatif. Orang yang kerap disebut memiliki otak kanan yang lebih dominan adalah mereka yang biasanya lebih emosional, intuitif, dan kreatif. Mereka lebih banyak berhasil dalam karier yang melibatkan ekspresi kreatif dan pemikiran bebas, seperti menjadi seniman, psikolog, atau penulis.” Sedangkan “Otak kiri bekerja dalam tugas-tugas yang melibatkan logika, bahasa, dan pemikiran analitis. Otak kiri terbaik ketika mengerjakan hal-hal berikut: Pemahaman bahasa, penggunaan logika, berpikir kritis, analisis angka, dan pemikiran mendalam. Orang-orang yang memiliki otak kiri yang lebih dominan biasanya digambarkan sebagai mereka yang berpikir logis, analitis, dan teratur. Oleh karena itu, mereka yang bekerja dengan otak kiri kerap terasosiasi dengan mereka yang berkarier di bidang matematika, akuntan, ilmuwan, atau pemrogram komputer.” Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa otak kanan bekerja di bidang kreatifitas dan ekspresi. Sedangkan otak kiri bekerja di bidang logika dan analisa.

Apakah kalian merasa memiliki bagian otak yang lebih dominan? Anggraini (2022) menyatakan, bahwa otak kanan dan otak kiri memiliki fungsinya masing-masing, akan tetapi dalam penggunaannya tidak ada sisi otak yang lebih mendominasi dari sisi lainnya. Ditinjau oleh Makarim (2022), studi dari University of Utah mengatakan, seseorang tidak memiliki otak kiri atau otak kanan yang lebih kuat atau dominan. Hasil penelitian ahli di University of Utah tidak menemukan bukti-bukti teori dominan otak kiri atau otak kanan. Dengan kata lain, kedua sisi otak saling berkomunikasi dan terhubung dan bagian otak punya fungsinya masing-masing.

Otak kanan dan otak kiri memiliki tugas dan peran yang berbeda pada tubuh kita. Yaitu otak kanan untuk hal kreativitas dan imajinatif dan otak kiri untuk hal logika dan perhitungan. Namun, tidak ada otak yang mendominasi otak lainnya dikarenakan kedua bagian saling melengkapi dalam menyelesaikan suatu masalah. Jadi, jangan bingung memikirkan otak mana yang paling dominan.

 

Daftar Pustaka:

Jauhara, Fatin Nur. 2022. Serba-Serbi Otak Kanan dan Otak Kiri yang Perlu Kamu Tahu. Diakses melalui https://www.klikdokter.com/info-sehat/saraf/fungsi-otak-kanan-dan-otak-kiri-yang-perlu-diketahui pada 26 November, 2024.

Makarim, Fadhli Rizal. 2023. Ternyata Ini Beda Otak Kanan dan Kiri yang Perlu Diketahui. Diakses melalui https://www.halodoc.com/artikel/ternyata-ini-beda-otak-kanan-dan-kiri-yang-perlu-diketahui?srsltid=AfmBOor_6LshfiaJizvq8ehN3kzBGiidYk2-5H64uhJ2ntgxBY_iuwEr pada 26 November, 2024.

Makarim, Fadhli Rizal. 2022. Yakin Otak Kiri Lebih Dominan atau Sebaliknya? Ini Kata Sains. Diakses melalui https://www.halodoc.com/artikel/yakin-otak-kiri-lebih-dominan-atau-sebaliknya-ini-kata-sains pada 26 November, 2024.

Kualitas Tidur Dalam Konsentrasi Belajar

Kualitas Tidur Dalam Konsentrasi Belajar

 

Hubungan Tidur Malam dengan Kualitas Belajar pada Siswa

Yang melatar belakangi pembuatan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi tidur malam dengan kualitas belajar pada siswa.

Seperti yang kita tahu bahwa tidur merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Dengan kualitas tidur yang baik maka akan berdampak terhadap kemampuan dalam beraktifitas, sebaliknya jika kita tidak memiliki kualitas tidur yang baik maka akan mengakibatkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi belajar merupakan masalah bagi kalangan pelajar, yang menunjukkan kedaan mengantuk saat belajar, kurang antusias atau kurang perhatian.

Artikel ilmiah ini memberikan himabuan untuk memastikan kebiasaan tidur yang baik dan sehat bagi siswa guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: tidur malam, kualitas belajar, prestasi belajar, durasi tidur, siswa.

Tidur merupakan kebutuhan setiap orang yang dibutuhkan oleh tubuh. Tidur sendiri memiliki peranan penting bagi otak. Pada saat seseorang tidur, selama tidur tersebut otak bekerja untuk memulihkan kembali sistem kerja otak, tidur juga dapat dapat memulihkan kembali memori memori dan memperkuat informasi yang telah dipelajari atau yang telah ada sehingga otak dapat berfungsi kembali secara efektif. Pada remaja usia 12-18 tahun membutuhkan waktu untuk tidur selama 8-9 jam setiap hari dan untuk dewasa membutuhkan waktu untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari.

Kebutuhan tidur pada setiap orang memiliki kebutuhan tidur dan pola tidur yang berbeda- beda. Pada remaja memiliki kebutuhan tidur yang sangat berbeda dibandingkan dengan usia lainnya, hal ini disebabkan pada masa pubertas remaja mengalami sejumlah perubahan yang seringkali mengurangi waktu tidur. Akibat dari kurangnya tidur dapat menurunkan tingkat konsentrasi seseorang dan tingkat emosionalnya tidak dapat terkontrol dengan baik sehingga mudah marah dan susah untuk mengambil serta membuat keputusan.

Tidur juga dapat memengaruhi produktivitas dan aktivitas. Menurunnya kemampuan seseorang untuk berpikir dan sulit untuk berkonsentrasi bisa disebabkan oleh kurangnya tidur. Pada saat tidur otak bekerja untuk membersihkan toksin yang dihasilkan otak untuk berfikir selama seharian bekerja, sehingga tidur yang cukup dan kualitas tidur yang baik dapat menyegarkan kembali sistem kerja otak.

Tidur seringkali dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif dan membuang-buang waktu. Padahal jika dalam porsi yang cukup, tidur dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Sebagian besar anak remaja seringkali mengabaikan pentingnya durasi tidur malam. Mereka sering tidur larut malam karena mengerjakan tugas ataupun karena terlalu asik bermain game sampai lupa waktu.

Tidur yang buruk akan berdampak pada kemampuan kita dalam beraktifitas sehari-hari. Selain itu tidur juga dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan menurunkan daya ingat atau konsentrasi seseorang baik dalam hal belajar atau mengingat sesuatu, sehingga untuk mendapatkan konsentrasi yang baik harus memperhatikan pola tidur dan kualitas tidur supaya dapat berkonsentrasi dengan baik.

Akibat dari kurangnya jam tidur malam, pada saat proses pembelajaran di kelas sering mengantuk sehingga konsentrasinya berkurang, selain itu siswa kurang mengerti apa yang sudah dijelaskan, siswa masih bingung ketika ditanya oleh guru tentang materi apa yang dijelaskan, siswa masih banyak bertanya ketika disuruh mengerjakan soal, sehingga guru yang mengajar harus menjelaskan kembali materi apa yang sudah diberikan.

Siswa yang tidur dengan kualitas baik (yaitu tidur tanpa gangguan) juga menunjukkan konsentrasi yang lebih baik saat belajar. Sebaliknya, siswa yang tidur kurang dari 6 jam cenderung lebih sering mengeluhkan rasa lelah dan kurang fokus saat mengikuti pelajaran.

Durasi tidur malam memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan agar siswa memperhatikan kebiasaan tidur mereka untuk mendukung peningkatan prestasi akademik. Selain itu, orang tua dan guru diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya tidur yang cukup dalam mendukung proses belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA:

Kemenkes. Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan oleh Tubuh. Diakses melalui:

pada 24 November 2024

Kompasiana. Hubungan Kurang Tidur terhadap Prestasi Akademik, Mahasiswa Wajib Tahu. Diakses melalui:

pada 24 November 2024

Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VII dan VIII. Diakses melalui :

pada 24 November 2024.

Komunikasi Jitu: Membuka Pintu Kesuksesan Anak di Sekolah Baru

Komunikasi Jitu: Membuka Pintu Kesuksesan Anak di Sekolah Baru

Semarang, 24 Mei 2024 – Menentukan kesuksesan anak dalam dunia pendidikan bukanlah tugas yang mudah. Namun, kunci utamanya terletak pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang baik. Dalam seminar bertajuk “Komunikasi Jitu: Membuka Pintu Kesuksesan Anak di Sekolah Baru,” para orang tua diajak untuk memahami betapa pentingnya peran mereka dalam membantu anak-anak mengembangkan kedua kecerdasan tersebut.

Menurut Dr. Christin Wibhowo, M.Psi, Psikolog. tanggung jawab utama untuk mendongkrak kecerdasan intra dan interpersonal anak berada di tangan orang tua. “Orang tua harus bahagia dan mampu melaksanakan komunikasi yang baik dengan anak,” tegas Dr. Christine, salah satu pembicara dalam acara tersebut.

Acara dibuka dengan sesi ice-breaking yang menekankan pada fokus, kesiapan, dan tindakan. Dr. Christin kemudian menjelaskan konsep komunikasi yang efektif sebagai pesan yang dapat dipahami antara dua orang atau lebih. “Jika anak tidak memahami pesan kita, itu berarti komunikasi belum terjadi,” ujarnya.

Sebagai contoh komunikasi, Dr. Christin menyoroti percakapan sehari-hari seperti ketika anak bertanya, “Aku boleh pacaran gak, Mi?” Ia memberikan tiga definisi tentang pertemanan yang bisa diberikan oleh orang tua, salah satunya adalah “warna-warni” yang berarti anak boleh berteman dengan banyak orang. Hal ini menegaskan bahwa komunikasi harus jelas dan tepat sasaran.

Dalam tahap perkembangan anak, peran orang tua berubah. “Jika anak kita di SMP, posisi orang tua harus seperti teman sejajar. Beda dengan ketika anak masih SD, di mana kita berada di depan untuk membimbing. Ketika anak siap mandiri, kita dorong keinginannya dari belakang,” jelas Dr. Christin. Namun, ia mengingatkan bahwa banyak orang tua yang justru terbalik dalam peran ini, seperti dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler.

Selain itu, Dr. Christin menekankan pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak terutama di usia SD ke bawah. “Ayah-ayah, jangan lukai hati anakmu. Kehadiran dan peran ayah sangat penting di usia dini.”

Pertengkaran antara suami istri di depan anak juga dibahas dalam seminar ini. “Boleh bertengkar di depan anak-anak, tapi dengan syarat sudah selesai dengan masalah finansial, seksual, dan spiritual. Pertengkaran yang sehat bisa mengajarkan anak tentang dinamika dan resolusi konflik.”

Anak-anak juga belajar dari perilaku orang tua dalam menggunakan teknologi seperti handphone. Orang tua harus selalu update dan upgrade pengetahuan mereka agar bisa memberikan contoh yang baik.

Lingkungan sekolah yang tepat juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak remaja. Orang tua harus memilih sekolah yang tepat dan mendorong anak untuk memiliki teman-teman yang baik serta mengikuti kegiatan yang sesuai.

Seminar parenting ini juga membahas bagaimana menghadapi bullying dengan sikap yang asertif. “Jangan pasif, jangan agresif, tapi asertif. Ajarkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan tepat,” ujar Dr. Christin. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk bullying.

Menutup sesi, Dr. Christin menekankan bahwa solusi bagi masalah anak bukan berarti menyelesaikan masalah tersebut untuk anak, tetapi membantu anak menemukan solusinya sendiri. “Ketika kita mau memperhatikan anak, kita harus memberikan hati kita. Kebersamaan yang berkualitas sangat penting agar anak mau terbuka dan kita bisa mendampingi mereka dengan baik.”

Seminar parenting ini menjadi pengingat pentingnya peran komunikasi dalam membentuk kesuksesan anak di sekolah baru. Orang tua diharapkan untuk terus mendukung dan mendampingi anak-anak mereka dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

 
Workshop Pembelajaran Menyenangkan

Workshop Pembelajaran Menyenangkan

Komunitas Belajar Marsudirini di Kompleks Bangkong mengadakan workshop pembelajaran menyenangkan hari ini, dihadiri oleh guru-guru SMP Maria Mediatrix. Narasumber utama, Bapak Slamet Hari Pambudi, seorang Guru Inovatif tingkat Nasional 2023, mengajukan pertanyaan reflektif kepada para guru untuk mengeksplorasi perasaan mereka. Workshop menekankan konsep “Student Wellbeing,” dengan menggarisbawahi pentingnya kebahagiaan guru sebagai fondasi utama dalam pembelajaran. Peserta diajak untuk menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi, mendidik, dan menghibur siswa.

Strategi untuk meningkatkan “Student Wellbeing” dibahas, termasuk eksplorasi kegiatan di luar kelas dan integrasi permainan dalam pembelajaran. Bapak Slamet menekankan perlunya menciptakan lingkungan kelas yang menarik melalui desain ruang belajar, penggunaan teknologi, dan atmosfer positif. Workshop mencakup strategi pembelajaran menyenangkan, mendorong pemilihan materi menarik, partisipasi aktif siswa, dan variasi metode pembelajaran.

Studi kasus tentang inisiatif pembelajaran sukses dan proyek kolaboratif di luar ruangan memberikan inspirasi bagi peserta. Tantangan dalam menerapkan pembelajaran menyenangkan diatasi dengan persiapan kurikulum, retensi informasi, dan penyesuaian materi. Evaluasi dilakukan melalui refleksi dan umpan balik, sementara puncak acara melibatkan peserta dalam praktik membuat “Lesson Plan” melalui metode gallery walk. Keseluruhannya, workshop ini memberikan wawasan mendalam bagi para guru dalam menerapkan pembelajaran menyenangkan di konteks pendidikan modern.