
Renungan
🙂
🙂
“Ahhh. Hari Jumat. Akhirnya setelah menunggu hari-hari, akhirnya ada robotik. Hari Jumat adalah hari yang selalu kutunggu-tunggu.”
Halo! Nama saya Pierre. Saya suka hari Jumat, walaupun ada “Jumat sehat” yang bikin aku hampir “mati” karena saya jujur, hampir tak punya teman. Tapi untunglah hanya sekali seminggu. Anyways, saya selalu menunggu hari Jumat karena ada robotik yang dimana, itu pelajaran (paling) favorit saya. Walaupun terkadang saya harus merakit, masang kabel, risiko kesetrum, that’s okay. “Yang penting ada coding nya.” Nah setelah saya ikut ekstra robotik, ternyata robot itu buatnya tidak segampang yang kalian bayangkan. Kita harus bikin kodenya, masang kabel yang bisa jadi rumit, ngafalin rumus-rumusnya, semua itu agar robot bisa berjalan sesuai harapan. Tapi, kali ini, saya mau membahas tentang coding.Â
Coding adalah komunikasi yang dilakukan seorang programmer kepada komputer. Jadi, coding juga berarti memberi instruksi kepada komputer. Di programming, ada sebutan namanya script. Miripnya, skrip yang ada di drama. Di drama kan menggunakan skrip untuk memberitahukan alur-alur dan peran yang akan diceritakan. Sama seperti skrip, script juga hampir mirip artinya, yaitu memberitahukan aksi-aksi yang akan komputer lakukan. Sebelum mau menulis script, kamu harus tentukan bahasa pemrogramannya.
Ada banyak sekali bahasa pemrograman. Contohnya C, C++, Python, (aku serius ada yang namanya C) dan masih banyak lagi. Tapi yang paling populer adalah html/CSS. Keduanya adalah bahasa pemrograman web (Itu agak beda lagi). Tapi intimya, bahasa pemrograman adalah komunikasi programmer kepada komputer. Siap untuk programming? Jika siap, saya akan memperkenalkan sebuah bahasa yang paling mudah, yaitu Scratch.Â
Scratch adalah bahasa pemrograman yang paling mudah dipelajari, karena hanya menggunakan visual, bukan teks. Scratch juga cocok untuk kalian yang mau belajar bahasa pemrograman. Disini kalian bisa membuat game, alat, cerita, video, dan masih banyak lagi. Kalau mau, tinggal ke alamat:Â scratch.mit.edu.Â
Sepertinya saya ngomong terlalu panjang deh, kalau begitu, Sampai jumpa lagi di literasi berikutnya, dan mohon maaf jika saya tidak bisa menulis post ini dengan baik. Cukup sekian dan terimakasih.
Menjumpai teman sambil salam
Sambil memberi dia ceri
Ayo mencintai alam
Agar lingkungan tetap asri
Halo! Perkenalkan nama saya adalah Pierre. Hari ini saya akan menuliskan beberapa pengalaman saya ketika sedang melakukan field trip. Tapi sebelum itu, saya mau menjelaskan mengapa kita semua melakukan field trip.
Field trip menurut KBBI (field trip artinya karyawisata) adalah kunjungan ke suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang. Kita semua melakukan field trip agar bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan (seperti yang di jelaskan di atas) .
Di field trip kali ini, kita akan pergi ke Bandeng Juwana & Dyriana. Bandeng Juwana & Dyriana bertempat di Jalan Raya Pamularsih no. 70 Semarang. Lalu kita memasuki ruang pertemuan, dan disitulah tempat kita mengadakan field trip.
Nah, jadi untuk kegiatan field trip pertama ini, kita disuruh membuat klepon. Siapa yang tidak pernah mendengar klepon? Klepon adalah makanan jajanan pasar yang dibuat dari tepung pulut (tepung pulut adalah tepung ketan) yang dibulatkan, lalu diberikan sedikit gula jawa, dan di gulingkan di parutan kelapa.
Nah, jadi apakah anda penasaran bagaimana cara membuat klepon seperti itu? Mari simak teks pembuatan klepon ini
Cara membuat klepon ialah: Pertama, kita siapkan bahan-bahan sebagai berikut: 300 gram tepung ketan, 1 ½ sdm air daun pandan suji, 1 sdt air kapur sirih, ½ sdt garam, 200 ml air matang, 200 gram kelapa parut kasar, kukus.
Kedua, kita Campurkan tepung ketan dengan air daun pandan, kapur sirih, dan garam, aduk rata.
Ketiga, Tambahkan air sedikit-sedikit hingga adonan bisa dipulung. Diamkan selama 10 menit.
Keempat, Ambil sejumput adonan, pipihkan, beri gula merah serut, bulatkan dan rapatkan.
Kelima, Rebus air dalam panci hingga mendidih. Setelah itu, masukkan bola ketan, masak hingga bola-bola klepon mengapung. Angkat dan tiriskan.
Keenam, Gulingkan bola ketan dalam kelapa parut. Sajikan dalam takir mini atau sudi dari daun pisang. Nikmati klepon ketan isi gula merah yang kenyal ini.
Nah, itu dia cara membuat klepon. Sekarang kita akan menunjukan cara membuat bandeng presto.
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bandeng presto memiliki duri yang lunak. Tetapi, mengapa bandeng presto bisa memiliki duri yang lunak ya?
Ternyata, alasan dari bandeng presto bisa memiliki duri lunak karena melalui proses presto. Presto secara harfiah memiliki arti teknik memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi.
Nah, sekarang saya ingin menjelaskan cara membuat bandeng presto.
Pertama-tama, kita belah bandeng menjadi 2, lalu oleskan bumbu.
Kedua, tutup ikan bandeng dan oleskan pewarna menggunakan bumbu kuning.
Ketiga, Lakukan hal tersebut sampai 1 lapisan penuh dan tutupkan menggunakah pelat besi yang ada lubang.
Keempat, lakukan hal hal tersebut hingga panci prestonya penuh.
Kelima, masaklah.
Jadi deh, bandeng prestonya.
Nah, sekarang saya mau sharing pengalamanku sekarang, yaitu naik lift (sendirian). Hanya itu saja.
Nah, sekarang kita sudah di hari kedua; kita pergi ke SMK Santo Fransiskus saat tanggal 10 Januari 2023. SMK Santo Fransiskus bertempat di Jl. Wolter Mongonsidi no. 22. Kita disana mau melakukan field trip, tetapi karena saya cowok, maka saya melakukan K3R(Kerajinan Kriya Kayu & Rotan). Tapi coba kamu tebak, disana saya melakukan apa? Hanya menempelkan tinta ke kayu coba. Tapi ya tidak apa-apa. Lalu saya melihat-lihat alat-alat pertukangan kayu. Semuanya bagus. Lalu kami istirahat. Tetapi istirahatnya jauh lebih lama dari yang kami duga. Setelah itu, kami menyablon baju menggunakan baju kami. Hanya itu saja yang saya bisa cantumkan disini.
Selanjutnya, kita berangkat ke Grand Maerokoco saat tanggal 11 Januari 2023. Grand Maerokoco bertempat di Jl. Puri Anjasmoro, Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Disana kita melihat-lihat miniatur kota (anjungan), membuat roket ( per regu pramuka ), menanam mangrove, naik perahu, dan naik bis.
Nah, saat lagi istirahat, ada salah satu teman saya naik atv ( All Terrain Vehicle ) dan mengarah ke anjungan Kabupaten Jepara dan saya masuk ke miniatur pulau karimun jawa.
Menurut saya, pengalaman yang paling seru selain di Maerokoco adalah naik bis (untuk ke Maerokoco dan pulang). Saya melihat banyak sekali perahu karena di dekat pantai, dan pulangnya memlalui jalan yang saya sering lewati ( sebelum paman kakek saya meninggal ).
Oiya, saya juga mau nge-share saat kita lagi membuat roket, nih. Saya senang disuruh membuat roket karena saya main game sfs(spaceflight simulator). Ada yang mengdokumentasi, ada juga dikasih siripnya. Saya sampai berpikir “kayaknya juga menggunakan mentos agar terbang”.
Nah itu saja yang saya bisa meng-share pengalaman saya. Kalau ada kesalahan, saya minta maaf, ya. Sekian dan terima kasih.
Â
Hari Sabtu yang cerah, saya sedang duduk di depan laptop. Saya sedang membuat laporan untuk tugas Bahasa Indonesia. Lalu saya mau mencari-cari informasi di Google, tetapi ada iklan. Saya tertatrik dengan iklan tersebut dan langsung memencet tombol mouse. Tetapi tidak terjadi apa-apa. Lalu langsunglah muncul sebuah remote yang berisi layar kecil, 10 tombol angka, dan 2 tombol konfirmasi. Saya melihat label di belakang ada tulisan:”MESIN WAKTU.” Saya pun kaget.“Benda dari mana coba?“ Saya ingin mencari tahu benda itu dari mana. Saya pun langsung mencobanya dengan menekan tombol berurutan: 1—9—1—4. Tidak muncul apa-apa. Setelah saya cek, ternyata juga harus menekan koordinat. Saya pun mencari koordinat di Alsace-Loraine yang ada di: 48° 40′ 12″ -LU, 7° 0′ 0″BT. Saya menekan tombol ENTER. Saya pun terjatuh
           Saya pun terbangun dari pingsan, lalu saya bertanya-tanya, “Mengapa banyak penjaga Perancis?” Saya pun teringat itulah kenapa Jerman menyerang Belgia dahulu untuk ke Perancis. Pasti itu alasannya. Saya pun mencari rumah terdekat untuk mencari makanan. Beruntung ada rumah makan disitu. Saya pun masuk. Pelayan yang mengunjungi aku dan bertanya, ” Darf ich ihre Bestellung aufnehmen?” Yang artinya: apa yang ingin kau minta?. Ya ampun-ampun saya tidak mengerti dan saya menggunakan Google translate, tetapi orang itu kebingugan apa benda yang saya pegang. Saya bilang kalau itu alat penerjemah. Saya bilang, ”Ich will Gulaschsuppe,” yang artinya saya ingin Gulaschsuppe(Gulaschuppe adalah makanan khas Jerman). Beberapa menit kemudian, makanan itu datang, dan meminta saya membayarnya. Saya memberikan Uang 20.000 Rupiah, tapi itu ditolak. Saya diminta untuk membayar dalam mata uang Mark. Saya pikir aku harus pakai Rupiah atau Euro. Saya pun meminta agar saya makan terlebih dahulu. Saya pun menemukan conversion tool di mesin waktu agar saya bisa mengonversi Rupiah ke mata uang saat itu. Saya pun akhirnya membayar dan langsung makan. Stelah selesai sayapun menekan tombol: 1—9—1—4, dan tidak lupa ke koordinat: 50° 48’77”LU, 6° 26’95” BT. Saya pun menekan enter dan saya malah ke perbatasan Belgia-Jerman, dan banyak tentara yang sedang bersiap-siap menyerang Belgia. Saya pun kabur dan ditangkap oleh tentara Jerman karena dianggap mata-mata dari Belgia. Saya melihat salah satu tentara Jerman. Wah dia memakai topi berujung tombak (Pickelhaube)(Pickelhaube adalah topi terkenal dari Prussia). Saya melihat persenjataan yang lengkap.Tetapi masalahnya saya lagi diinterogasi. Saya pun mengetikan: 2—0—2—2, dan mengetikan koordinat yang sama, dan…. Saya sedikit berpindah tempat yang tadinya kering menjadi hijau. Masalahnya mesin waktu itu habis baterainya. Saya pun menunggu sampai baterai full.
Ternyata saya harus menunggu 10 jam untuk baterai terisi kembali, saya harus mencari penginapan. Saya berpikir dan ternyata alat itu namanya “Time traveler pack,” alat itu dilengkapi dengan: Conversion tool, Translate, Exploring kit ,kapak, Beliung, Sekop, Pacul, dan alatnya sendiri. Saya pun tertidur di tenda. Keesokan paginya, saya pun bangun dan mencari kayu bakar, dan hewan. Saya pun mecoba mengetikan: 2-0-2-2, dan koordinat: -7°- 03’52”, 110° 50’10”. Akhirnya saya bisa kembali ke rumah saya