Hari Sabtu yang cerah, saya sedang duduk di depan laptop. Saya sedang membuat laporan untuk tugas Bahasa Indonesia. Lalu saya mau mencari-cari informasi di Google, tetapi ada iklan. Saya tertatrik dengan iklan tersebut dan langsung memencet tombol mouse. Tetapi tidak terjadi apa-apa. Lalu langsunglah muncul sebuah remote yang berisi layar kecil, 10 tombol angka, dan 2 tombol konfirmasi. Saya melihat label di belakang ada tulisan:”MESIN WAKTU.” Saya pun kaget.“Benda dari mana coba?“ Saya ingin mencari tahu benda itu dari mana. Saya pun langsung mencobanya dengan menekan tombol berurutan: 1—9—1—4. Tidak muncul apa-apa. Setelah saya cek, ternyata juga harus menekan koordinat. Saya pun mencari koordinat di Alsace-Loraine yang ada di: 48° 40′ 12″ -LU, 7° 0′ 0″BT. Saya menekan tombol ENTER. Saya pun terjatuh

            Saya pun terbangun dari pingsan, lalu saya bertanya-tanya, “Mengapa banyak penjaga Perancis?” Saya pun teringat itulah kenapa Jerman menyerang Belgia dahulu untuk ke Perancis. Pasti itu alasannya. Saya pun mencari rumah terdekat untuk mencari makanan. Beruntung ada rumah makan disitu. Saya pun masuk. Pelayan yang mengunjungi aku dan bertanya, ” Darf ich ihre Bestellung aufnehmen?” Yang artinya: apa yang ingin kau minta?. Ya ampun-ampun saya tidak mengerti dan saya menggunakan Google translate, tetapi orang itu kebingugan apa benda yang saya pegang. Saya bilang kalau itu alat penerjemah. Saya bilang, ”Ich will Gulaschsuppe,” yang artinya saya ingin Gulaschsuppe(Gulaschuppe adalah makanan khas Jerman). Beberapa menit kemudian, makanan itu datang, dan meminta saya membayarnya. Saya memberikan Uang 20.000 Rupiah, tapi itu ditolak. Saya diminta untuk membayar dalam mata uang Mark. Saya pikir aku harus pakai Rupiah atau Euro. Saya pun meminta  agar saya makan terlebih dahulu. Saya pun menemukan conversion tool di mesin waktu agar saya bisa mengonversi Rupiah ke mata uang saat itu. Saya pun akhirnya membayar dan langsung makan. Stelah selesai sayapun menekan tombol: 1—9—1—4, dan tidak lupa ke koordinat: 50° 48’77”LU, 6° 26’95” BT. Saya pun menekan enter dan saya malah ke perbatasan Belgia-Jerman, dan banyak tentara yang sedang bersiap-siap menyerang Belgia. Saya pun kabur dan ditangkap oleh tentara Jerman karena dianggap mata-mata dari Belgia. Saya melihat salah satu tentara Jerman. Wah dia memakai topi berujung tombak (Pickelhaube)(Pickelhaube adalah topi terkenal dari Prussia). Saya melihat persenjataan yang lengkap.Tetapi masalahnya saya lagi diinterogasi. Saya pun mengetikan: 2—0—2—2, dan mengetikan koordinat yang sama, dan…. Saya sedikit berpindah tempat yang tadinya kering menjadi hijau. Masalahnya mesin waktu itu habis baterainya. Saya pun menunggu sampai baterai full.

Ternyata saya harus menunggu 10 jam untuk baterai terisi kembali, saya harus mencari penginapan. Saya berpikir dan ternyata alat itu namanya “Time traveler pack,” alat itu dilengkapi dengan: Conversion tool, Translate, Exploring kit ,kapak, Beliung, Sekop, Pacul, dan alatnya sendiri. Saya pun tertidur di tenda. Keesokan paginya, saya pun bangun dan mencari kayu bakar, dan  hewan. Saya pun mecoba mengetikan: 2-0-2-2, dan koordinat: -7°- 03’52”, 110° 50’10”. Akhirnya saya bisa kembali ke rumah saya