by Kevinz | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
”Beberapa waktu kemudian Allah menguji kesetiaan Abraham. Allah memanggil, “Abraham!” Lalu Abraham menjawab, “Ya, Tuhan.” Kata Allah, “Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi. Di situ, di sebuah gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkanlah anakmu sebagai kurban bakaran kepada-Ku.”“
Kejadian 22:1-2 BIMK
inspirasi yang saya dapat: memiliki pengabdian, kesetiaan dan pedoman hidup kepada Tuhan, hingga rela mengorbankan sebagian dari hidupnya
by emely_jeanne28 | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
“Lupus: Topi-Topi Centil” adalah film yang dirilis pada tahun 1989 dan merupakan bagian dari seri film Lupus. Film ini disutradarai oleh Edi Siswanto dan berdurasi 97 menit. Dalam film ini, Lupus diperankan oleh Hilman Hariwijaya, yang juga merupakan penulis dari seri buku Lupus. Film ini menggambarkan dunia remaja, termasuk kehidupan di sekolah, di rumah, dan pacaran dengan Poppy, yang diperankan oleh Ita Purnamasari.
Selain itu, “Topi-Topi Centil” juga merupakan buku ke-5 dalam seri Lupus yang ditulis oleh Hilman Hariwijaya dan diterbitkan pertama kali pada bulan Maret 1988. Buku ini terdiri dari 10 cerita lepas, dengan ilustrasi yang dibuat oleh Wedha. Beberapa cerita dalam buku ini termasuk “Topi-Topi Centil”, “Lupus Sakit”, “Ayam-ayam Arisan”, dan “Hari Paling Sial dalam Hidup Nyit-nyit”.
Film dan buku ini berhasil menangkap esensi dari kehidupan remaja dan menjadi bagian penting dari budaya pop Indonesia pada periode tersebut.
Film “Lupus: Topi-Topi Centil” memang identik dengan masa remaja. Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang remaja bernama Lupus baik di sekolah maupun di rumah. Lupus, yang diperankan oleh penulis seri Lupus sendiri, Hilman Hariwijaya, memiliki pacar bernama Poppy yang diperankan oleh Ita Purnamasari.
Kesan umum dari film ini adalah ceria, sedikit liar, tetapi tetap terkendali. Film ini berhasil menggambarkan dunia remaja yang penuh warna dan dinamis. Meskipun Lupus tampaknya tidak jelas apa yang dilakukannya, kecuali sibuk mengurusi ayamnya, namun hal tersebut justru menambah keunikan dan keaslian dari karakter Lupus itu skenanga
Film ini menjadi nostalgia bagi banyak orang, terutama mereka yang tumbuh besar di era 1990-an. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membawa penonton kembali ke masa remaja yang penuh kenangan.
Inspirasi yang saya dapatkan adalah untuk ingin juga kembali ke masa remaja.
by Joshuauauauauauaua | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
Menceritakan seorang presiden dari Uruguay, dia adalah Jose Mujica. Semua orang mengenalnya sebagai presiden termiskin yang pernah ada sepanjang sejarah.
Namun, sebenarnya dia mampu membeli semua yang dia inginkan. hanya saja, dia memberikan uang gajinya sekitar 90% untuk amal, orang membutuhkan, korban bencana dll. sungguh murah hati sang presiden.
Jika kalian membayangkan, kalau sang presiden tinggal di istana yang mewah, dan memiliki mobil sport, maka kalian salah besar. Dirinya hanya tinggal di sebuah rumah dipinggir jalan, dan hanya ditemani mobil volkswagen beetle kuno.
Inspirasi yang kudapatkan:
Kita sebagai manusia, harus memiliki sifat yang rendah hati, murah hati, dan mau berbagi kepada siapa saja. Sekaya apapun diri kita, kita hanyalah manusia yang saling membutuhkan. Kalau kita kaya, dan berkecukupan, namun orang lain kesusahan. Itu sia-sia!!! Bodoh jika kita tak mau berbagi.
by itsmevnl | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
Arswendo Atmowiloto, seorang penulis dan wartawan aktif asal Solo yang sepanjang karirnya berhasil menciptakan karya-karya yang pada akhirnya menginspirasi banyak orang. Pria yang lahir pada 26 November 1948 ini dikenal atas novel-novelnya karena mengangkat permasalahan yang dianggap dekat dengan masyarakat. Namun, isu yang paling sering diangkat adalah problematika keluarga yang senantiasa melengkapi realita kehidupan. Dalam novel-novelnya, Arswendo kerap menggambarkan kebobrokan keluarga dengan berbagai rintangannya dan dibungkus dengan bahasa yang familiar namun puitis sehingga pembaca dapat memahami dan merasakan emosi dari karya-karyanya. Salah satu novelnya yang paling terkenal berjudul “Keluarga Cemara” dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Novel Keluarga Cemara mengisahkan lika-liku kehidupan dalam keluarga Abah yang awalnya merupakan keluarga pengusaha berkecukupan dan tinggal di ibukota. Sayangnya, masa kejayaan itu tidak berlangsung selamanya karena Abah dan keluarganya harus berhadapan dengan konflik ekonomi sehingga Abah harus menjual dan merelakan semua harta bendanya untuk ganti rugi. Lebih sedihnya, bahkan tidak semua anggota keluarga sempat merasakan kejayaan itu, hanya Abah, Ema, dan Euis yang merasakannya sedangkan Ara dan Agil hanya dapat membayangkan. Hidup mereka berubah 180 derajat. Sekarang mereka harus merintis kehidupan mereka dari awal, sembari menanti harapan akan datangnya masa kejayaan mereka yang telah terampas. Kendati demikian, keluarga mereka masih tetap bersatu dan menjaga satu sama lain. Abah menjadi tukang becak, lalu untuk membantu ekonomi, Ema berjualan opak dibantu oleh Euis yang paham betul kondisi keluarganya sekarang. Ara, meskipun dibayang-bayangi harapan untuk merasakan hidup berkecukupan, tetap mau mengerti keadaan keluarganya.
Hal yang membuat novel ini sangat terkenal adalah fakta bahwa penulis dapat dengan jelas menggambarkan secara bersamaan konflik dalam dunia kerja yang berbuntut menjadi masalah keluarga. Selama membaca, kita akan terlarut dalam simpati dan empati untuk keluarga mereka. Terutama mengetahui bahwa Euis, Ara, Agil bahkan harus mau meredam keinginan mereka karena hampir mustahil terpenuhi. Bukannya mendapat yang diinginkan, justru mereka harus rela melupakan semua itu dan fokus memulihkan kondisi ekonomi keluarga mereka. Sayangnya, realita pahit ini kerap terjadi di Indonesia. Masih banyak keluarga yang seharusnya dapat menjadi keluarga yang harmonis justru jatuh ke dalam jurang masalah dan kemiskinan. Lebih lagi, banyak dari kasus tersebut yang berujung pada perpecahan keluarga alih-alih bersatu untuk membalikkan keadaan.
Novel ini menjadi inspirasi untuk banyak orang bahwa ketika kita jatuh dalam sebuah masalah, jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk mengeluh atau bahkan menyerah. Setiap masalah pasti mempunyai solusinya masing-masing, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti sebelum menemukan solusi tersebut. Terkadang masalah adalah awal menuju hidup yang lebih baik dan lebih bahagia. Dalam hal keluarga, jika ada masalah, tidak seharusnya kita saling menyalahkan. Menyalahkan sama saja tidak bertanggungjawab atas masalah yang seharusnya ditanggung bersama. Sebagai keluarga, kita seharusnya bisa menjadi pemersatu, bersama-sama dalam keharmonisan, mencari solusi bersama atas masalah yang ditanggung bersama, sehingga tercipta keluarga yang sempurna.
by rthsgnt | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
Pada kali ini terdapat sebuah buku yang dapat menginspirasi para pembacanya. Judul buku ini adalah Menggores Cita-cita. Penulis buku ini adalah Zainal Aibidin. Buku ini mungkin cukup asing, namun buku ini sangat bagus karena isinya mudah dipahami dan banyak sekali inspirasi yang bisa kita dapatkan. Diterbitkan oleh Deepublish dan tahun terbitnya 2019. Buku ini juga memiliki halaman yang tidak terlalu banyak yaitu 48 halaman.
Isi dari buku ini tentang seorang anak yang bernama Surya Mahardika anak cacat yang sempat berhenti sekolah dari SDLB. Surya menjalani hidupnya dengan penuh lika-liku. Surya sering mendapat cemoohan atau ejekan dari teman kelasnya. Tidak hanya temannya tetapi adiknya juga. Nama adiknya adalah Darma anak yang sangat nakal dan tidak pernah membantu orang tuanya. Darma juga sering bolos sekolah dengan alasan sakit, padahk rumahnya satu atap dengan sekolahnya. Darma sering mengejek kakanya dengan jata yang menyakitkan. Tetapi surya tidak mendengarkannya dan membiarkannya berlalu, karena jika diteruskan mungkin masa yang dulu bisa terulang dimana Darma dipukul ayah saat mengejekku. Walau begitu ia masih mempunya ibu dan ayah yang masih menyayanginya. Ia juga mempunyai sahabat dekat yaitu Bania dan Pascal. Suraya anak yang rajin, ia sering membantu ayahnya untuk membersihkan sekolah dan membantu ibunya menyiapkan dagangannya. Ia juga rajin dalam belajar. Dia tetap bersekolah walaupun keadaanya cacat dari lahir. Ia bersekolah dengan diantar ayahnya dengan sepeda karena tudak bisa berjalan. Disekolah Surya sangat pintar dan selalu mendapat peringkat kelas. Ia juga sering mengikuti lomba-lomba. Keadaan itu seketika berubah saat Ayahnya meninggal. Ibunya tidak bekerja dan Surya memutuskan untuk berhenti sekolah, serta membiarkan Darma yang bersekolah saja. Karena tidak ada lagi yang beli bahan dagangan ke pasar selain ayah. Mereka juga tidak ada semangat hidup karena kehilangan seseorang yang paling disayang. Suatu saat Surya mendapat bantuan dari ayah temannya yaitu Bania dan akhirnya ia bisa sekolah kembali. Bukan itu saja ibunya juga dapat berjualan lagi setelah kematian ayahnya. Mereka semua bangkit kembali untuk menjalani kehidupannya.
Menurut saya buku ini sangatlah menginspirasi para pembacanya. Dengan alurnya yang mudah dipahami dan konflik yang tidak terlalu berat membuat kita mudah untuk menemukan hikmah dibalik ceritanya. Kita diajarkan untuk terguh pada diri kita dan jangan mendengarkan perkataan orang lain. Seperti Surya yang sering sekali diejek oleh teman, bahkan adiknya sendiri. Hinaan itu sungguh menyakitkan, tetapi Surya tidak terpengaruh dan mengabaikan hal itu. Tidak hanya itu saja, kita diajarkan juga untuk terus berusaha dalam keadaan apapun. Surya seorang anak yang cacat, walaupun begitu ia tetap mau berlatih berjalan walau tidak terlalu berhasil. Ia tetap mau bersekolah dengan sangat giat demi mencapai cita-citanya. Surya juga anak yang sangat patuh pada orang tuanya dan sering membantu orang tuanya berjualan dan membersihkan sekolah. Dari hal ini kita harus terus sayang dan menghormati orang tua kita karena umur tidak ada yang tahu. Jadi kesimpulanya adalah kita harus terus berjuang dalam keadaan apapun untuk mencapai cita cita yang kita inginkan dan jangan pernah mendengarkan perkataan buruk dari orang lain tentang kita.
by Vania Alodia | Mar 7, 2024 | Cerita Inspiratif
Shaka adalah laki-laki yang aktif di desanya. Ia selalu gelisah dalam menghadapi tantangan di Desa. Shaka mempunyai keinginan untuk membangun perpustakaan. Pada era sekarang, buku cetak sering terlupakan karena adanya gadget. Sesungguhnya buku cetak lebih memiliki bentuk fisik dan tidak merusak kesehatan mata. Dengan membaca buku, anak-anak bisa berkreasi secara kreatif dan berimajinasi yang tinggi. Perpustakaan Desa bisa meningkatkan peran pada generasi muda dengan kegemaran membaca buku. Kehadiran Perpustakaan Desa bisa meningkatkan budaya literasi di masyarakat.
Pada malam hari Shaka dan Kai berkumpul di Pos Ronda. Mereka awalnya membicarakan hal yang biasa namun mereka jadi memikirkan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kai menjadi gelisah tentang berkembangnya teknologi, ekonomi, juga pendidikan. Shaka pun mendapat ide untuk mengubah ketiga nya itu melalui buku. Mereka berdua pun mempunyai keinginan untuk membangun Perpustakaan Desa. Mereka pun ingin menemui Kepala Desa untuk menyampaikan ide mereka pada esok hari.
Keesokan harinya, dua anak tersebut pergi menemui Kepala Desa. Setelah bertemu dengan Pak Kades, Shaka menyampaikan ide mereka atau impian mereka.
“Selamat Pagi Pak Kades, kehadiran kita berdua ini untuk mengusulkan tentang Perpustakaan Desa. Perpustakaan Desa untuk sebagai lembaga penyedia layanan bahan pustaka dan informasi kepada masyarakat.” Ujar Shaka sambil meyakinkan Pak Kades.
Pak Kades pun menjawab, “Saya setuju saja, namun supaya semuanya bisa terlibat dalam pembangunan Perpustakaan Desa, Kita mesti berdiskusi dengan semua warga minggu depan.”
Shaka dan Kai setuju karena semakin banyak warga yang terlibat, semakin cepat juga perubahan di Desa. Shaka dan Kai ahkirnya berpamitan pulang kepada Pak Kades.
Seminggu kemudian, semua warga berkumpul di Balai Desa. Rembug warga kali ini untuk menyampaikan dan mengusulkan apresiasi untuk pembangunan Desa. Semua warga memiliki hak untuk berbicara. Agenda ini dipimpin oleh Pak Kades guna untuk memantapkan progam-progam di Desa. Ditengah-tengah saat para warga sedang berembug, Pak Kades memberikan waktu untuk Shaka menyampaikan Usulannya. Kesempatan ini dipakai Shaka untuk meyakinkan para warga.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, produktivitas, dan pengetahuan. Warga memerlukan membaca buku. Oleh karena itu, Perpustakaan Desa diperlukan,” kata Shaka.
Warga pun mulai memberikan pendapat mereka serta dukungan penuh. Keinginan Shaka membangun perpustakaan pun diniatkan. Namun Pak Kades hanya bisa memberikan lokasi kecil yang tidak terpakai di Balai Desa untuk dijadikan Perpustakaan.
Ruangan yang kecil dan kotor itu mulai dibersihkan oleh para warga. Temboknya di cat dan Lemari yang rusak dijadikan rak untuk buku. Karena koleksi buku masih sedikit, dan lokasinya tidak strategis membuat sudut perpustakaan itu jarang digunakan. Seiring berjalannya waktu, perpustakaan itu mulai bergeser dan berbagi ruangan untuk gudang.
Karena dilihat perpustakaan itu kurang nyaman, Pak Kades mengusulkan untuk membuat pos dari bambu. Pos itu dibuat oleh para warga dengan senang hati, gembira, juga ceria. Karena semangat gotong royong itu menjadikan Pos tersebut lancar tanpa ada hambatan.
Banyak anak-anak menjadikan pos itu untuk tempat belajar dan bermain. Semakin hari semakin banyak yang berkunjung ke perpustakaan itu. Anak-anak dan remaja menjadi pengunjung setia di perpustakaan. Banyaknya pengunjung yang datang membuat perpustakaan desa itu terlihat sempit.
Setelah 4 tahun, pos itu mulai tidak bertahan lama karena pondasi pondasi nya termakan oleh rayap. Sementara itu, dana desa belum memiliki biaya untuk renovasi. Shaka dan teman-teman nya selalu semangat untuk memperbaiki perpustakaan itu dengan barang seadanya. Hal itu menarik perhatian para media
Berita tersebut sampai ke perpusnas. Perpusnas menyuruh salah satu orang untuk terjun ke lapangan dan mendatangi perpustakaan itu. Perjalanan yang panjang itu, membuat Perpustakaan Desa ahkirnya dibangun dengan kokoh melalui progam CSR ( Corporate Social Responcibility ).
Perpustakaan itu mulai menjadi tempat untuk anak-anak mengaji, mengerjakan tugas dengan teman, belajar dengan para mahasiswa , gelar karya kerajinan, lomba menulis yang diadakan sekali dalam setahun, membaca puisi, dan masih banyak lagi.
Perkembangan teknologi punya pengaruh yang besar. Gadget menjadi salah satu kebutuhan untuk berkomunikasi. Pengunjung desa mengusulkan untuk perpustakaan itu memiliki akun di sosial media. Saran tersebut langsung di diskusikan para pengelola. Para pengelola tersebut ahkirnya setuju.
Banyak pengunjung yang datang akibat dari kabar lewat sosial media. Beberapa di antaranya adalah dari perusahaan tertentu yang ingin mengisi acara.
Setiap ahkir pekan, Perpustakaan Desa selalu ramai. Perpustakaannya kini memiliki lebih dari 4000 buku. Kemudian Perpustakaan mulai menawarkan untuk anak-anak yang ini belajar menulis, membaca bahasa asing, belajar hidroponik, dan dongeng. Perpustakaan juga digunakan untuk pusat informasi bagi mereka yang membutuhkan. Di Perpustakaan juga bisa untuk anak-anak menampilkan karya mereka.
Tak hanya untuk menyimpan buku, kini ada latihan seperti memasak, menjahit, merajut, dan banyak lagi. Melalui Perrpustakaan inilah kesejahteraan masyarakat terbangun. Agar Perpustakaan Desa bisa sampai ke pelosok, munculah progam Perpustakaan Bergerak. Shaka menghadirkan buku-buku yang dibawanya dengan menggunakan sepeda. Banyak anak-anak yang senang karena ada progam Perpustakaan Keliling. Ahkirnya, penghargaan tertinggi dari perpustakaan nasional jatuh kepada Perpustakaan Desa Melati.
Semangat untuk menggapai impian akan selalu membuahkan hasil. Mimpi adalah nyawa. Mimpi harus dikejar dan diusahakan. Jangan pernah putus asa untuk menggapai impian.