by Gwen Hebertson | Nov 14, 2024 | Cerita Inspiratif
Oleh : Evangeline Gwen Hebertson 9G/17
Tak heran jika namanya telah resmi dijadikan nama rumah sakit yaitu RSUP dr. Kariadi karena beliau telah mengorbankan dirinya untuk masyarakat Kota Semarang pada saat gempuran yang hebat dalam peristiwa 5 hari pertempuran di Semarang. Warga Kota Semarang pasti tak asing dari nama itu karena rumah sakit dengan nama dr. Kariadi ini cukup terkenal dan merupakan rumah sakit terbesar di Jawa Tengah. Beliau bernama dr. Sardjito Kariadi, seorang dokter medis kelahiran Malang pada tanggal 15 September 1905. Meski ia lahir di Malang ia disebut pahlawan Semarang, karena akhir hayat perjuangan dan tugas terakhirnya berada di Semarang. Berikut kisahnya, seorang pahlawan medis dalam catatan sejarah Indonesia, dr. Kariadi.
Kariadi adalah anak dari ibu yang berasal dari Yogyakarta dan ayahnya yang bernama Kertoleksono berasal dari Malang. Beliau adalah anak kedua dari dua bersaudara yang berarti ia adalah anak terakhir. Kakaknya bernama Kariono. Masa kecilnya mereka berdua dibesarkan oleh paman dari ayahnya, karena mereka sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Meski Kariadi tidak hidup bersama orang tuanya, Kariadi tetap mengikuti sekolah. Pendidikan Kariadi dimulai dari sekolah dasar. Ia memulai sekolahnya di Hollandsch Inlandsche School atau yang disingkat HIS. Sekolah ini merupakan sekolah dasar khusus orang-orang yang berasal dari Eropa atau yang merupakan keturunan Hindia Belanda. Kariadi kecil sangat beruntung bisa bersekolah disana dan ia melanjutkan bersekolah di HIS Sidoarjo dan lulus pada tahun 1920. Kariadi tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berdedikasi. Setelah lulus, beliau melanjutkan ke pendidikan jenjang kedokteran di Nederlandsch Indische Artsen School atau yang disingkat NIAS. Sekolah ini adalah sekolah kedokteran khusus pribumi yang bertempat di Surabaya. Saat Kariadi bersekolah di sana ia tinggal di rumah dr. Sardjono, nama dari sang pemilik rumah. Ia bertemu dan berkenalan dengan Soenarti, putri dari bapak dr. Sardjono. Dari sinilah awal ia menemukan cinta sejatinya yang menjadi istrinya kelak. Soenarti pada saat itu sedang bersekolah di The School tot Opleiding van Inlandsche Artsen yang dikenal STOVIA dan lulus sebagai dokter gigi pribumi pertama di Hindia Belanda.
Karena kerja keras tidak menghianati hasil dan beliau selalu berusaha yang terbaik, Kariadi lulus dari NIAS pada tahun 1931 dan mendapat gelar dokter. Inilah awal karir dari sang dokter, Kariadi bekerja sebagai asisten dr. Soetomo di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting yang dapat disingkat menjadi CBZ tepatnya di Surabaya dan berdinas selama 3 tahun. Setelah itu beliau mendapatkan tugas untuk ke Manokwari, Papua. Beliau menyembuhkan para pasien ya g ada di sana dan pernah melakukan operasi kepada pasiennya. Kariadi juga melakukan pengamatan pada nyamuk yang menyebabkan penyakit filariasis atau yang sering disebut penyakit kaki gajah. Beliau juga pernah pergi ke Ambon untuk menangani pasien yang terkena penyakit difteri. Disini dapat terlihat bahwa Kariadi bertanggung jawab pada tugas-tugasnya serta mau membantu masyarakat yang terkena penyakit untuk segera pulih kembali. Perjalanan karir Kariadi penuh dengan prestasi dan pengabdian. Ia senang bekerja di berbagai daerah di Indonesia. Di sini juga dapat terlihat bahwa Kariadi cinta terhadap tanah airnya. Pada tanggal 1 Agustus 1933, Kariadi memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya, yaitu drg. Soenarti yang pernah ia temui dan berkenalan saat tinggal di Surabaya di kediaman keluarga Soenarti. Sepasang suami istri ini kemudian dianugerahi dengan 3 orang anak. Yaitu bernama Numaya Kartini Kariadi, Kartono Kariadi, S.Tex., dan Prof. Dr. Sri Hartini KS Kariadi, dr.,Sp.PD-KEMD. Kariadi dan Soenarti mendidik dan memperlakukan anak-anaknya dengan baik hingga mereka ada yang tumbuh mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi dokter. Kariadi tetap melanjutkan tugasnya, tanggal 1 Juli 1942 Kariadi ditunjuk menjadi Kepala Laboratorium Malaria di Rumah Sakit Rakyat atau yang bisa disebut RSUP Purusara Semarang sebelum menjadi RSUP Dr. Kariadi. Pada masa penjajahan Jepang bernama Chuo Simin Byoing dan pada masa Hindia Belanda bernama Centrale Burgerlijke Ziekenrichting yang pernah menjadi tempat beliau bekerja sebagai asisten dr. Soetomo. Di tahun 1944, Kariadi melakukan penelitian dan menciptakan pengganti immersion oil yang langka dan biasa digunakan untuk pembesaran mikroskop spesimen darah hingga 1.000 kali. Berkat keuletan dan kecerdasannya yang terampil di bidang medis Kariadi berhasil membuat pengganti minyak dengan bahan yang mudah ditemukan yaitu daun kenanga. Minyak itu diberi nama Minyak Semarang atau Oleum PromicriscopieKar yang telah diubah oleh Iji Hookoo Kai. 17 Agustus 1945, Indonesia sudah bebas dengan jajahan negeri asing.
Pada waktu itu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah dikumandangkan di seluruh daerah-daerah di Indonesia termasuk di kota Semarang karena para pemuda di Indonesia merasa bahwa Indonesia telah bebas dari jajahan bangsa asing, mereka berusaha untuk merebut senjata dari tentara Jepang untuk mengantisipasi kembalinya Belanda di Indonesia. Bagaikan membangunkan singa yang sedang tertidur, yang dilakukan oleh pemuda-pemuda tadi membuat Kota Semarang tegang nan ricuh. Lambat laun terjadilah peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang pada tanggal 15 Oktober 1945 hingga 19 Oktober 1945. Disaat masa itulah yang menyebabkan Kariadi pengorbanan dirinya yang terbesar dalam hidupnya. Awal penyebab peristiwa pertempuran berasal dari pemuda-pemuda Indonesia sedang berusaha merebut senjata dari tentara Jepang. Karena Mayor Kido Shinichiro mendengar hal itu, mayor berasal dari tentara Jepang ini menolak dengan tegas untuk merebut senjata milik tentara Jepang. Tibalah tanggal 14 Oktober 1945. Sebuah mobil melewati RSUP Purusara. Karena terlihat mencurigakan pemuda-pemuda itu segera memeriksa mobil serta isinya. Ternyata mobil itu adalah Mobil sedan milik Kempetai yaitu polisi militer Jepang dan terdapat senjata di dalamnya, tidak perlu berpikir panjang mereka menyita senjatanya. Di sore hari, malangnya mereka tertahan karena ditangkap dan dimasukan ke Penjara Bulu. Di hari yang sunyi dan hari sudah gelap, tetapi pasukan Jepang bersenjata lengkap masih saja bergerak dengan rencana mereka untuk mengundang kekacauan. Mereka berusaha membobol dan melakukan serangan mendadak di sumber air minum Reservoir Siranda di Candilama. Delapan polisi istimewa yang sedang menjaga sumber air minum itu ditangkap dan dibawa ke markas Kidobutai. Tentara Jepang ternyata memiliki rencana jahat dengan meracuni air minum warga. Rencana tentara Jepang cukup cerdik bagaikan rubah yang suka menipu agar korbannya terjebak. Tak lama kemudian, berita sumber air minum Reservoir Siranda tersebar sehingga warga mulai khawatir. Kariadi menerima tugas dari RSUP Purusara untuk segera mengecek sumber air minum yang diduga sudah diracuni. Namun di saat Kariadi hendak pergi ke tempat yang sudah ditugaskan ia dicegat oleh istrinya. Istrinya khawatir akan suaminya jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Karena saat itu masih sedang terjadi bentrokan. Kariadi memberikan pengertian kepada istrinya bahwa tugas itu memanglah sangat penting, kemudian mengerti bahwa tugas yang diemban sangat cukup penting untuk masa depan Kota Semarang, kemudian akhirnya sang istri dari Kariadi melepas suaminya untuk menjalankan tugasnya dengan masih terbawa rasa kekhawatirannya. Kariadi bergegas berangkat dengan mobil untuk pergi ke tempat kejadian untuk melaksanakan tugas. Sayangnya, ini menjadi tugas terakhirnya. Bagaikan tubuh tersambar petir, tiba-tiba saja beliau ditemukan tewas oleh seorang murid. Kariadi ditembak dan dihantam dengan kejam oleh tentara Jepang. Kariadi sempat dilarikan ke rumah sakit namun tidak selamat karena keadaannya sudah parah dan tertembak pada bagian dada. Kariadi meninggal di usia yang cukup muda yaitu 40 tahun. Kematiannya sudah terdengar oleh seluruh warga Kota Semarang yang membuat pemuda-pemuda semakin marah dan pertempuran masih berlanjut hingga darah penghabisan. Pada 17 Oktober 1945, Tentara Jepang diam-diam menyelundup ke kampung-kampung melakukan serangan kepada warga. Berita kematian Kariadi juga telah sampai ke keluarga yang ditinggalkan. Tentu hati dari keluarga yang ditinggalkan sedang tercabik-cabik perih dan perasaan sedih yang menyulut yang mereka rasakan. Terlebih istrinya yang ditinggal oleh suaminya secara tiba-tiba. Sebab Soenarti masih merasa sedih hingga tidak mampu mengikuti prosesi pemakamannya, hanya anak-anaknya yang mengikuti proses pemakamannya. Sebab Kota Semarang sedang bagaikan dikelilingi awan mendung yang bergemuruh serta suasananya sangat sibuk beliau baru sempat dimakamkan pada tanggal 17 Oktober 1945. Pemakamannya dilakukan di belakang rumah sakit dengan dikelilingi suara tembakan. 19 Oktober 1945, masih terdengar beberapa suara tembakan dengan semakin banyaknya korban jiwa. Setelah melewati masa-masa yang sulit, 5 November 1961, putrinya Sri Hartini menyelidiki tulang ayahnya saat jenazahnya dipindahkan ke makam Giri Tunggal, ia menemukan retakan pada tulangnya yang diduga bekas hantaman benda tajam.
Pada hari peringatan peristiwa 5 hari di Semarang kita mengenang jasa para pahlawan, salah satunya adalah dr. Kariadi. Kematian Kariadi bukan akhir dari kisahnya justru hal ini menjadi pemicu semangat perjuangan rakyat Semarang untuk di masa yang mendatang. Namanya kemudian diabadikan sebagai nama rumah sakit tempatnya bertugas. Saat ini RSUP dr Kariadi berkembang menjadi besar dan menjadi titik pusat kesehatan di wilayah Jawa Tengah. Berkat jasanya tersebut negara memberikan Satya Lencana Kebaktian Sosial pada tahun 1968. Kisah Kariadi mengajarkan kita bahwa pahlawan bisa datang dari berbagai profesi. Pengorbanannya mengingatkan kita akan nilai-nilai keberanian, pengabdian, dan cinta tanah air yang menjadi fondasi kemerdekaan Indonesia. Melalui kisahnya, kita diajak untuk menghargai jasa para pahlawan, mengisi pembangunan negara dengan kegiatan yang bermanfaat dan terus meneruskan semangat perjuangan mereka dalam membangun bangsa.
Sumber foto header =
https://images.app.goo.gl/orVn4ZCyTEHGsUMx6
by Jingmi | May 22, 2024 | Cerita Inspiratif
Berbekal dedikasi dan niat tulus, Agnes mendirikan Yayasan Hati Nurani dengan harapan mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak di kampung halamannya.
Yayasan Hati Nurani menampung anak yatim piatu dalam wadah panti asuhan dan mendidik anak-anak usia dini dalam wadah PAUD, Taman Kanak-kanak (TK) tanpa pilih kasih, semua anak dengan berbagai kondisi fisik, mental, dan berbagai latar belakang diterima dan dididik dengan baik, berusaha agar anak-anak panti tetap bisa makan cukup tiap hari dan anak-anak bisa belajar dengan nyaman. Mulai dari berkebun, berternak, hingga membuat kerajinan tangan, tak ada yang tak dilakoni.
Pada tahun 2019 Asuransi Astra menangkap kisah perjuangan Agnes bersama Yayasan Hati Nurani, melalui kampanye sosial #Pijarllmu. Asuransi Astra membangun kembali PAUD Hati Nurani menjadi tempat menimba ilmu yang lebih layak bagi anak- anak Desa Watukawula. Dua ruang sekolah disiapkan lengkap dengan toilet baru yang seluruhnya disesuaikan agar dapat diakses anak berkebutuhan khusus dengan nyaman. Hingga kini bangunan itu masih berdiri kokoh, bahkan Agnes bersiap untuk membuka cabang baru demi pendidikan anak-anak desa lainnya.
Tak berhenti disitu, satu unit kendaraan operasional baru pun diberikan untuk Yayasan Hati Nurani, agar mimpi-mimpi untuk memberikan pelayanan yang lebih luas dapat diwujudkan. Agnes berharap niat mulianya bisa menular dan lebih banyak lagi orang yang peduli.
by Monica | Mar 16, 2024 | Cerita Inspiratif
Hussam Al-Attar adalah seorang remaja yang baru-baru ini dijuluki sebagai ‘Newton dari Gaza’. Julukannya diambil dari nama seorang ilmuwan terkemuka dunia, karena remaja ini berhasil menciptakan listrik dari angin.
Al-Attar adalah seorang remaja yang dulunya merupakan siswa sekolah Jabel Mukaber di Gaza. Sekarang Ia adalah salah satu pengungsi di Rafah, batas selatan Palestina dengan Mesir. Ia beserta keluarganya mengungsi, karena kampung halamannya, Gaza, diserang brutal oleh Israel sejak Oktober 2023. Sehingga, Rafah menjadi tempat pengungsian untuk sekitar 2,3 juta warga Palestina termasuk dirinya.
Sejak perang melanda Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah memutuskan aliran air, listrik dan bahan bakar bagi 2,3 juta warga Palestina yang menderita dalam situasi mengerikan akibat 17 tahun blokade. Al-Attar bersama para pengungsi lainnya harus mendirikan tenda untuk berteduh dan menjalani aktivitas dengan gelap-gelapan saat malam hari.
Namun dengan kondisi tersebut, Al-Attar tidak tinggal diam. Ia mulai mencari barang-barang bekas, yang bisa dipakai untuk menghasilkan listrik. Karena kegigihan dan kecerdasannya, Al-Attar berhasil menemukan beberapa kipas bekas di pasar.
Dua buah kipas bekas tersebut Ia hubungkan dengan kabel-kabel listrik yang ada. Dengan mengumpulkan bagian-bagian dari barang elektronik yang dibuang atau rusak, ia kemudian merakit generator listrik inovasinya.
Dua kipas angin dipasang di salah satu tiang besi tempat pengungsian, lalu keduanya disusun, agar bisa berfungsi sebagai turbin angin kecil yang mampu mengisi baterai. Bilah turbin yang dipakai terbuat dari bahan yang ringan namun tahan lama. Turbin tersebut dipasang di tempat strategis, agar bisa menjangkau kekuatan angin. Ketika angin berinteraksi dengan bilah-bilah turbin, hal itu menyebabkan turbin bergerak. Kemudian, Al-Attar menyambungkan kipas angin ke kabel listrik yang tersebar di seluruh rumah dan kemudian menggunakan saklar, bola lampu, dan sepotong kayu lapis tipis untuk direntangkan di tenda. Dua upaya pertamanya gagal dan butuh beberapa waktu untuk mengembangkan sistem hingga dia berhasil pada percobaan ketiga.
“Saya mulai mengembangkannya lebih lanjut, sedikit demi sedikit, hingga saya bisa menyambungkan kabel-kabel itu melalui ruangan hingga ke tenda yang kami tempati, sehingga tenda tersebut memiliki penerangan,” ucap Al-Attar.
Al-Attar mengakui inovasinya terbatas, karena dibutuhkan angin yang kencang untuk menerangi tempat tersebut. Ia berharap agar bisa mendapat pasokan barang-barang yang berguna untuk proyek tersebut.
“Saya senang melakukan ini, karena saya meringankan penderitaan keluarga saya, ibu saya, ayah saya yang sakit, anak-anak adik laki-laki saya dan semua orang yang menderita di sini karena kondisi yang kita jalani di masa perang ini,” tambahnya.
“Saya senang orang-orang di kamp ini memanggil saya Gaza Newton, karena saya berharap dapat mewujudkan impian saya menjadi ilmuwan seperti Newton dan membuat penemuan yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Jalur Gaza tetapi juga dunia.” , jelasnya di TechTimes.
Meski perang menghancurkan rumahnya, namun semangat perjuangannya membuahkan hasil yang bermanfaat.
by Clarissa53 | Mar 13, 2024 | Cerita Inspiratif
Dahulu kala hidup keluarga yang bahagia, mereka memiliki 1 anak yang cantik yaitu Bawang Putih. Namun Bawang Putih tidak bisa bersama Ibunya lagi karena Ibu Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal.
Setelah kejadian itu, Bawang Putih pun hidup dengan Ayahnya, Ayahnya pun pergi jauh untuk bekerja. Namun Ayah Bawang Putih pun tidak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian, sehingga akhirnya Ayah Bawang Putih pun memutuskan nikah lagi dengan seorang Janda.
Janda satu itu memiliki anak yang bernama Bawang Merah, Bawang Putih pun bahagia karena memiliki keluarga baru tetapi kebaikan itu terjadi hanya sementara. Ibu dan Bawang Merah hanya baik saat ada Bapa Bawang Putih, Mereka menyuruh Bawang Putih seperti pembantu. Namun penderitaan Bawang Putih tidak berhenti di situ saja, Ayah Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Suatu pagi ketika Bawang Putih mencuci di sungai salah satu selendang hanyut, Bawang Putih pun ketakutan dan panik karena Ia takut di marahi Ibunya. Bawang Putih pun akhirnya pulang, Bawang Merah pun mengetahui dan Ia meminta untuk mencari hingga ketemu.
Setelah mencari Bawang Putih pun melihat sebuah gubuk dan di situ ada seorang nenek yang tinggal di situ, Bawang Putih pun bertanya kepada Nenek itu apakah melihat sebuh selendang, Nenek itu pun menemukannya tetapi Bawang Putih harus membersihkan rumah Nenek itu. Bawang Putih pun tidak ada pilihan dan akhirnya Bawang Putih pun menyelesaikan tugas itu, ketika sudah selasai Nenek itu bertrimakasih kepada Bawang Putih dan memberikan sebuah kelabu gede dan kecil Bawang Putih pun memilih kelabu kecil lalu Bawang Putih pun membawa kelabu itu pulang dan membuka di rumah. Sesampai di rumah Bawang putih itu kaget dengan isi dalam kelabu itu yaitu emas yang sangat banyak. Ibu dan Bawang Merah pun mengetauhi hal itu lalu Ibu menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih.
Bawang Merah pun melakukan hal itu dan Ia menemukan sebuah gubuk Nenek itu lalu Ia bertanya ke pada Nenek itu dan Nenek itu pun menumukannya dan menyuruh Bawang Merah untuk melakukan tugasnya, namun Bawang Merah tidak melakukan dengan sungguh sungguh. Sehabis selesai Neneknya pun memberikan kelabu besar dan kecil tetapi Bawang Merah memilih sebuah kelabu besar dengan berfikir bahwa kelabu besar akan mendapatkan lebih banyak emas, namun hal itu pun sebaliknya kelabu besar itu berisi ular dan Bawang merah pun pulang dengan menangis. Lalu Ia menceritakan hal yang terjadi kepada Ibunya.
by wibowo | Mar 12, 2024 | Cerita Inspiratif
Melalui Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa,
Melalui Ringkasan buku .Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa, ditulis oleh Alvi Syahrin .kalian akan menemukan ungkapan kegelisahan yang mungkin relate dengan kehidupan dewasa. Sebagai seseorang yang baru menginjak dewasa, banyak keresahan yang timbul. Tak jarang, seseorang membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.
Saat kalian sedang berada di fase tersebut, buku ini cocok untuk anda untul memotivasi Kamu yang sedang gelisah . Berisi kekhawatiran akan masa depan, buku ini seolah mengajak kalian agar tak selalu terburu-buru. Tentu saja, banyak pula inspirasi yang bisa kalian dapatkan.
Ingat Kamu jangan menunggu motivasi datang kepada Kamu .Namun berikan usaha .Disiplin iya Kamu mungkin membutuh kan motivasi namun harus di barengin dengan Kedisiplinan.
by Michelle 8a | Mar 12, 2024 | Cerita Inspiratif
Sanders lahir di Henryville, Indiana, Amerika Serikat pada tahun 1890, ayahnya meninggal ketika berumur 6 tahun yang membuat nya harus merawat dan membesarkan saudara dengan dirinya sendiri. Masalah itulah dia putus sekolah dikelas tujuh dan pindah rumah untuk bekerja sebagai buruh tani. Sanders pernah berbohong tentang umurnya untuk mendaftarkan ditentara AS dengan diberhentikan tidak hormat setelah itu dia bekerja sebagai buruh diperusahaan kereta api tetapi dipecat dari itu juga setelah persesilihan dengan rekan kerja. Sebelum itu dia belajar tentang hukum sambil bekerja perusahaan kereta api sampai dia harus kehilangan pekerjaan karir hukumnya karena terlibat perkelahian lagi dan ia terpaksa kembali kerumah ibunya dengan bertahan untuk bekerja sebagai penjual asuransi. lagi lagi, dia dipecat karena ketidaktaatnya. Sebagai Kolonel Sanders bukan orang yang mudah menyerah, dia mendirikan perusahaan kapal feri, mencoba berbisnis hingga sampai berumur 40 tahun pun dia menyajikan makanan dipom bensin. Perselisihan pesaing menjadi batuk tembak ketika mengiklankan produk makanannya. Dia membeli motel yang terbakar bersama dengan restorannya. Sanders membangun dan mengoperasikan sebuah motel baru sampai peran dunia II yang harus memaksakan di tutup.
Pada tahun 1930, seorang pria bernama Harland Sanders mulai menjual ayam goreng di sebuah bengkel di Kentucky. Dia menjual ayam tersebut menggunakan resep rahasia yang terdiri dari 11 bumbu dan rempah-rempah. Ayam gorengnya sangat lezat dan populer di kalangan para pelancong yang lewat. Sanders pun mendapat gelar Kolonel dari Gubernur Kentucky karena jasanya dalam bidang kuliner.
Pada tahun 1952, Sanders membuka waralaba pertama KFC (Kentucky Fried Chicken) di Utah. Dia menawarkan ayam gorengnya kepada para pemilik restoran dengan sistem royalti. Waralaba KFC pun berkembang pesat di seluruh Amerika Serikat dan negara-negara lain. Sanders menjadi tokoh terkenal dan ikon dari KFC. Ditahun 1964, KFC juga menjadi salah satu jaringan restoran cepat saji terbesar di dunia, dengan lebih dari 24.000 gerai di 150 negara.
Saya menginspirasi nya karena Kolonel Sanders tidak mengenal kata menyerah dan letih terhadap perjuangan yang sebelumnya tidak menyenangkan