Rani adalah anak pertama dari empat bersaudara. Sejak kecil Rani memiliki kecerdasan yang tinggi, tetapi sikap malasnya membuatnya dikenal sebagai anak pemalas.
Semua itu berubah ketika ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia mulai mendapatkan nilai jelek. Nilai jelek yang telah ia dapatkan karena ia sangat malas dan saat ulangan pun ia hanya belajar di waktu menjelang ulangan.
Sampai pada penerimaan rapor tengah semester, Rani sangat terkejut dan kecewa pada diri sendiri karena ia mendapatkan nilai yang jelek.
Padahal saat ia masih di Sekolah Dasar (SD), ia selalu mendapatkan nilai yang bagus meskipun ia malas belajar. Rani pun berpikir bahwa soal-soal yang ia terima saat SD adalah soal yang gampang dikerjakan oleh Rani.
Rani pun juga membandingkan dengan soal-soal yang ia terima di SMP, ternyata soal-soal yang ia terima di SMP lebih susah. Rani juga mendapatkan banyak nasihat dari orang tua untuk terus berusaha dan tidak menyerah.
Sejak saat itu, Rani tidak menunda-nunda belajar dan banyak mengerjakan latihan-latihan. Ia sangat berubah total yang dulunya ia adalah anak pemalas berubah menjadi anak yang rajin belajar, sampai-sampai temannya pun terkejut dengan tindakan yang Rani lakukan di Sekolah.
Dulu saat Rani di Sekolah yang selalu ia lakukan adalah bermain-main dengan teman-temannya, sekarang ia pun belajar di waktu luangnya. Sampai hari penerimaan rapor akhir semester, ia membuka rapornya dan melihat nilainya yang berubah 360⁰. Yang dulunya sangat jelek dan dibawah KKM menjadi sangat bagus. Dari kejadian itu, ia belajar bahwa tetap semangat, terus berusaha, dan pantang menyerah merupakan kunci keberhasilan.