Pura Ulun Danu Beratan Bedugul, Bali

Pura Ulun Danu Beratan Bedugul, Bali

 

Asal nama Bedugul dari kata “bedug” dan “kul-kul”, dua kata tersebut merupakan dua buah alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bedug merupakan alat musik khas umat muslim dan diletakkan juga di masjid-masjid, sedangkan Kul-kul adalah kentongan yang digunakan sebagai tanda untuk komunikasi masyarakat Bali.

Pura Ulun Danu berdiri sejak tahun 1634 oleh I Gusti Agung Putu. Pura Ulun Danu untuk pemujaan Dewa Trimurti dan pemujaan untuk Dewa Danu atau danau. Tiga Dewa Trimurti yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Pulau Bali Indonesia

Pulau Bali Indonesia

Poster ini berisi tentang beberapa khas dari pulau Bali. Bali sangat identik dengan keberadaan pura-pura sehingga dijuluki “Pulau Seribu Pura”. Barong Bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan Topeng dan kostum badan. 

 

Anyelir Kuning

Anyelir Kuning

ANYELIR KUNING

Beth, adalah adik kesayangan Damian satu-satunya. 2 Bulan ia menghilang, setelah Damian mengajaknya bermain di sekitar Pantai Melasti. Damian benar benar merasa kehilangan dan merasakan penyesalan yang mendalam akan hilangnya gadis itu. Bantuan yang ia dapat juga sedikit, sehingga Damian makin putus asa. Ia berpikir bahwa adik satu-satunya itu tidak mungkin pergi meninggalkan dia begitu saja, pasti ada sesuatu yang Beth sembunyikan atau seseorang telah mengambil Beth dan hilang dari pelukannya. Tiba-tiba, Damian teringat pada sesuatu yang spesial tentang adiknya, bunga Anyelir.

Anyelir, bunga yang tidak begitu banyak orang kenal, namun ini adalah bunga kesukaan Beth, yang Damian setiap hari beli untuk adik tersayang nya. Anyelir kesukaan Beth adalah Anyelir merah. Anyelir merah melambangkan cinta dan kasih sayang, melambangkan kasih sayang yang tak terhingga untuk saudaranya Damian. Damian kini teringat akan bunga Anyelir yang setiap hari ia belikan untuk adiknya yang kini sudah menghilang. Sehingga ia memutuskan untuk membeli sebuah Anyelir untuk mengenang adiknya itu.

Ia membeli Anyelir warna merah dan kuning, dan ia pergi ke Pantai Melasti saat hari petang dan menaburkan Anyelir warna kuning di ombak yang menghampiri kakinya sehingga ombak  langsung membawa pergi butiran bunga itu dan pergi ke tengah laut. Damian mulai melakukannya setiap hari di Pantai Melasti, tempat adiknya menghilang, dengan harapan ia akan kembali karena laut telah menunjukan jalan pulang dengan butiran Anyelir kuning yang mengambang di atas air. Ia melakukannya setiap hari, saat matahari terbenam dan pengunjung pantai mulai sepi. Ia berdoa agar adiknya cepat kembali dan ia percaya bahwa suatu saar, entah 1 atau mungkin 10 tahun lagi, ia akan kembali digenggaman tangannya.

Sudah hampir 6 tahun lebih Beth menghilang, sudah hampir 1001 Anyelir kuning ia tabur di laut, namun adiknya tak kunjung pulang. Banyak orang berkata padanya bahwa Beth mungkin sudah mati, namun kakaknya ini percaya bahwa Beth sedang pergi ke tengah laut dan akan kembali mencari kakaknya.

Hari ini, hari ke 2.190 sejak adiknya menghilang, hari ini juga Damian memutuskan untuk tidur di pantai dengan sebuah kain tipis yang ia gunakan sebagai alas di tengah tengah butiran pasir. Walau sudah menggunakan kain sebagai alas, namun ia bisa masih merasakan butiran pasir yang menggelitik di telapak kakinya dan suara ombak yang kencang serta tiupan angin dingin yang seakan berbisik bahwa semua akan baik baik saja. Di tengah dingin nya pantai malam hari, ia memejamkan mata dan melihat sesosok adiknya dengan gaun kuning sekuning Anyelir yang Damian taburkan setiap hari. Sosok itu mendekat ke arah dimana Damian berbaring, sosok itu muncul diantara ombak yang tinggi dan kakinya yang menyeret pasir lalu mendekat sambil tersenyum. Sosok itu berkata pada Damian ” bukankah pantai ini indah? ” lalu ia menjulurkan tangan nya ke arah Damian. ” Ayo ikut aku pergi ke laut juga, dimana kamu bisa bersama ku selamanya dan tidak perlu menaburkan Anyelir kuning setiap petang dan menangis sebelum tidur ” Sontak Damian mulai merasa takut namun sosok itu menarik tangan Damian, lalu muncul sebuah Anyelir merah dan sosok itu berbicara lagi, ” terimakasih telah menunjukan jalan pulangku ” Lalu mengubah Anyelir merah itu menjadi warna kuning

Damian yang tadinya merasa takut akhirnya menjadi percaya bahwa adiknya kini sudah pulang, ia tidak sabar untuk segera memberi tahu semua orang bahwa prasangka mereka salah. Damian kemudian mengangguk dan ikut adiknya pergi menuju ke tengah laut, bergandengan tangan, dengan butiran Anyelir kuning ditangan mereka. Namun, pandangan Damian kini menghitam, tapi kali ini dia tidak merasa takut, selama ia masih bersama adiknya, lalu ia merasakan air laut yang semakin dalam menutupi dirinya hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

Keterangan: Anyelir kuning melambangkan penolakan, kekecewaan dan penyesalan yang mendalam, sedangkan Anyelir merah melambangkan cinta dan kasih sayang.

Mikaela Sekar Meera Sedayu P

8B/22

Retret

Retret ku dimulai tanggal 10 sampai dengan tanggal 12 karena aku berada di gelombang 2. Berangkat dari sekolah hingga ke Ambarawa dengan menggunakan bus, walau bus nya bisa dibilang cukup panas tetapi saat perjalanan hujan turun dan memasuki bus. Hujan turun cukup deras sampai mengenai ku. Lalu setelah sampai di Ambarawa, aku dan temanku mencari kamar. Setelah menemukan kamar, temanku masuk ke kamarku untuk bermain atau ngobrol. Kita pun jadinya mematikan lampu dan nyanyi sambil menyetel Spotify. Nyanyian ku dan temanku sangat keras hingga ada temanku dari kelas lain memasuki kamar kita dan bergabung. Lalu waktunya snack, setelah snack kita memasuki aula. Di aula kita diberi materi dan ada juga game-game lain dan kita disuruh membentuk kelompok. Aku dan teman dekat ku terpisah, tetapi itu bukan masalah besar. Karena aku dapat kenalan dengan orang lain terutama orang-orang dikelompok-ku. Setelah membuat kelompok kita disuruh membuat yel-yel dengan 3 kata. Yel-yel kelompok lain pada unik, tetapi yel-yel ku tidak kalah unik seperi SD-Sadar-Diri. Setelah itu kita makan malam dan duduknya harus per-kelompok. Dan saat makan-makan itu aku dapat mengenal lebih dekat dengan teman satu kelompok-ku. Teman satu kelompok-ku ini juga lumayan banyak kemiripan denganku jadi kita menjadi lumayan dekat. Lalu saat istirahat malam aku dan teman satu kamarku membuat pop mie tetapi kita tidak dapat makan pop mie dengan tenang karena kita bikin pop mie di saat waktu yang mepet. Jadi kita makan sambil buru-buru dan ada pop mie teman saya yang dibuang. Setelah itu aku dan teman satu kamarku ke kamar dan bersiap-siap untuk tidur. Hari pertama aku tidak bisa tidur, entah apakah temanku bisa tidur atau tidak? Aku bangun jam 3.45 karena diluar sangat berisik. Jadi aku membangunkan teman satu kamarku dan kita berjalan-jalan sebentar lalu bersiap-siap untuk kegiatan hari ini. Kegiatan di hari itu sangat banyak dan sangat seru. Contoh-contoh kegiatannya seperti materi-materi untuk mengembangkan pengetahuan dan saat game dan saat perkelompok disuruh membuat game dan saat basah-basahan dan saat membuat seperti “My Dream & Millestone”. Aku berharap aku tidak akan melupakan hal-hal itu. Lalu saat malam bisa dibilang seperti yang orang-orang katakan “kita akan dibuat nangis” tetapi aku tidak menangis tapi banyak yang menangis dan ada juga yang ketiduran. Lalu saat malamnya aku dan teman satu kelompokku dan kenalanku jalan-jalan sambil bercerita sedikit(?) Tetapi itu tidak berlangsung lama karena setelah itu mereka kembali bersama teman-nya yang lain. Dan begitu juga aku. Aku dan teman dekat atau teman satu kamarku melihat bintang-bintang, bintang itu sangat cantik susah melepaskan pandanganku dari bintang itu. Tetapi guru-guru pengawas datang untuk mengecek murid-murid, jadi aku dan temanku bergegas ke kamar. Kamarku sempat di cek 2x dengan guru pengawas tapi setelah itu aku tidur. Tidur-ku sangat nyenyak hingga aku harus dibangunkan guru pengawas. Tetapi guru pengawas membangunkan 5 menit sebelum kita akan menuju ke kegiatan selanjutnya, kegiatan selanjutnya adalah ke Gua Maria Kerep dengan berjalan sekitar 2km. Lalu setelah sampai kita menyalakan dan menaruh lilin dan entah apa yang kita lakukan disana. Tetapi aku dan teman dekat satu kelompok-ku ijin untuk ke taman, guru pengawas pun mengijinkan. Aku tidak menyesal ijin ke taman dengan temanku. Karena aku dan temanku dapat melihat sunrise di taman yang sangat asri dan indah dan tidak ada orang, hanya kita ber 2. Tetapi itu tidak begitu lama mungkin hanya 5-10 menit dan kita kembali ke tempat bersama guru pengawas. Dan setelah kembali, tidak lama kita disuruh pulang(?). Tapi tentu saja kita disuruh foto bersama lalu kembali. Setelah kembali kita hanya disuruh siap-siap untuk pulang, tapi sebelum pulang kita harus mengikuti acara ekaristi. Setelah itu kita makan siang dan HP kita dikembalikan, oh iya aku lupa bilang bahwa HP di hari pertama harus dikumpulkan. Saat makan siang kita mendapat free ice cream dan chocolate, dan juga mereka memberi surat amplop (bagian dari kegiatan), surat amplop itu berisi dari orang-orang yang memberi kita surat dapat bersifat anonim dan tidak. Saat di bus perjalanan pulang aku membaca surat itu, surat-surat yang diberikan untuk-ku sangat membuat ku senang aku dapat membacanya setiap hari. Setelah itu sampailah disekolah dan aku tidak langsung pulang karena menunggu aku dijemput, begitu juga teman-ku dan salah satunya teman satu kelompok-ku. Aku jalan-jalan keliling sekolah dengan teman satu kelompok-ku ini hingga aku di jemput. Dan bisa dibilang itu terakhir kita berbicara karena sekarang disekolah aku hampir tidak pernah bertemu dengannya. Tetapi itu bukan masalah. Kesan-ku untuk retret ini adalah aku sangat senang aku mau retret lagi.