ANYELIR KUNING
Beth, adalah adik kesayangan Damian satu-satunya. 2 Bulan ia menghilang, setelah Damian mengajaknya bermain di sekitar Pantai Melasti. Damian benar benar merasa kehilangan dan merasakan penyesalan yang mendalam akan hilangnya gadis itu. Bantuan yang ia dapat juga sedikit, sehingga Damian makin putus asa. Ia berpikir bahwa adik satu-satunya itu tidak mungkin pergi meninggalkan dia begitu saja, pasti ada sesuatu yang Beth sembunyikan atau seseorang telah mengambil Beth dan hilang dari pelukannya. Tiba-tiba, Damian teringat pada sesuatu yang spesial tentang adiknya, bunga Anyelir.
Anyelir, bunga yang tidak begitu banyak orang kenal, namun ini adalah bunga kesukaan Beth, yang Damian setiap hari beli untuk adik tersayang nya. Anyelir kesukaan Beth adalah Anyelir merah. Anyelir merah melambangkan cinta dan kasih sayang, melambangkan kasih sayang yang tak terhingga untuk saudaranya Damian. Damian kini teringat akan bunga Anyelir yang setiap hari ia belikan untuk adiknya yang kini sudah menghilang. Sehingga ia memutuskan untuk membeli sebuah Anyelir untuk mengenang adiknya itu.
Ia membeli Anyelir warna merah dan kuning, dan ia pergi ke Pantai Melasti saat hari petang dan menaburkan Anyelir warna kuning di ombak yang menghampiri kakinya sehingga ombakĀ langsung membawa pergi butiran bunga itu dan pergi ke tengah laut. Damian mulai melakukannya setiap hari di Pantai Melasti, tempat adiknya menghilang, dengan harapan ia akan kembali karena laut telah menunjukan jalan pulang dengan butiran Anyelir kuning yang mengambang di atas air. Ia melakukannya setiap hari, saat matahari terbenam dan pengunjung pantai mulai sepi. Ia berdoa agar adiknya cepat kembali dan ia percaya bahwa suatu saar, entah 1 atau mungkin 10 tahun lagi, ia akan kembali digenggaman tangannya.
Sudah hampir 6 tahun lebih Beth menghilang, sudah hampir 1001 Anyelir kuning ia tabur di laut, namun adiknya tak kunjung pulang. Banyak orang berkata padanya bahwa Beth mungkin sudah mati, namun kakaknya ini percaya bahwa Beth sedang pergi ke tengah laut dan akan kembali mencari kakaknya.
Hari ini, hari ke 2.190 sejak adiknya menghilang, hari ini juga Damian memutuskan untuk tidur di pantai dengan sebuah kain tipis yang ia gunakan sebagai alas di tengah tengah butiran pasir. Walau sudah menggunakan kain sebagai alas, namun ia bisa masih merasakan butiran pasir yang menggelitik di telapak kakinya dan suara ombak yang kencang serta tiupan angin dingin yang seakan berbisik bahwa semua akan baik baik saja. Di tengah dingin nya pantai malam hari, ia memejamkan mata dan melihat sesosok adiknya dengan gaun kuning sekuning Anyelir yang Damian taburkan setiap hari. Sosok itu mendekat ke arah dimana Damian berbaring, sosok itu muncul diantara ombak yang tinggi dan kakinya yang menyeret pasir lalu mendekat sambil tersenyum. Sosok itu berkata pada Damian ” bukankah pantai ini indah? ” lalu ia menjulurkan tangan nya ke arah Damian. ” Ayo ikut aku pergi ke laut juga, dimana kamu bisa bersama ku selamanya dan tidak perlu menaburkan Anyelir kuning setiap petang dan menangis sebelum tidur ” Sontak Damian mulai merasa takut namun sosok itu menarik tangan Damian, lalu muncul sebuah Anyelir merah dan sosok itu berbicara lagi, ” terimakasih telah menunjukan jalan pulangku ” Lalu mengubah Anyelir merah itu menjadi warna kuning
Damian yang tadinya merasa takut akhirnya menjadi percaya bahwa adiknya kini sudah pulang, ia tidak sabar untuk segera memberi tahu semua orang bahwa prasangka mereka salah. Damian kemudian mengangguk dan ikut adiknya pergi menuju ke tengah laut, bergandengan tangan, dengan butiran Anyelir kuning ditangan mereka. Namun, pandangan Damian kini menghitam, tapi kali ini dia tidak merasa takut, selama ia masih bersama adiknya, lalu ia merasakan air laut yang semakin dalam menutupi dirinya hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Keterangan: Anyelir kuning melambangkan penolakan, kekecewaan dan penyesalan yang mendalam, sedangkan Anyelir merah melambangkan cinta dan kasih sayang.
Mikaela Sekar Meera Sedayu P
8B/22