Cerita ini tentang Michael Jordan, seorang legenda bola basket. Sejak kecil, Jordan memiliki ketertarikan dalam bidang olahraga, terutama bola basket. Saat baru duduk di bangku SMA, Jordan pernah ditolak saat ingin mengikuti seleksi masuk tim basket sekolahnya karena badannya yang terlalu pendek dan dinilai kurang mahir dalam permainan tersebut. Namun, Jordan tidak menyerah. Ia tetap berlatih dengan giat setiap hari di rumah, baik teknik maupun fisiknya. Dua tahun berikutnya, ia kembali mengikuti seleksi tim sekolahnya dan diterima. Ia terus berlatih keras, bahkan sering pulang terlambat karena latihan tambahan. Pada kompetisi SMA tahun 1981, Jordan membuktikan kerja kerasnya. Ia berhasil mencetak 40 angka pada game pertamanya dan rata-rata 25 angka per game, dan memenangkan kompetisi SMA di tahun yang sama. Karirnya terus menanjak, ia bergabung dengan tim Universitas Carolina Utara dan memenangkan beberapa kompetisi. Kemudian ia mendapat kontrak dan bergabung dalam tim Chicago Bulls pada tahun 1984. Karir Jordan di NBA sangat gemilang. Ia mengantarkan timnya menjadi juara sebanyak enam kali, lima kali menjadi MVP di sepanjang musim, dan empat belas kali masuk ke dalam NBA All Stars. Ia pensiun tahun 2003 dan tercatat sebagai pemain yang mencetak angka terbanyak kedua dalam satu musim. Kini Jordan menjadi pemilik klub NBA, pebisnis, dan salah satu legenda basket sepanjang masa.
Cerita ini menunjukkan bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.