Grisha dan Gritha merupakan anak kembar dari sepasang suami istri, Liam dan Gistara. Pada awalnya keluarga mereka cukup harmonis, namun kata harmonis mejadi pupus setelah mengetahui saat Grisha mengalami kecelakaan sepulang sekolah bersama Gritha, dan kecelakaan itu membuat Grisha menjadi lumpuh. Gritha selalu disalahkan oleh kedua orang tuanya, karena menurut mereka Gritha adalah penyebab adiknya menjadi seperti ini.
Pada suatu sore saat Gritha pulang sekolah, tiba tiba saja hujan deras, membuat Gritha harus menepi untuk meneduh dibawah pohon yang besar. Cukup lama Gritha menunggu hujan itu mereda, sekitar 1 jam lebih. Setelah merasa hujan tersebut sudah mereda, Gritha melanjutkan jalannya menuju rumah.
Sesampainya Gritha dirumah….
“Dari mana saja jam segini baru pulang? Mau jadi perempuan liar kamu?” Ucap seseorang yang sudah paruh baya dengan suara sinisnya.
Hati Gritha serasa remuk karena dirinya di hina oleh wanita yang notabenenya adalah ibunya sendiri, Gistara. “Ma, aku harus meneduh dulu tadi, hujan tiba tiba deras.” Balas Gritha dengan tenang.
Gistara tidak menanggapi lagi, ia berangsur pergi ke arah dapur. Gritha menghela nafas panjang lalu pergi masuk menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Selesainya Gritha membersihkan diri, ia keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan keluarga.
“Seperti biasa, tunggu kami selesai makan baru kamu bisa makan.” Ucap Gistara.
“Ma, jangan seperti itu dengan kak Gritha, biasanya juga kita akan makan bersama kan.” Balas Grisha
“Gapapa dek, kakak makannya bisa nanti.” Gritha berucap sembari mengelus kepala adiknya.
Grisha itu sangat amat menyayangi kakaknya, Grisha sering sekali bercerita tentang kesehariannya saat di sekolah. Namun, semenjak ia mengalami kecelakaan, Gritha jadi jarang sekali bertemu dengan Grisha. Grisha nengetahui bahwa kakaknya menjadi dibenci kedua orang tuanya karena dia, ia sungguh merasa bersalah karena hal tersebut.
Skip saat selesai makan malam…
Gritha sudah kembali kedalam kamarnya, Gritha itu sekarang ini lebih cenderung memilih untuk berdian diri dikamar.
Tok tok tok…
Terdengar suara pintu kamar Gritha yang di ketuk, “Masuk.. ” Ucap Gritha.
“Kak, boleh aku bicara sebentar?” Grisha bertanya sembari menutup pintu kamar Gritha dengan perlahan.
Gritha memandangi Grisha sebentar dan mengangguk pelan
“Kak.. Maaf ya. Karena aku, kakak jadi dibenci oleh mama dan papa, andaikan aku lebih hati hati lagi saat menyembrang, mungkin tidak akan kejadian seperti ini” Ucap Grisha panjang lebar dengan nada menyesal.
Gritha menatap wajah adiknya dan berbicara, “Jangan bicara seperti itu, ini semua sudah takdir dan kamu tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri. Dengar, kakak tidak pernah merasa dibenci oleh mama dan papa.”
“Tapi mama papa sering bentak dan pukul kakak… ” Grisha menunduk
“Mereka hanya lagi capek, lambat laun sikap mereka akan berubah dengan sendirinya” Jelas Gritha. Selesai ia berbicara, Gritha langsung memeluk adiknya yang menangis.
~fin~