Di sebuah desa, hiduplah seorang anak SMA kelas 8 bernama Nabe.Ia tinggal di panti asuhan sejak kecil karena ditinggalkan oleh orangtuanya karena desakan ekonomi keluarga . Nabe bersekolah di SMA Surya Menyinari, Di sekolah Nabe menjadi siswa pembuat onar dan sering di panggil ke ruang BK sekolah. Nabe melakukan itu karena tidak ingin dipandang rendah oleh murid lainya,yang mengetahui bahwa ia adalah anak yatim piatu yang ditinggalkan orangtuanya.

Suatu hari, Nabe sedang berjalan di koridor sekolah. Di depan Nabe ada segerombolan murid laki-laki kelas 9 sedang berdiri ditepi koridor.Saat Nabe melewati kawanan murid itu, Salah satu murid kelas 9 mengolok-olok Nabe “Dasar pembuat onar ,kayak gak diajari tata karma, ups…diakan gak punya orang tua”. Nabe yang mendengarnyapun langsung meninju pipi murid itu dan memukulinya. Teman-teman murid itu yang melihatnya langsung membela temannya dengan mengeroyok Nabe dan memukulinya.Karena fisik Nabe yang kuat ia berhasil menghadapi murid-murid kelas 9 itu. Karena pertemuan yang terjadi, guru BK datang untuk melerai setelah mendapatkan laporan dari murid siswi yang kebetulan lewat di koridor.Setelah berhasil melerai pertengkaran, guru BK membawa semua murid yang terlibat pertengkaran ke ruang BK, dan memanggil orang tua murid.

Setelah semua orang tua murid datang dan Nabe di wakili oleh kepala panti asuhnya. Orang tua murid-murid kelas 9, tidak menerima kondisi anaknya yang babak belur dan mencaci maki Nabe. Guru BK yang ada di sana hanya mendengarkan karena salah satu orang tua murid kelas 9 merupakan donatur sekolah.Kepala panti asuhan hanya bisa meminta maaf atas kelakuan Nabe. Nabe yang dari tadi diam mendengar semua percakapan merasa sakit hati.

Kepala panti asuhan dan Nabe diizinkan pulang, sampai di panti kepala pengasuhan menasehati Nabe untuk tidak mendengarkan makian orang tua murid kelas 9 dan Menyuruh Nabe untuk berubah agar tidak membuat onar lagi.

Setelah di nasehati, Nabe memilih pergi ke perpustakaan yang ada di celana dalam karena ingin menenangkan dirinya. Di perpustakaan Nabe melihat buku yang menarik perhatiannya. Ternyata buku itu menceritakan tentang Nelson Mandela, seorang pemimpin besar yang perjuangannya melawan ketidaksetaraan dan diskriminasi menjadikannya menjadi pahlawan bagi banyak orang.

Nabe yang telah membaca perjalanan hidup Nelson Mandela, merasa terinspirasi. Nabe merasa bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengatasi keterpurukan dan bukan kekerasan. Nabe akhirnya bertekad mengubah sikapnya, Nabe mulai rajin belajar dan mulai bergaul dengan teman sekolahnya.

Berkat semua usaha yang telah dilakukan oleh Nabe.Ia mendapatkan beasiswa di universitas ternama di kotanya.Di universitas Nabe menjadi pemimpin mahasiswa, berkat kecerdasan dan keaktifannya di organisasi mahasiswa.

Cerita inspiratif ini mengajarkan kepada kita para pembaca bahwa perubahan dapat membuat kita bangkit dari keterpurukan dan membuka masa depan yang indah.