Di sebuah kota kecil yang diliputi oleh gaya hidup yang sederhana. Terdapat senima jalanan bernama Arka. Ia memiliki hobi yang sederhana dan sering dianggap remeh orang di sekitarnya, yaitu melukis. Ia mendapatkan julukan sang seniman jalanan di area ramai kota kecil tersebut. Berbanding jauh dengan keadaan sekitarnya, di tengah kota tersebut ia di apresiasi oleh banyak orang yang pastinya seniman jalanan pula. Setiap hari pastinya ia menciptakan corengan di dinding dinding dekat trotoar kota.
Ia merasa dikota kecil tersebut, bakatnya kurang terlirik oleh seniman yang lebih dari dirinya. Ia pun memberanikan diri untuk ke kota metropolitan. Dengan uang secukupnya, ia menciptakan karya lukis di kanvas murah yang ia beli. Meski dihadapkan dengan ketidakpastian, ia mulai menjual karyanya kepada seniman-seniman kecil di kota tersebut.
Ia pun memberanikan diri untuk menjual karya-karya kepada pihak galeri di kota tersebut. Selain itu, ia membesarkan namanya diantara komunitas pelukis jalanan di kota tersebut. Hingga karya-karyanya terkenal dengan namanya yang mengikuti di belakangnya.
Namun keberhasilannya tidak membuat ia lupa dengan akar dari karirnya, yaitu kota kecil kelahirannya. Ia pun membantu seniman-seniman kecil di kotanya tersebut, seperti seniman-seniman yang telah membantunya.