Pada suatu hari terdapat seorang anak yang sudah memasuki Sekolah Menengah Atas. Sebut saja dia Sean, anak berumur 15 tahun yang baru saja lulus SMP. Saat itu ia belum memiliki teman sama sekali, walaupun memang ada teman yang berasal dari SMP yang sama. Sean dulu adalah anak yang aktif saat SMP. Ia mempunyai banyak bakat seperti pandai berdebat, bisa dance, memiliki public speaking yang bagus, dan bisa menjadi pemimpin yang baik. Tapi bakatnya tidak terlihat saat SMA atau menghilang begitu saja.

 

Sean menjadi anak yang pendiam, tidak percaya diri, dan pemalu. Ia tidak berani mengungkapkan bakatnya yang ada saat dulu SMP. Karena hal itu ia menjadi merasa kesepian, ia tidak tahu harus bermain dengan siapa, bertanya dengan siapa, dan ia malu untuk bertanya pelajaran dengan guru. Ia selalu berpikir bahwa ia adalah siswa terbodoh dikelas itu, karena teman-temannya yang pintar. Ia makin tertekan atas keadaannya. Mulai dari tidak ada teman, kurangnya rasa percaya diri, dan hilangnya keberanian Sean. Padahal saat SMP ia adalah siswa yang aktif dan bisa menjadi siswa terbaik.

 

Waktu terus berjalan, akhirnya Sean mulai berpikir kalau ia harus lebih memberanikan dirinya dan kembali menjadi dirinya yang dulu. “Jika aku hanya berdiam diri seperti ini, bagaimana aku nanti di masa depan?” kata Sean yang sedang merenung. Sean melanjutkan kata katanya, “Aku gaboleh nyerah, harus terus berjuang sampe aku berhasil, ini juga demi masa depanku.” Akhirnya setelah merenung sekian lama, Sean sadar bahwa ia harus tetap berjuang dan berusahan untuk mendapatkan apa yang ia mau. 

 

Sean mulai bergaul dengan temannya di SMA, mulai berkumpul jika ada teman-teman yang sedang berbicara, membantu temannya, dan bahkan ia akan bertanya kepada teman jika dia tidak tahu. Rasanya sangat susah bagi Sean untuk dirinya bersosialisasi lagi. Walau begitu ia tetap berusaha yang terbaik demi dirinya dan juga demi masa depannya. Saat ada kegiatan presentasi, ia bisa melakukannya dengan baik hingga dipuji. Lalu saat ada materi seperti debat antara pro dan kontra, ia bisa menguasainya dengan kepercayaan dirinya. Sean juga masuk ke dalam ekstra dance dan ia dijadikan pemimpin dance, karena dance dia yang bagus dan bisa memimpin anggota lainnya. Selama di kelas, Sean bisa mengatur teman-temannya yang berisik, hingga ia dibanggakan guru karena kepemimpinannya yang bagus. Saat naik kelas 11, ia menjadi ketua kelas karena teman-temannya percaya kepada Sean.

 

Akhirnya waktu telah berlalu sangat cepat. Sean berhasil beradaptasi. Ia mempunya banyak teman, pelajarannya juga tidak terganggu, dan ia juga sekarang menjadi siswa unggul di kelasnya. Sekarang Sean merasa tenang dan berkata “Memang, percaya dirilah yang paling utama untuk melakukan semuanya. Jika berani kita pasti bisa melakukannya, tapi kalau takut pasti kita tidak berani untuk mencoba hal baru dan malah jadi gak bisa. “Terus aku tidak boleh berhenti di tengah jalan, harus berjuang terus,” Sean mengatakan itu dengan senang, karena akhirnya hidupnya bisa sempurna, “Pokoknya terimakasih buat diri aku sendiri.” Kadang kita perlu untuk memulai sesuatu dari diri kita sendiri dengan penuh keberanian. Karena jika kita tidak berani, kita tidak akan mau mencoba hal baru.