Elon musk tumbuh besar di Afrika Selatan. Musk kecil sering menghabiskan waktu dengan membaca buku pengetahuan dan membuat kode hingga larut malam. Dirinya memang memiliki minat dalam komputer dan belajar tentang pemrogaman komputer.

Saat kecil, musk harus dihadapkan dengan kenyataan pahit saat ibu dan ayahnya memutuskan bercerai. Ibunya adalah seorang model, sedangkan ayahnya seorang insinyur elektromekanis dan pengembang properti. Ayahnya sering melakukan kekerasan padanya dan pada Ibunya. Musk kecil dulu sangat introvert, ia sering menyendiri untuk belajar atau membaca. Elon Musk pernah bully saat ia bersekolah. Bahkan, ia pernah masuk rumah sakit karena dijatuhkan dari tangga dan dipukuli hingga pingsan oleh teman-temannya. Musk juga sering dimaki-maki dengan temannya kalau dia tidak akan pernah sukses. Seiring berjalannya waktu musk bekerja keras untuk menjadi orang sukses yang membantu banyak orang. Saat usia 12 tahun Musk belajar pemrograman dan berhasil membuat serta menjual kode komputer pada majalah komputer untuk sebuah gim yang ia beri nama Blastar dengan harga $500. Elon lulus dari Pretoria Boys High School dan pindah ke Kanada tahun 1989 pada usia 17 tahun untuk menghindari wajib militer di Afrika Selatan.

Pada tahun 1995, Elon Musk memulai usaha pertamanya bersama dengan sang adik yang memiliki ketertarikan dengan dunia bisnis. Di bawah kepemimpinan Elon, bisnis mereka yang bernama Zip2 berhasil meraih investor besar, yakni Knight Rider hingga ke The New York Times. Setelah itu Elon musk mendirikan banyak perusahaan besar seperti space x, testla, the boring company, SolarCity, Neuralink Corporation.

Musk menghadapi banyak tantangan dan kegagalan dalam kariernya, tetapi ketekunan dan daya tahan yang tinggi membantunya tetap fokus pada visinya. Kisah Elon Musk dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang mencari motivasi untuk mengejar ambisi tinggi, berinovasi, dan bertahan dalam menghadapi tantangan.