Brum brum, “Memangnya ada ya seorang putri yang sukanya balapan?”

Seorang putri kok sukanya balapan” begitulah yang orang-orang katakan padaku, Elizabeth Genevieve Alexandra de Elmyr.

“As you can see, yes I am a princess, dalam sejarah keluarga yang aku lihat sendiri. Aku memang keturunan langsung dari Raja Kyle de Elmyr dan Raja Alexander Treville. Ayahku Hugo James Treville dan ibuku Katherine Greissy de Elmyr. Sudah bisa dilihat bukan yang mana yang anak Raja Treville dan yang mana anak Raja Kyle. Tapi untuk kerajaan kerajaan seperti itu sudah tidak dipakai sekarang.”

“Aku juga memiliki beberapa saudara, Anak pertama adalah Jonathan Finn Treville (laki-laki). Anak kedua adalah Jeremy Aiden Treville (laki-laki). Anak ketiga adalah Ethan Jericho de Elmyr (laki-laki). Anak ke empat adalah Eleonora Caitlyn Roseanna de Elmyr (perempuan). Anak ke lima adalah Erick Joshua Alexander de Elmyr & Elizabeth Genevieve Alexandra de Elmyr (kembar laki-laki dan perempuan), dan anak ke enam adalah Edward Keenan Nicholas de Elmyr (laki-laki). Banyak kan anaknya sampe pusing deh ngafalin nama panjangnya, aneh dan unik juga nama namanya mungkin biar aesthetic gitu kali yaa.”

“Diantara kita ber-7 itu jarang banget yang namanya akur tiap hari pasti ada aja, misal hari ini deh.”. “Heh Aiden balikin remote tv nya gue mau nonton Scooby-Doo!!” teriak Nora yang ingin menonton serial kartun favorit nya itu. “Wlee enak aja balikin dulu nggak jam tangan gue!” jawab Aiden meledek. Di sisi lain “Mamaa, kak Vieve, kak Erick ngambil-ngambil makanan aku!!!” teriak si kecil Keenan yang sedang berebut makanan dengan Erick. “Ya Tuhan Erick, balikin itu makanannya Keenan, makanan bayi juga lo makan!” teriak Vieve dari dapur. Lalu tiba-tiba “Heh Nathan balikin PS gue!” teriak Ethan pada Nathan “Enak aja balikin dulu HP gue, baru gue balikin PS lo!” yaa begitulah keadaan rumah yang setiap hari pastinya ramai dengan teriakan teriakan yang meriah. “Udah diem semua atau mama nggak akan masak buat kalian!” teriak Nyonya Katherine yang sudah capek mendengar teriakan anak-anaknya tersebut “Kann kann bu suhu nya dateng kan.” batin ke enam anak tersebut. And you know what papa cuma dengerin sambil baca koran di balkon, hadehh mengcapek sudahlah kita ini.

“Kalian itu perasaan jarang banget akur, hampir setiap hari berantem aja terus.” kata mama ke kita yang lagi kumpul di dapur, maklumin aja kita suka banget kumpul di dapur sambil ngobrol. “Tuh dengerin papa juga agak bosen lho denger kalian semua setiap hari teriak teriak terus.” kata papa yang ikut nimbrung ngobrol di dapur. Kita ngobrol, bercanda, ketawa ketiwi di dapur bareng bareng.

Semua saat itu masih bahagia, sampai wanita ini tiba Ellyana Viviane Bellinda dan dua anaknya Endrick Cameron Mackenzie dan Alyana Ivy Mackenzie. Ellyana adalah Istri pertama papa yang kembali lagi setelah papa sukses dan menjadi kaya lagi. Pada saat itu semuanya shock seketika,termasuk mama. Ialah yang paling tersakiti selama ini, mama harus menahan semua beban yang dunia berikan karena wanita itu. “Halloo semuanya kok keliatan nya pada nggak seneng sih aku balik ke sini, kamu juga pa kenapa kok seperti shock gitu?” ucap Ellyana, “Hallo Erick kamu seneng nggak aku balik ke sini lagi.” ucap Alyana pada kembaranku, I know she is I don’t know how to say it pokoknya semua cowok yang ganteng di deketin semua sama dia, “hai Vieve kangen nggak sama gue? Kangen kan pasti.” ucap Endrick pada Vieve “Idih najis gue kangen sama lo.” ucap Vieve. Dari kejauhan mama dan saudara ku yang lain hanya bisa tersenyum masam melihat kehadiran mereka. “Ada apa ya tante dateng kesini lagi? Ada perlu apa?” ucap Nora pada Ellyana “Kok panggil nya tante sih mami dong saya kan istri pertama papa kamu.” balas Ellyana mengkoreksi panggilan dari Nora yang menyebutnya Tante

“Idih najis panggil lu mami.” ucap Vieve pelan tetapi masih bisa terdengar oleh beberapa saudaranya. “Heh Vieve jangan kurang ajar ya kamu sama saya!” ucap Ellyana pada Vieve, I know sama Vieve kan tapi najis gila namanya mirip sama dia.
“There’s a message for you.” terlihat notifikasi pada handphone Vieve. Ternyata itu notifikasi dari kekasih Vieve Jendra Zayn Anderson alias Jendra. “Vievee jadi keluar nggakk??” tulis Jendra pada chat tersebut. “Jadii tapi bentar yaa aku siap siap duluu.” balas El. “Ok tapi dandan nya gausah cantik cantik, nanti banyak yang suka lagi kan repot ntar -_-.“ jawab Jendra kesal. Asal kalian tau mereka adalah pasangan idaman yang di impikan oleh semua siswa di sekolah mereka, apalagi yang cewek cewek. Kalo udah liat Jendra Physical touch plus Act of Service sama Vieve, beuhh langsung buyar hati mereka. Dengan wujud Jendra yang tampan, gagah, dengan tubuh yang kekar dan Vieve yang cantik, anggun, dan menawan, semua yang melihat mereka berduaan pasti langsung salting.

“Maa Paa aku keluar dulu yaa!” pamit Vieve pada kedua orangtuanya. “Kemana Vieve? Sama siapa?” tanya papa pada Vieve. “Jalan jalan healing gitu paa sama Jendra.” balas Vieve. “Owhh yaudah hati hati yaa!” ucap papa,“Iyaa papaaa!” balas Vieve. Mereka pergi dating ke satu museum yang isinya sangat di sukai Vieve. Apa ituu? Ya isi museum tersebut adalah berbagai macam jenis bunga dan juga karya seni yang sederhana tetapi aesthetic. Setelah pergi ke museum, mereka berdua pergi ke perpustakaan, mereka membaca banyak buku. Mereka juga mengambil beberapa foto untuk mengabadikan kegiatan mereka berdua hari ini. Semua beban Vieve seketika hilang saat bersama dengan Jendra. Jendra memang seperti obat bagi Vieve, ialah yang selalu menenangkan Vieve saat Vieve sedang berada di titik terendah dalam hidupnya, ia yang menemani Vieve saat tidak ada orang yang bisa menemaninya. “Hope you’ll like it Vieve” ucap Jendra sambil memberikan bouquet bunga pada Vieve. “Of course I like it, this is so beautiful Jen” balas Vieve pada Jendra. Hari ini Vieve tidak memilih untuk pulang ke rumahnya, melainkan ia menuju ke unit apartment yang ia dan Jendra beli. Vieve sangat lelah dengan keadaan rumah. “Vievee” teriak Jendra, “Apaa Jen??” balas Vieve menghampiri Jendra. Btw Jendra juga keturunan kerajaan, Ia keturunan dari Raja Jeffrey Anderson. “Kata resepsionis ada orang yang nungguin kita di lobby.” kata Jendea. Di lobby sudah terlihat beberapa orang menunggu Jendra dan Vieve. “Pangeran Jendra dan Putri Genevieve bisa ikut kami sekarang?” ucap salah satu lelaki yang ada disana. “Ada perlu apa ya dengan kami?” ucap Jendra. “Para Raja dari kerajaan Anderson dan Elmyr mengutus kamu untuk menjemput kalian, semua keluarga kalian sudah berada di sana.”

Jendra dan Vieve nampak bingung, secara kerajaan sudah tidak ada pada zaman sekarang ini. Lebih terkejutnya lagi dimana para orang suruhan tersebut sudah membawa semua perlengkapan yang Jendra dan Vieve butuhkan. Mereka pun berangkat ke tempat yang dimaksud oleh orang-orang tersebut. Dalam perjalanan ke tempat tersebut mereka melewati jembatan yang mempunyai portal emas yang sangat indah yang melingkari jembatan tersebut.

Mereka benar-benar sangat terkejut, ternyata tempat yang mereka kunjungi adalah tempat yang sangat modern dengan teknologi tinggi yang sangat canggih. Mobil, motor, dan kereta sudah tidak berjalan pada darat lagi, semua kendaraan tersebut bisa berlajan di udara. “Selamat datang cucuku.” ucap Raja Anderson dan Raja Kyle. Jendra dan Vieve sangat terkejut melihat kakek mereka masih hidup. “Wow is this really you grandpa?” ucap Vieve begitu juga dengan Jendra. “Masih sehat dan ganteng bukan?” balas Jeffrey. “Grandpa kepedean ih, gantengan juga aku.” ujar Jendra. “Oh my God look at my granddaughter, you look so beautiful sweetheart.” ucap Alice istri dari Raja Kyle. Alice Isabella de Elmyr, Ratu kerajaan Elmyr, “Look at my grandson too Alice he looks handsome doesn’t he.” ucap Hannah istri Raja Anderson, Hannah Madeleine Anderson. “Maa udah lah jangan dipuji terus nanti malah tambah kepedean anaknya.” ucap Olivia Jasmine Anderson mamanya Jendra. “C’mon Liv kegantengan nya itu kan dari aku.” ucap Jayden Abraham Anderson papanya Jendra. Sudah terbongkar bukan nama keluarga Jendra.

“Raja kami sudah membawa calon ratu dan raja bagi kedua kerajaan.” ucap salah seorang laki laki yang ternyata adalah pengawal kerajaan yang menjemput Jendra dan Vieve. Pada malam hari saat Vieve dan Jendra tertidur, tanpa diduga ternyata Ellyana, Alyana, dan Endrick mengikuti Jendra dan Vieve bersama para pengawal mereka juga. Vieve yang sudah hanyut dalam pelukan Jendra yang hangat tiba tiba terbangun, ia merasa ada yang melihatnya dari kejauhan. Jangan raguin naluri cewek deh Vieve yang tidur nyenyak aja bisa kebangun gara-gara merasa terancam. Jendra yang nyaman memeluk Vieve pun terbangun karena kaget dengan gerakan yang ditimbulkan Vieve. “What’s wrong Vieve?, kenapa kok kamu kebangun?” tanya Jendra pada Vieve. “Gapapa kok Jen, Cuma aku ngerasa nggak tenang aja it’s like ada yang ngeliatin kita gitu.” ucap Vieve. “Udah tenang aja ok? Aku disini bakal jagain kamu kok” balas Jendra menenangkan Vieve sambil kembali membawa Vieve kedalam pelukannya.

Keesokan paginya Vieve menceritakan semua yang dirasakannya semalam di meja makan. “GOOD MORNING EVERYONE!” Vieve yang sedang sarapan tersedak karena teriakan tersebut. Benar saja Ellyana dan kedua anaknya memasuki ruangan tersebut secara bar-bar hingga membuat semuanya terkejut. Suasana menjadi canggung bercampur dengan keheningan dan tatapan benci dari para anggota keluarga baik Anderson ataupun Elmyr. “Kenapa jadi diem semua gini, lanjutin aja dong breakfast nya.” ucap Alyana yang sedang kesusahan mengontrol pakaiannya yang heboh itu, pakaiannya sudah heboh seperti ingin mengikuti parade. Jika dibandingkan dengan pakaian Vieve, pakaian Alyana sudah seperti kembang api yang sedang menghebohkan malam hari, Sedangkan pakaian Vieve seperti hamparan bunga di suatu bukit yang menenangkan (maklum masih pake baju tidur).

“Halo sayang.” Ucap papa yang membuat semua orang tercengang, “kenapa papa jadi seperti ini?” itulah pertanyaan yang sekarang muncul di pikiranku dan ke enam saudaraku. Vieve kemudian teringat kejadian semalam, Ia sempat keluar kamar ditemani oleh Jendra, karena Vieve merasakan ada yang tidak beres dan benar saja, ia melihat Ellyana memasuki kamar mama dan papa secara diam-diam lalu membacakan mantra pada minuman yang disediakan di meja samping kasur, kemudian minuman itu mengeluarkan cahaya hijau yang terang dan pagi tadi papa meminum minuman itu.

Vieve dan Jendra yang mengingat kejadian tersebut langsung seketika tidak bisa menghabiskan makanan mereka. Vieve sangat terpukul saat papanya memeluk Alyana dengan tulus, sedangkan dia saja tidak pernah merasakan hal tersebut. Mama Katherine melihat Vieve yang sedang berusaha untuk tetap tersenyum juga ikut terpukul, ia tau apa yang sedang dirasakan anak perempuan keduanya itu. Jendra cepat-cepat mengajak Vieve untuk meninggalkan ruangan tersebut agar Vieve tidak lebih lama menyaksikan adegan menyakitkan itu.

“Hey are you ok darl?” ucap Jendra sambil memeluk dan mengusap kepala Vieve, “As you can see right now, aku udah duga dari awal dia bakal ngelakuin yang enggak-enggak buat dapet kasih sayang papa dan ambil hartanya lagi” kata Vieve sambil menahan tangisnya. Jendra memeluk dan mencium ujung dahi Vieve berharap ia bisa menenangkan Vieve yang sedang sangat terpukul. Setelah keduanya selesai mandi, mereka pun turun ke lantai bawah untuk berkumpul dan bersiap siap untuk kembali ke dunia asal mereka. “Grandpa, Grandma kami pulang dulu ya, soalnya besok kan juga masih harus sekolah.” Pamit Jendra pada grandpa dan grandma nya, “Ok hati hati yaa, sama tolong jaga Vieve dengan baik.” Balas grandma Alice yang melihat Vieve hanya bisa tersenyum sambil menahan sakit.

Hari berjalan dan bulan pun terlewati, bukannya merasa lebih baik Vieve malah merasakan sakit yang luar biasa, papanya menjadi lebih perhatian kepada keluarga Ellyana dibanding dengan keluarga yang membangkitkannya dari dulu. Ditambah luka fisik yang ia terima dari papanya dan pamannya yang pemabuk. Pamannya yang pulang malam setelah mabuk akan memukulnya menggunakan botol kaca minuman beralkohol itu. Praang, suara yang ditimbulkan oleh pecahnya botol itu. Yang membuat punggung dan tangan Vieve mengeluarkan darah.

Keesokan harinya Vieve melihat bagaimana cara papanya memberi kasih sayang dan perhatian yang tulus pada Alyana, berbeda dengan cara papanya memperlakukannya dahulu, papa bahkan jarang sekali memeluk Vieve kecuali saat Vieve masih kecil, disaat dunia membuatnya terpojok hanya Jendra yang ada untuknya. Mama Katherine yang juga sedang menahan sakit tidak bisa mendampingi Vieve saat anak gadisnya itu memerlukan peran seorang ibu disampingnya.

Mama dan ke tujuh anaknya sedang berusaha untuk mengungkap misteri mantra yang sedang menguasai papa. Merekapun kembali ke istana,“Anak-anak, ikut mama sebentar sini.” Kata mama, “Ikut kemana ma? Kata Jonathan penasaran. “Udah ikut aja dulu, nanti juga kalian tau.” jawab mama, Mama dan anak-anaknya pun menuju ke tempat yang dimaksud, ternyata mereka menuju ke ruang bawah tanah tetapi anehnya ruang bawah tanah tersebut terbagi menjadi beberapa jalan.

Mama memilih jalan yang berada di balik tembok. Magicnya mama hanya menekan satu tembok bata dan kami pun bergerak turun dengan cepat. “AAAAAAAAAAA!!!!”, teriak kami karena kaget karena cepatnya kami turun. Ternyata mama mengajak kami ke kandang Naga, ya kandang naga ternyata mama sudah menyiapkan naga untuk kami semua. Mama pun sudah menyiapkan peralatan perang untuk kami, “Ma ini semua buat apa?” kataku pada mama. “Mama udah tau semuanya tentang apa yang kamu cari.” jawab mama.

Mama pun mengajarkan kami untuk menjadi Musketeers. Selama satu bulan penuh mama mengajarkan kami untuk menggunakan pedang dan menunggang naga. Suatu saat aku yang sedang beristirahat sambil mengelilingi istana, aku melihat Ellyana memasuki kamar rahasia, Vieve pun mengikutinya dan Vieve pun sangat terkejut melihat apa isi kamar tersebut. Kamar tersebut berisi toples yang berisi benda-benda aneh, ada rambut kucing, serbuk-serbuk berkilau yang aneh. Betapa kagetnya Vieve saat melihat Ellyana berubah menjadi penyihir jelek dan bungkuk. “Oh My God, how can he turn into a witch so quickly?!”, Vieve buru-buru lari keluar untuk mencari mamanya. “Mamaaa!!!”, teriak Vieve, “Apasih Vieve siang-siang gini teriak-teriak.”, Jawab Mama, Vieve pun menceritakan semua yang dilihatnya. Betapa kagetnya Katherine dan Vieve saat mendengar suara tawa yang menyeramkan dari kejauhan. “Ternyata kalian sudah tau rahasiaku ya.”, kata Ellyana yang terbang menggunakan sapunya. Vieve dan Katherine buru-buru lari sambil menghubungi yang lainnya.

Merekapun berkumpul di depan jalan untuk menuju ke ruang bawah tanah, buru-buru menuju kandang naga dan mengambil senjata mereka. Mereka dan para naga pun keluar dari persembunyian dan mengagetkan semua warga. “Bukankah itu Putri Genevieve?!”, kata salah satu warga kerajaan. “AHAHAHAHAHA!”, suara tawa yang ditimbulkan Ellyana mengagetkan semua warga, “Jangan harap kamu bisa mengambil Hugo untuk kedua kalinya.”, Kata Katherine. Lalu Vieve pun berkata “Dan jangan harap kamu bisa mengalahkan kami.”, Ellyana pun menjawab “Aku tidak takut dengan kata-kata kalian kita lihat saja siapa yang akan menang.”, “Jangan harap kamu bisa menyakiti keluarga Elmyr, Dasar penyihir licik.” ucap Jendra yang menimbulkan rasa kaget dengan kemunculannya.

Ia menunggang naga hitam dengan gagah dan memegang pedang ajaibnya. Perang hebat pun berjalan, sihir Ellyana cukup kuat untuk dikalahkan. Katherine pun mengeluarkan satu ramuan yang dibawanya daritadi dan melemparkan ramuan tersebut hingga pecah mengenai Ellyana. “Apa yang kau lemparkan ini?!, kenapa badanku panas?! Apa yang kau lakukan?!”, kata Ellyana kepanikan. “Aku memberimu ramuan ajaib Ellyana.”, Kata Katherine sambil tersenyum jahat. Vieve pun mengeluarkan cairan yang disiramkan pada Ellyana dari belakang. “Apa lagi yang kau berikan ini?!, Kenapa badanku tambah panas?!”, kata Ellyana tambah panik, “Kami hanya memberimu ramuan dan cairan untuk membunuh sihir jahat mu sekaligus untuk memusnahkanmu dari dunia ini.”, kata Vieve sambil tersenyum jahat. Ditambah dengan Ellyana yang ditusuk oleh Jendra dari belakang untuk mematahkan semua sihir yang ditimbulkannya. “Apa yang kalian lakukan?!”, kata Ellyana panik. Jendra pun berkata “Bukankah sudah kami katakan bahwa kami akan memusnahkanmu dan menghancurkan semua sihirmu”.

Perlahan-lahan Ellyana mulai jatuh dan hancur sampai menjadi abu, begitu juga anak-anaknya dan semua sihir yang ditimbulkannya mulai hilang satu persatu. Kerajaan menjadi damai dan semua keluarga kerajaan hidup bahagia selamanya.