1. Pada suatu hari hiduplah seorang gadis kecil bernama Valerie. Gadis ini hidup hanya bersama dengan ayah dan ibunya. Ayahnya hanya seorang tukang kayu. Setiap hari ayahnya menjual kayu-kayu yang dihasilkannya dari pohon-pohon di sekeliling rumahnya. Valerie dan kedua orang tuanya tinggal di dalam hutan. Di situ ayahnya hanya bisa memberikan mereka tempat tinggal sebuah rumah kayu. Mereka dengan mudah menghasilkan berbagai jenis kayu. Seperti kayu jati, karena mereka tinggal di sebuah hutan yang luasnya cukup besar. Pada suatu ketika Valerie merasa bosan di dalam rumah “Ibu, ayah bolehkah aku berkeliling dihutan ini?” Valerie meminta izin kepada ayah dan ibunya. “Maaf Valerie ibu dan ayah sedang sibuk bekerja kami tidak bisa menemani pergi berkeliling” Jawab ibunya kepada Valerie. Valerie merasa kesal dan akhirnya dia mulai membantah, “Kenapa aku tidak boleh menelusuri hutan ini sendirian? Aku ingin pergi sendiri.” Mendengar ucapan Valerie ibunya langsung memarahinya, “Kau tidak boleh pergi tanpa kami, karena hutan ini sangat berbahaya banyak sekali orang yang tewas secara tiba-tiba.” Valerie mulai merasa penasaran. Ia pun kembali bertanya kepada ibunya, “Kenapa bisa memangnya ada apa di hutan ini?.” “Tak ada yang tahu penyebabnya, ada suatu tempat/kawasan yang tidak boleh dilalui” Ibunya memberikan Valerie peringatan keras. “Baiklah Bu Valerie mengerti, Valerie juga minta maaf karena memaksa” Karena Valerie tidak ingin mengganggu Ibunya, Valerie menghentikan pertanyaan-pertanyaannya dan mematuhi perintahnya. Setelah itu Valerie kembali memasuki rumahnya, Valerie sangat ingin mengetahui apakah ada sesuatu di dalam maupun di sekitar hutan ini.
    Pada suatu hari Ibu dan Ayah Valerie memanggil Valerie, “Valerie!!! Kemarilah, kita akan mengajakmu berkeliling seperti permintaanmu waktu itu.” Dengan tergesa-gesa Valerie pun mendatangi Ayah dan Ibunya supaya bisa memastikan “Yang benar, kalian akan mengajakku pergi?.” “Ya, ayo kita berangkat!!!” Jawab Ayahnya
    Valerie sangat senang, sayangnya kesenangan itu akan menghilang begitu saja. Akibatnya karena Valerie terpisah dari orang tuanya pada saat dia sedang menunggu. Kata-kata orang tua Valerie yang terakhir, “Tunggu sebentar di sini kami akan kembali.” “Baiklah aku akan menunggu” Jawab Valerie pada saat itu. Valerie sudah lama menunggu, hingga ia merasa bosan.
    Akhirnya Valerie meninggalkan tempat yang di mana orang tuanya meninggalkannya. Valerie pergi entah ke mana hingga petang hari. Valerie bingung “Di mana aku? Aku takut sendirian.” Dia terus berjalan hingga bertemu dengan dua jalan pilihan. Satu bergambar rumah dengan tanda + dan dilanjutkan gambar matahari + hati, sedangkan yang satunya bergambar permen dengan tanda + gambar langit. Sedangkan gambar yang di sebelah gambar langit tertutup dengan sebuah ranting yang berdaun. Valerie lebih memilih pilihan yang kedua, “Wah sepertinya jalan yang ini akan ada hujan permen.” Dengan tergesa-gesa Valerie berlari dan tanpa ia sadari, ia ternyata menarik ranting kecil yang bisa menyingkirkan ranting berdaun yang ada di tanda kedua. Ternyata gambar di sebelah gambar langit terdapat tanda +, dan dilanjutkan dengan gambar yang tidak dia sadari. Gambar itu bergambar manusia hantu!!, ternyata jalan itu menuju suatu tempat yang berbahaya.
    Valerie pergi dan dia menginjak jalan yang begitu bersinar dan berwarna pelangi. “Wah!!, indah sekali mungkin ini jalannya” Valerie sangat bersemangat, karena dia mengira jalan itu menunjukkan arah ke tempat di mana adanya hujan permen. Dia terus menelusuri jalan itu hingga dia berhenti. “Di mana aku?, kenapa tidak ada hujan permen, apa itu?” Valerie melihat sebuah gerbang terbuka. Valerie melangkah kan kaki kanannya, tiba-tiba pintu gerbang itu tertutup dengan cepat dan keras. Hingga mendorong Valerie masuk ke dalam tempat dan secara otomatis muncul sebuah kunci dan mengunci gerbang tersebut. Valerie mencoba membuka gerbang itu, tetapi tidak berhasil. “Aduh, kenapa terkunci, apa jangan-jangan aku salah pilih jalan?” Valerie begitu panik dan cemas. “Tolong, tolong aku!!, siapa pun bantu aku!!, aku terkunci di dalam sini” Valerie berteriak-teriak minta tolong, tetapi tidak seorang pun yang menjawab.
    Valerie menghentikan tangisnya dan dia mulai berjalan secara perlahan entah dia akan ke mana?. Valerie melihat sebuah rumah besar dan rumah itu terbuat dari permen. “krucuk-krucuk” Perut Valerie berbunyi. Valerie sangat lapar, tetapi dia menahan rasa laparnya. “Aku benar-benar lapar dan haus, aku ingin makan dan minum!!” Valerie menahan rasa laparnya. “Apa lebih baik aku masuk saja ya?” Tanya Valerie, karena dia bingung. Dia lapar dan haus, tetapi di tempat ini tak ada seorang pun yang tinggal di sini. “Lebih baik aku masuk” Kata Valerie meskipun sebenarnya dia merasa takut.
    Dia mengetuk pintu dan masuk ke dalam. “Permisi apakah ada orang yang tinggal di sini?” Tanya Valerie. Awalnya rumah itu di tinggali oleh seorang pemuda. Dia adalah seorang raja/yang berkuasa atas rumah ini dan lingkungan di sekitarnya. Dia telah meninggal dunia, tetapi di rumah itu masih ada dirinya atau bisa dibilang masih ada hantunya. Hantu itu adalah dirinya yang menjaga seluruh lingkungan di sekitarnya, rumah, bahkan harta yang tersisa di dalamnya. Hantu/pemuda yang tinggal di situ bernama Stephen. Stephen berencana untuk membunuh Valerie, karena setiap orang yang masuk ke tempat ini dan berusaha mencuri ataupun mengambil apa yang menjadi milikku akan tewas. Stephen mulai mendekati Valerie dari belakangnya. Stephen melihat Valerie berjalan memandangi harta dan seluruh benda berharganya. “Milik siapa ini?” Tanya Valerie. “Ini semua milikku” Jawab Stephen. Valerie menghadap ke belakang dan berteriak, “Berhenti!!.” Valerie menghentikan Stephen sebelum Stephen membunuh Valerie. “Aku kesini karena tersesat, aku tidak menginginkan hartamu, aku akan menjauh darimu” Kata Valerie. Stephen heran, karena setiap orang yang masuk ke sini selalu melawan dan berusaha untuk mendapatkan harta miliknya. “Siapa sebenarnya kamu?, dan apa tujuanmu sampai ke tempat ini?” Tanya Stephen. Dengan gugup Valerie menjawab “Namaku Valerie, aku hanya anak seorang penjual kayu, aku tidak memiliki harta apa-apa, aku juga tidak menginginkan hartamu, aku tidak memiliki tujuan apapun, aku hanya tersesat aku mengira jalan ini adalah jalan menuju rumahku.” “Apakah kau tahu di mana kau sedang berada sekarang?” Tanya Stephen. Valerie menjawab pertanyaannya, “Aku tidak tahu di mana aku?.” Stephen merasa kasihan, dan dia berpikir “Sepertinya memang gadis kecil ini tidak tahu apa-apa.” “Baiklah aku mengampunimu, karena kau hanya tersesat” Kata Stephen. Karena Valerie penasaran Valerie bertanya sebelum mengajukan pertanyaan, “Maaf, bukan bermaksud apa-apa, bolehkah aku bertanya tentang tempat ini?.” Stephen sebenarnya curiga, tapi dia satu-satunya orang yang sopan dan tidak melawan, “Baiklah, apa yang ingin kau ketahui tempat ini?.” Valerie bertanya sebuah pertanyaan yang cukup panjang, “Pertama-tama siapa namamu?, apa nama tempat ini?, kenapa kau seorang hantu?, dan kenapa tidak ada satu rumah pun yang dibangun di lingkungan ini?.” Mendengar semua pertanyaan itu Stephen menjelaskan satu per satu “Namaku Stephen, tempat ini adalah Rumah Permen, yang kunamai Rumah Kenangan, karena banyak sekali kenangan yang indah yang aku buat di tempat ini, awalnya tempat hanya sebuah rumah yang terbengkalai tak ada seorang pun yang tinggal di sini, lingkungan sebelumnya hanya sebuah lahan kosong yang tak terawat, aku memperbaiki semuanya dalam waktu 5 tahun, setelah semua selesai, aku menempati rumah ini, aku menemukan rumah ini saat aku berumur 9 tahun sama sepertimu, sekarang aku berumur 27 tahun, aku ditinggal di sini selama 13 tahun, aku telah tiada, dan aku adalah seorang hantu yang bisa dilihat siapa saja yang memasuki tempat ini, aku menjaga seluruh kenanganku di sini, harta-harta yang kumiliki tidak ada nilainya, aku menjaga, menyimpan, dan tidak membiarkan harta ini dicuri orang lain, karena harta ini akan aku berikan kepada seseorang yang tidak berusaha mencurinya dan yang kupercaya, karena tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat ini, kecuali mereka yang mendapatkan peta atau petunjuk yang menunjukkan arah ke tempat ini, aku yang membuat peta itu dan berharap ada seseorang datang ke tempat ini, tetapi tidak dengan cara mencuri, tetapi dengan kuberi, tapi aku belum menemukan satu orang pun yang sesuai dengan apa yang aku harapkan.” Setelah bercerita panjang Valerie merasa kasihan kepadanya. Tiba-tiba “Krucuk-krucuk” Perut Valerie berbunyi lagi. Dengan malu Valerie meminta maaf “Maaf, aku sangat lapar.” “oh, jadi kamu lapar?” Tanya Stephen. Jawab Valerie, “Ya aku lapar, sejak sampai di sini aku belum makan makanan apapun, sampai sekarang.” “Ikutlah aku, aku akan memberimu makanan dan minuman” Stephen menawarkan kepada Valerie. “Baiklah, aku akan ikut denganmu, ke mana kita akan pergi?” Jawab Valerie.
    Stephen mengajak Valerie ke sebuah tempat. Tempat itu berupa taman. Taman itu di penuhi dengan berbagai macam makanan seperti permen kapas, kolam coklat, permen karet, dan berbagai macam permen lainnya. Stephen mengambilkan sebatang coklat yang kemudian di buatnya menjadi kue coklat. Permen-permen ini dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. “Terimalah, makan dan minumlah hidangan yang aku siapkan kepadamu” Stephen memberi Valerie makanan dan minuman. Valerie berterima kasih kepada Stephen, “Terima kasih atas makanan dan minuman yang kau hidangkan untukku.” “Ya, tidak masalah” Mendengar ucapan itu Stephen menjadi tersentuh. Terlalu senangnya di tempat itu, dia melupakan bahwa dia seharusnya pulang ke rumah. “Oh tidak!!, sudah jam berapa sekarang?, aku harus segera pulang, tetapi aku tidak bisa membuka gerbang utamanya, aku juga tidak tahu jalan pulang” Valerie berteriak dan khawatir, karena tidak dapat pulang. Stephen mengajak dia pulang, “Ikutlah denganku aku akan membantumu.” Valerie awalnya tidak percaya, tetapi dia juga tidak ada pilihan lain selain ikut dengannya, “Baiklah aku akan ikut denganmu.”
    Stephen mengajak Valerie berjalan menuju gerbang awal. Setelah lama berjalan akhirnya Stephen dan Valerie tiba di gerbang utama. Valerie mulai mengeluarkan kata-kata “Kita sudah tiba di gerbang utama, apa yang akan kamu lakukan supaya gerbang ini bisa terbuka?.” Stephen merasa Valerie belum percaya bahwa dia bisa melakukan apa saja di tempat ini “Lihatlah, apa yang akan aku lakukan?.” Valerie memperhatikan apa yang dilakukan oleh Stephen. Stephen menyuruh gerbang itu terbuka, “Gerbang ajaib, bukakanlah jalan bagiku, begitu cerah dan dan berwarna inilah permohonanku.” Gerbang itu pun terbuka. Valerie terkejut melihat hal ini, “Bagaimana ini mungkin gerbang ini bisa terbuka hanya karena kamu memerintahnya?.” “Karena setiap tempat yang menjadi kawasan/wilayahku mematuhi apapun yang kuperintahkan” Jawab Stephen. Stephen mengajak Valerie berjalan dan menunjukkan arah menuju rumahnya.
    Setelah berjalan begitu lama, akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Valerie. Valerie melihat kedua orang tuanya berjalan kebingungan mengawatirkan Valerie. Valerie berlari ke arah menuju kedua orang tuanya dan langsung berteriak, “Ibu, Ayah, aku sangat merindukan kalian, aku minta maaf karena aku meninggalkan tempat di mana kalian menyuruhku menunggu.” Dengan rasa rindu kedua orang tuanya langsung memeluk Valerie tanpa memarahinya, “Tak apa Valerie, “kami juga minta maaf karena meninggalkan sendirian terlalu lama.” Setelah mereka berpelukan Valerie ingin memperkenalkan seseorang, “Ibu aku ditolong oleh seseorang yang bernama Stephen, Ini adalah Stephen.” Valerie terkejut karena pada saat dia membalikkan badannya Stephen menghilang. “Ke mana dia pergi?, cepat sekali dia menghilang” Tanya Valerie.
    Valerie dan kedua orang tuanya memasuki rumah mereka. Valerie berpikir akan berkunjung kembali ke rumahnya yang baru saja dia tinggalkan. Sebelum Valerie berencana untuk mengunjungi Stephen Valerie menceritakan kepada kedua orang tuanya, di mana keberadaan Valerie selama dia menghilang. Valerie bercerita, “Sebenarnya aku pergi tersesat di suatu tempat, orang yang ingin masuk hanya bisa melalui gerbang sekali masuk, rumah itu terbuat dari permen, orang yang tinggal di rumah itu adalah seorang hantu yang bisa dilihat siapa saja, hantu itu bernama Stephen, dia baik sekali dia tidak membunuhku, dia memberiku makan dan minum, dia juga yang mengantarkanku kembali ke rumah.” Awalnya orang tua Valerie tidak percaya, tetapi tidak mungkin Valerie tahu jalan kembali pulang ke rumah. Ibunya memberikan izin, “ Kita akan pergi mengunjungi Stephen.” Valerie merasa senang, karena bisa bertemu lagi dengan Stephen.
    Kali ini Valerie tidak pergi sendirian, dan tidak tersesat. Tiba di tempat itu melalui jalan lurus yang berwarna-warni, hingga berdiri di depan gerbang utama. Valerie dan kedua orang tuanya menginjakkan kaki mereka secara bersamaan, kemudian gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Valerie melihat Stephen sedang merenung tanpa disadari telah ada orang yang memasuki wilayahnya. Orang yang masuk ke dalam wilayahnya adalah Valerie dan kedua orang tuanya. Valerie memegang pundak Stephen dan berkata, “Permisi Kak Stephen.” Stephen terkejut dan langsung membalikkan badannya menghadap ke belakang. “Siapa kamu?!, Valerie!!, maaf aku kira siapa?, kenapa kamu kembali lagi?” Tanya Stephen. Valerie menjawab, “Aku ingin mengucapkan terima kasih, karena kamu telah mengantarkan aku kembali ke rumah, mengantarkan aku kembali kepada kedua orang tuaku.” “Ya, sama-sama, Valerie bisa kan kita bicara?, kamu juga boleh mengajak orang tuamu ke sini, supaya mereka bisa mengetahui apa yang kita bicarakan?” Kata Stephen. Valerie mengiyakan permintaannya, dia mengajak kedua orang tuanya untuk mendekat. Stephen membicarakan hal yang sangat penting, “Valerie kamulah orang yang aku bicarakan waktu itu.” Valerie menanyakan pertanyaannya itu, “Orang siapa?, apa yang kamu ingin katakan?.” Stephen menjelaskan lebih lanjut, “Kamu akan menjadi orang yang kupilih sebagai orang yang akan memegang/yang akan menjadi pemimpin di tempat ini menggantikan aku, memegang harta-hartaku, rumah dan lingkungan kekuasaanku.” Valerie terkejut, tetapi Stephen langsung menyerahkan semuanya, karena dia tidak lagi merawat rumah ini. Memberikan tempat itu kepada orang yang lebih membutuhkan. Kedua orang tua Valerie menyetujuinya, dan mengucapkan terima kasih.
    Valerie menjadi pemegang harta dan seluruh kepunyaannya. Mulai sekarang dia berhak melakukan apa saja. Dia juga bisa memerintah gerbang ajaib itu. Mulai sekarang Valerie bisa keluar masuk dari tempat itu. Rumah permen yang terbengkalai berubah menjadi rumah permen yang dapat ditinggali seperti saat Stephen pertama kali melihat rumah itu.
    Tamat…