Hai semuanya! Perkenalkan namaku Charlotté Phibertha. Aku mempunyai teman Bernama Gladys Gottlieb. Panggil saja Gladys! Kata Gladys, arti nama dia itu.. Gladys cinta Tuhan. Katanya Gladys arti kata ‘Gottlieb’ itu cinta Tuhan. Menarik ya? Aku juga ada beberapa teman. Namanya Arumi dan Nizu. 

 

Aku punya cerita yang tidak bisa aku lupakan. Ini juga pengalaman sekali dalam seumur hidupku yang mungkin tidak bisa terulang kembali. Aku akan menceritakannya ke kalian semua

 

 

20.00 WIB

“Kakak.. kakak udah pulang?” Tanya mamaku. Omong-omong aku anak tunggal tapi aku memang dipanggil ‘Kakak’ karena mamaku dulu ingin punya adik. Tapi, papaku sudah meninggalkanku dan mamaku sejak aku berumur 2 tahun. Aku hanya tinggal berdua dengan mamaku di rumah yang bisa dibilang sederhana

  • “Udah dong ma.. buktinya kakak udah ada di rumah” Jawabku ke mama sembari bercanda.

Aku berjalan menaruh tasku di sofa. Huh, capek sekali les terus. Aku mencium aroma yang lezat seperti aroma kue strawberry. Aku bertanya kepada mama, “Ma.. mama bikin roti?” mamaku pun menjawabnya, “Iya kak.. Cobain dong sinii siapa tahu enak. Mama bisa buka toko roti”. Aku pun berjalan menuju ke dapur untuk mencicip masakan sang mama. “Enak kokk maa! Enak banget malahan” Kataku sambil bersemangat. Kue ini sangat sangat enak. Masakan mama emang tidak pernah gagal.

“Makasi ya kak. Mama udah lama ngga masak roti”

“Iya maa. Ma, ini udah mulai setengah 9. Aku naik dulu ngga papa? Mau tidur malem. Rotinya sisain buat bekel yaa. Bye ma”

“Iyaa kak. Selamat tidur ya

Aku pun menaiki tangga satu persatu untuk menuju ke kamarku. Saat menaiki tangga aku melihat beberapa foto masa kecilku bersama keluargaku yang berada di dinding. Ah.. rasanya sudah lama sekali aku tidak merasakan itu. Lupakan. Aku sudah sampai di kamarku sekarang.

Sreett. . .

Huh.. kamar nyamanku. Tak lupa aku memberi makan ikan peliharaanku yang berada diatas meja belajarku

“Uuu.. makan yang banyaakkk!!

Setelah memberi makan ikan peliharaanku. Aku pun tertidur zZzzZz

Tiba-tiba aku merasakan cahaya sangat terang sekali menusuk mataku. Cahayanya putih, dan sangat amat terang. Bisa dibilang ini cahaya seperti cahaya surga. Aku pun mulai membuka mataku perlahan. Aku cukup kaget dengan situasi ini. Aku.. aku berada DI HUTAN??!! Dan yang lebih mengejutkannya lagi aku sendirian di tengah-tengah hutan. Hutannya cukup terang, tidak seperti hutan pada umumnya yang gelap. Tiba-tiba aku mendengar suara perempuan sangat lembut. Perempuan itu berkata, “Hai Charlotté Phibertha! Aku adalah peri yang membawamu ke dunia ini!” perempuan itu berkata dengan nada riang seperti anak kecil baru saja dibelikan mainan oleh mamanya. Oh.. ya terdengar seperti anak berusia 7 tahunan suara perempuan tadi

“Iyaa haii! Nama kamu siapa?” Tanyaku. Mungkin jika orang melihatku saat ini, aku terlihat seperti orang gila yang berbicara dengan lawan bicaraku yang tidak ada wujudnya. Entahlah, aku juga tidak tahu suara itu muncul dari mana. Tapi, suaranya tidak terdengar ‘horor’. Aku pun tidak perlu takut

Perempuan tadi menjawab pertanyaanku, “Aku adalah seorang anon! aku akan memberi tahu kamu namaku, tapi nanti hehe. Aku mengirimkan kamu kesini bukan untuk aku berikan tantangan, tapi aku membawamu kesini untuk… menemani aku untuk beberapa hari saja.”

“okaayy” Kataku ingin menyudahi percakapan aku dengan ‘perempuan’ itu

 

BEBERAPA HARI KEMUDIA

Aku dengan si ‘Anon’ semakin dekat tiap hari. Walaupun aku tidak tahu wujudnya dia seperti apa. Ya.. aku berbicara dengan orang tidak ada wujudnya. Itu emang cita-citaku mempunyai teman ‘beda alam’. Kalau aku lihat dari orang-orang sih keliatan seru. Tapi, waktu aku berbicara itu seperti orang gila. Seperti berbicara sendiri

 

“Haaii,, Anon! kira-kira aku sampai kapan di sini?” Ya jujur saja, aku malas. Aku rindu dengan Arumi dan Nizu. Aku rasanya ingin bercerita banyak ke mereka. Aku juga rindu masakan mama

“Charlotté, namaku bukan Anon. Eum.. kamu besoki pulang kok! Ohya, namaku Gladys Gottlieb, kamu bisa panggil aku Gladys”. Wow, namanya bagus. Aku cukup terkesan dengan nama dia. Namanya pun begitu cantik, seperti wajahnya. Walaupun aku belum pernah melihat wajahnya. Tapi aku yakin dia pasti cantik. Semoga dia bukan laki-laki. Setelah aku mendengar dia menyebutkan namanya, akupun berkata kepada Gladys, “Haaii Gladys! Gladys, aku sebenarnya ngga rela kita bakalan pisah, karena aku harus ke dunia asalku. Tapi, aku seneng berteman dengan kamu!” aku memang tidak rela. Gladys sebaik itu. Tapi, aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku bukan berasal dari sini, aku bukan peri. Aku hanya manusia biasa yang berasal dari bumi. Di dunia ini seperti balikannya dari bumi. Aku pun terduduk di taman. Aku berkata ke Gladys, “Glad, kalau aku udah balik ke dunia asalku. Kita masih bisa komunikasi kan, Glad? Kenapa kamu ngga ikut aku ke dunia asalku aja?”

“Bisa char, walaupun kita beda dunia, kita masih bisa komunikasi. Kalau aku ikut kamu ke dunia asalmu, ya ngga bisa Char.. aku nanti bisa saja hancur. Karena memang kita berasal dari dunia yang berbeda. Kamu juga kalau berlama-lama di sini, kamu bisa hancur, Char. Makanya, aku besok pulangin kamu ke dunia asalmu.” Jawab Gladys panjang lebar. Aku tidak sabar, besok aku kembali ke dunia asalku, tapi aku juga sedih, karena aku harus berpisah dengan Gladys. Temanku

 

KEESOKAN HARINY

Aku membuka mataku dan aku cukup terkejut, aku sudah berada di kamarku sekarang. Aku akan merasakan masakan mamaku lagi, aku akan bercerita tentang orang yang aku taksir ke Arumi dan Nizu lagi, aku juga bertemu dengan ikan kesayanganku.

Sesuai kata Gladys, aku masih bisa berkomunikasi dengan dia walaupun aku dengan dia beda dunia. Aku pun mulai menyapa Gladys untuk tau apakah benar yang dikatakan Gladys. Aku berkata, “Hai Glad!”

Krik krik.. krik krik..

Sunyi. Aku tidak terdengar suara apa pun. Aku mulai berpikir, apakah yang dikatakan Gladys itu hanya bohong? Jangan-jangan dia berkata seperti itu supaya aku tidak sedih lagi?

Saat sedang asik bergulat denga nisi otakku, aku dikejutkan oleh suara perempuan yang berkata, “Hai Char! Aku Gladys. Teman kamu dari dunia yang berbeda” setelah mendengar suara Gladys. Aku sangat senang, yang artinya aku masih bisa bercerita dengan Gladys bukan? Aku masih bisa bermain dengan Gladys walau mungkin susah. Entahlah yang penting aku masih bisa berkomunikasi dengan Gladys saja itu sudah membuatku sangat senang.

Tidak sadar, sekarang sudah menunjukan pukul 06.45 aku lupa jika hari ini aku sekolah! Aku buru-buru untuk mandi, memakai seragam, dan sarapan. Setelah selesai sarapan aku pamit dengan mamaku, “Maa.. kakak pergii dulu yaa! Dadaahh”

“Dadah kak

 

Sesampainya di sekolah, aku bertemu dengan temanku. Ya, Arumi dan Nizu. Huh, aku sangat sangat rindu dengan mereka. Aku menyapa dengan sapaan andalanku, “WOI RUMI NIZU” Mereka pun menoleh ke aku dan menyapaku dengan lambaian tangan untuk menyuruhku duduk di sana. Aku pun berjalan kesana dan duduk di sebelah Nizu, depanku Rumi. “Ehh kangen banget tauu aku sama kamu Char” Kata Rumi kepadaku. Aku pun menjawab, “sekarang aku udah punya temeen, tapi dia beda dunia sama akuu!!

“DIH?? HALU YA?” ucap mereka bersam

END.