Di dimensi lain, ada portal yang menghubungkan dunia manusia dan dunia magis. Negeri Ajaib terbentuk karena kepercayaan manusia terhadap dunia fantasi. Ada banyak keajaiban, dan energi positif mengelilingi nya.
Tapi ada juga penyihir jahat, dia ingin menguasai negeri ajaib. Raja Reimos dan Ratu Elina panik. Jika kerajaan mereka diperintah oleh penyihir itu, maka kerajaan itu akan hancur. Kemudian salah satu putri mereka, Kirana, dia tidak setuju jika kerajaan mereka diperintah oleh penyihir jahat. Dia memberi tahu adik nya, Kesya, bahwa kerajaan akan hancur jika berada di tangan penyihir itu. Penyihir itu mengincar kristal ajaib yang sangat kuat. Dia ingin menggunakan kristal itu untuk menguasai negeri ajaib. Kirana dan Kesya tidak bisa diam saja. Kemudian, mereka membuat rencana untuk mengalahkan si penyihir jahat.
Sementara itu, penyihir itu sedang menuju ruang penyimpanan senjata. Dia dihalang oleh prajurit yang berjaga di sana. “Jangan halangi aku!” seru si penyihir. “Kau tidak bisa lewat! Ini ruangan khusus saat keadaan darurat.” Kata salah satu prajurit itu. “MENYINGKIR DARIKU!” teriak si penyihir sembari menggunakan kekuatannya untuk mengalahkan kedua prajurit itu. Bruk! Kedua prajurit itu pingsan seketika. “Cih, kalian bukan apa-apa buatku.” Lalu dia masuk ke sana. Kemudian, Kesya dan Kirana muncul. “HEI PERI JAHAT!! HENTIKAN!! JANGAN KAU AMBIL KRISTAL ITU!!” kata Kirana. “Mau apa kau anak kecil? Ingin bermain-main denganku?” kata penyihir itu. “Sekali kau berjalan ke belakang, kau akan ku bekukan!” kata Kesya. “Ck, silakan saja! Aku tidak takut!”
lalu di depan pintu ruang penyimpanan senjata, mereka bertarung. Kesya mengeluarkan kekuatan es untuk menyerang dia, dan Kirana mengeluarkan kekuatan api. Dengan berseru, “RASAKAN INI, HIYAAAA!” lalu Kesya menyerang penyihir itu dengan serangan es, dan penyihir itu dengan mudah memantulkan serangan Kesya, langsung saja Kesya membeku karena serangannya. “grrrr, kau bisa bisanya melukai adikku hanya dengan memantulkan serangan!” kata Kirana geram. “hohohoho, makannya jangan menantangku anak kecil! Kau bukan apa apa buatku. Selamat tinggal!” penyihir itu masuk ke dalam ruang itu. “TIDAAAK!!!”
“Kita terlambat,” kata Kesya.
“Tidak ada kata terlambat!” tegas Kirana. Lalu Kirana mengeluarkan sihir untuk membuka pintu yang dikunci oleh penyihir itu. Tapi, penyihir itu memberi sihir agar tidak ada yang bisa membukanya. “Ukh, tidak bisa terbuka!” Kirana mengeluarkan setengah dari tenaganya untuk membukanya. “Uhh… Sihir ini terlalu kuat! Aku tidak bisa membukanya,” Kirana mengeluh.
“Biar aku saja yang masuk.” kata Kesya. Kemudian Kesya mengeluarkan sihir untuk menembus, agar bisa masuk. “Grrrrhhh!” lalu Kirana berkata, “Dik, ayo aku bantu.” Kirana membantu Kesya melumpuhkan sihir si penyihir. “HIYAAAAAAAA!!!!” sontak, sihir pun bisa dipatahkan, lalu mereka bisa masuk. “Hah?! Kristalnya hilang!!” keduanya berteriak. “Tch, lagi-lagi gagal!!” Kesya kesal. Lalu mereka keluar, memberitahu semua penghuni bahwa kristalnya hilang. “Apa?! Kristalnya hilang?! Bagaimana itu bisa terjadi?! Tanpa kristal itu, kerajaan akan melemah!” Raja Reimos terkejut. “Kami sudah berusaha untuk menghentikan penyihir itu tapi gagal, maafkan kami Ayah, Ibu…” Kata Kirana. “Tidak apa apa nak, kalian sudah berusaha. Sekarang kita harus mencari cara untuk mengambil kembali kristal itu.” Kata Ratu Elina. “Bagaimana caranya?” tanya Kesya. “Kalian harus masuk ke istana penyihir, tapi sangat mustahil untuk bisa masuk, karena banyak penjaga yang berjaga disana, Dan disana, akan berbahaya jika kalian ke sana, akan ada ksatria yang akan melawan kalian,” nasihat Ibunya. “hmm… Ah! Kamu tahu tongkat sakti dan sabit milik penyihir?” Tanya Kesya bersemangat. “Ya, memang kenapa?” Kata Kirana. “Kita harus mendapatkan keduanya agar istana kita makin kuat, agar bisa melindungi istana kita.” Usul Kesya. Kirana terdiam sejenak. “Hmm, ada benarnya, kalau kita mengambil tongkat sakti dan sabit, maka kerajaan akan lebih kuat.” Gumam Kirana.
…
Bersambung