Tino adalah anak yang pintar, baik, dan disukai teman – temannya. Dia duduk di kelas 8 di SMP Jalan Kebenaran. Ia memiliki hobi membaca.
Ketika pulang sekolah, Ia belum dijemput dan akhirnya menelepon ayahnya. Saat ditelepon, ayahnya menjawab “ Tunggu sebentar ya, Ayah sedang terjebak macet !” . Lalu jawab Tino kepada ayahnya, “ Baik Ayah, nanti jangan lupa saya ditelepon kalau Ayah sudah sampai”. “Oke Nak”, kata ayahnya.
Lalu Tino menuju ke kantin dan membeli minuman. Selah membeli minuman ia ke perpustakaan dan mambaca buku. Saat ia meletakkan buku yang ia baca, melihat buku yang menarik berwarna coklat. Buku itu kelihatan sudah usang dan berdebu. Buku itu berjudul RMS Jacob Imperator. Kata nya dalam hati, “Inikan kapal yang terkenal”.
Lalu handphonenya berbunyi. Ia menjawab telepon dari ayahnya, karena ayahnya sudah datang menjemputnya. Kemudian ia meminta izin kepada petugas perpustakaan untuk meminjam buku itu. Buku itu akan dia baca dirumah.
Sesampainya di rumah, Tino mengerjakan semua tugas dari sekolah terlebih dahulu. Setelah mengerjakan tugasnya, lalu Tino teringat akan buku yang dia pinjam dari perpustakaan tadi. Mulai dibukanya lembar demi lembar buku tersebut. Ditengah halaman buku tersebut, dia melihat ada gambar yang aneh. Tino mengamati gambar tersebut, dan lama kelamaan gambar tersebut bergerak dan membentuk sebuah lubang cacing. Tubuh Tino tersedot ke dalam buku tersebut sambil di iringi nyanyian dari suara yang misterius.
Tino tiba-tiba terbangun. Dan ternyata dia berada di dalam sebuah kapal yang sangat besar. Tino bertanya kepada orang didekatnya. Ternyata kapal itu adalah RMS Jacob Imperator, kapal dalam buku yang dia baca tadi.
Tino sangat terkejut karena dia ingat, dalam buku yang dia baca, kapal ini akan tenggelam karena mesin kapal mengalami kerusakan dan meledak. Tino segera mencari kapten kapal. Dia dilarang oleh kru kapal untuk bertemu kapten karena dianggap mengganggu. Tino berusaha meyakinkan bahwa informasi yang akan dia berikan sangat penting.
Akhirnya kru kapal mengijinkan Tino bertemu dengan kapten. Tino menceritakan kepada kapten bahwa ada kerusakan mesin pada kapal. Awalnya kapten tidak percaya. Tino berusaha meyakinkan. Dia bilang lebih baik mencegah daripada terlambat. Akhirnya kapten menyuruh anak buahnya untuk memeriksa mesin kapal.
Setelah diperiksa, ternyata pada mesin kapal terjadi kebocoran pada ketel uapnya. Kru kapal segera memperbaikinya. Kapten bertanya kepada Tino, darimana dia bisa tahu tentang kerusakan mesin.
Tino berusaha menutupi karena dia tahu kapten tidak akan percaya bahwa ia datang dari luar buku. Dia mengatakan bahwa mendengar ayahnya berbicara bahwa sepertinya mesin kapal berbunyi semestinya,
Tino meminta ijin untuk kembali ke kamarnya. Kapten mulai curiga, dan menyuruh anak buahnya memeriksa Tino naik ke kapal dengan siapa. Kru kapal melaporkan bahwa tidak ada penumpang bernama Tino. Kapten segera mencari Tino.
Tino yang ketakutan berusaha sembunyi dari pengejaran anak buah kapten. Ia berusaha melarikan diri supaya tidak tertangkap. Dia masuk ke setiap ruangan untuk mencari jalan keluar supaya dapat kembali ke masanya. Dia teringat pertama kali masuk ke dalam kapal melalui lubang cacing pada buku.
Tino berusaha mencari buku yang sama tempat dia dapat masuk ke kapal. Tino berkeliling dan berusaha mencari buku tersebut. Ketika putus asa, dia berdoa berharap menemukan buku tersebut supaya dapat segera kembali.
Tanpa sadar, Tino masuk ke ruangan kapten. Disana dia menemukan rak buku milik kapten. Tino berusaha mencari buku tentang kapal itu. Dia melihat ada buku yang mirip dengan buku yang dia baca. Dicarinya halaman buku yang terdapat gambar yang seperti dia lihat pertama kali.
Tino menemukannya. Tino segera berusaha melihat gambar tersebut untuk dapat menemukan lubang cacing tempat dia masuk. Sementara dluar terdengar suara langkah kaki orang mendekati kamar tersebut.
Tino mulai konsentrasi dan terus berusaha. Dan akhirnya terlihatlah lubang cacing tersebut. Tino kemudian tersedot kedalamnya. Saat Tino tersedot, tepat pintu kamar kapten terbuka. Dan kapten masuk kedalam ruangannya. Kapten tidak menemukan Tino. Dia hanya melihat ada buku yang terjatuh di lantai.
Tino terbangun dari pingsannya. Dia melihat sekitar ternyata dia ada di dalam kamarnya kembali. Tino sangat bahagia. Dia dapat kembali kerumahnya dan dapat menyelamatkan penumpang beserta kru kapal dari musibah kapal yang harusnya terjadi.
Tino tidak ingin pengalamannya terulang kepada orang lain. Dia menyobek halaman buku yang menciptakan lubang cacing itu kemudian membakarnya. Tino ingin semua kembali pada tempatnya. Dia tidak ingin ada lagi orang yang terjebak di masa lalu.