Suatu hari di Kota Glost, ada 3 anak bernama Jack, Jinny, dan Golin yang saling bersahabat. Mereka juga bersekolah di tempat yang sama. Selain bersekolah di tempat yang sama mereka juga bertetangga. Kalau sudah hari libur mereka akan bermain bersama. Beberapa hari kemudian mereka dapat kabar bahwa di seberang/pinggir kota Glost terdapat hutan. Dan yang lebih menarik lagi dari kabar tersebut adalah ada rumah kayu yang tua dan besar dan sudah berumur 125 tahun. Setelah dapat kabar tersebut si Jack berkata,

“Ayo kita uji nyali di rumah tersebut. ” katanya sambil berani.

“Janganlah kalau kita tersesat terus hilang gimana, mana lagi di pinggir kota dan didalam hutan pula. Dan itu rumah kan sudah tua takutnya angker lagi.” Kata Jinny sambil cemas.”

“Bodo amat kalo hilang, hilang aja kalo tersesat ya udah tersesat aja, terima kenyataan.” Kata Golin sambil bercanda.

“Anda sekali ngomong gelap sekali ya bahasanya. Hah… gini banget punya temen.” Kata Jinny dalam hati.

“Ya sudah, kalau mau uji nyali setidaknya ada rencananya lah. ” jawab jinny yang sudah pasrah sama Tuhan.

“Oke gimana kalau hari Jumat minggu depan. Jumat Minggu depan kan libur sampai Selasa jadi aman.” Kata Jack.

“Ya udah lah ikut aja.” kata Jinny.

“Bawa apa aja buat uji nyali nya?” kata Golin.

“Bawa tas, senter, batrai cadangan (buat jaga-jaga kalo batrai senter yang pertama habis), sama HP (buat cadangan senter dan buat nge-vlog buat diuploud di media sosial ).

Di saat Hari Jumat telah tiba, para tiga anak ini sudah memberi tahu orang tua nya sejak jauh-jauh hari tentang uji nyali nya. Mereka berencana untuk berkumpul di lapangan jam 20.00 terlebih dahulu, lalu berangkat bareng ke stasiun dan naik kereta ke stasiun yang dekat dengan pinggiran kota Glost. Lalu memasuki hutan jam 21.00, mereka menelusuri hutan dan sampai dua jam kemudian alias sampai di rumah tua tersebut jam 23.00. Mereka siap-siapa dulu barang-barang yang ada seperti senter yang sudah berfungsi dan hp yang batrainya sudah full. Dan akhirnya jam 24.00 mereka akhirnya masuk.

Saat mereka mulai masuk, mereka hanya melihat perabotan yang sudah tua, usang, dan rusak. Ada juga barang yang sudah berkarat dan sudah ditumbuhi jamur. Di dalam rumah itu juga sangat gelap, hanya jendela dan cahaya bulan saja yang bisa menjadi lampu alami untuk rumah ini. Di situ terdapat jaring laba-laba, sawang-sawang, dan lumut saja yang menghiasi rumah tua ini. Kayu untuk pijakan kaki juga ada yang masih kuat, ada yang sudah berlubang, dan ada yang kendur kayunya. Mereka mulai mengelilingi rumah ini sambil ditemani senter. Mereka juga memulai video untuk di uploud. Pada saat mengelilingi lantai satu dan sudah sampai di ruangan terakhir, tiba-tiba pintunya terbuka sendiri seperti ada orang yang membukanya. Dan engsel pintu yang diam tadi tiba-tiba bergerak sendirinya. Mereka mencoba positive thinking, “oh mungkin hanya angin saja.” pikir mereka. Di saat bagian lantai satu sudah clear, mereka mencoba naik ke lantai dua.

Tapi beberapa saat kemudian disaat mereka masih naik ke atas tiba-tiba ada bagian tangga yang ambruk,”BRUKKKK!!!” tapi untung mereka tidak terjatuh ke bawah. Saat sudah sampai lantai 2 dan mulai berkeliling, tiba-tiba ada tangan seseorang yang memegang pundak Jack,

“Apa itu tadi yang pegang pundak saya? Apa kalian yang memegang pundak saya?” Tanya Jack.

“Nggak, dari tadi saya pegang HP. Ga mungkin juga saya pegang pundak mu.” Bilang Golin.

“saya dari tadi juga pegang senter. Ga mungkin juga saya pegang pundakmu.” Kata Jinny.

“Ya udah lanjut aja.” Kata Jack.

Mereka mulai memeriksa beberapa ruangan demi ruangan di lantai dua. sampai di kamar, mereka mulai memasuki ruangan tersebut dan tiba-tiba kursi goyang yang ada di kamar tersebut bergoyang seperti ada orang yang menggunakannya akan tetapi tidak ada orangnya. Mereka mulai memiliki firasat yang kurang enak. “Mungkin disini memang benar ada hantu yang sering dirumorkan dalam kabar. ” Pikir mereka dalam hati. Dan pada akhirnya mereka sudah selesai mengelilingi setiap rumah dengan perasaan ketakutan.

”Oke, dah ya selesai uji nyalinya. Dah capek saya muterin ni 1 rumah. Ini jantung dah mulai jantungan ini.” Kata Jinny yang sudah ketakutan.

“Eh bentar, kayaknya ada beberapa kertas gitu di dapur lantai 1. Coba yuk dilihat kertasnya buat dokumentasi terakhir gitu.” Kata golin.

“Ya udah yuk periksa.” Kata Jack.

Mereka mulai menuruni tangga ke dapur dan menemukan kertas yang dimaksud.

“Weh ada tulisannya, coba lihat. ” Kata Jack.

“Halo saya Elios, saya disini adalah penghuni yang sudah menjadi arwah gentayangan di rumah ini. Kalo kalian Tanya “kok bisa ada arwah gentayangan nulis di kertas?” plis deh mending ga usah ditanya. Saya menjadi arwah gentayangan karena suami saya. Saya baru menyadari bahwa suami saya ternyata adalah sang pengabdi setan. Suami saya menjadi seperti itu karena masalah ekonomi yang membuat dia memerlukan uang tambahan supaya jadi kaya raya. Disaat ekonomi keluarga sudah normal mereka masih terikat perjanjiannya dan suami saya massif nafsu untuk menyediakan tumbal supaya bisa cepat kaya. Dan ternyata setiap tahun, supaya bisa menghasilkan uang, sang iblis membutuhkan tumbal setiap tahunnya. Seperti ini pembicaraannya yang saya dengar di saat suami saya kehabisan korban

“Maaf saya sudah kehabisan korban untuk ku tumbalkan bagaimana ini, saya sudah kehabisan ide unutuk tumbal kali ini?”

“hmmm… bagaimana jika kau tumbalkan keluarga anda. Dalam perjanjian keluarga lebih menyediakan uang yang jauh lebih banyak lagi dibanding korban lainnya. Bagaimana? Sebagai permulaan kau tumbalkan yang muda,akan ku buat urutan tumbal keluarganya. Pertama kau tumbalkan anak-anak. Disaat anak-anak sudah habis yang kedua istri anda. Istri sudah kau tumbalkan, yang ketiga saudara-saudara mu. Saudara mu sudah habis, yang ke empat orang tua mu. Jika semua sudah ditumbalkan maka yang terakhir adalah rahasia. Apakah kau menyetujuinya?”

“hmmm…… baiklah saya setuju.”

Itulah yang saya dengar. Pertama dia mengorbankan anak-anak terlebih dahulu setelah anak-anaknya habis mereka mulai mengincar saya lalu saudara dia dan orang tua nya lalu sesudah tumbal keluarga tingkat terakhir, sang iblis ternyata mengorbankan pemiliknya sendiri. Begitulah tingkatnya. Sampai sekarang sang iblis tetap berada di sini siapa pun yang masuk, sang iblis berusaha menggoda sampai dia memiliki waktu yang tepat untuk memangsanya. Untuk menghentikan lingkaran ini, ada 1 cara untuk menghentikan perbuatannya dengan cara membakar buku yang di berikan iblis untuk ritualnya. Buku itu berisi formulir pengikatnya . Bila sang formulirnya sudah terbakar maka terror rumah ini juga sudah berhenti. Saya sering melihat dia menyimpan buku ritual tersebut di koper yang sudah dikunci yang terletak di gudang belakang tangga. Saya tau passwordnya yaitu 24356. Bagi yang menemukan surat ini segera tolong kami. (FYI: waktu yang tepat untuk pembakaran buku ritual adalah jam 24.00 p.m/00.00 a.m sampai 05.00 a.m dan bensin dan korek api sudah saya taruh di kamar lantai 2).

“sudah jam berapa ini” kata Jack. “Sudah jam 04.30 a.m.” kata Golin sambil melihat hp nya.

“Waduh, ayo cepat kita bakar bukunya! Waktunya tinggal 30 menit lagi!” kata Jinny.

“Baik ayo kita berpencar! Golin kamu ambil buku nya ya! aku sama Jinny bakal ambil korek api sama bensin di lantai 2! Kita bakal ketemu di ruang tamu!” kata Jack.

(“Kok tantangannya tidak sama rata ya. Aku harus ke bawah tangga, nyari kopernya, masukin passwordnya, ambil bukunya, terus ke ruang tamu, ya ampun… .”)jawab Golin dalam hati.

Mereka yang sudah mengetahui fakta rumah ini mulai mencari barang yang diperlukan. Mencari,mencari,mencari dan pada akhirnya mereka mulai menemukan barang yang dimaksud dan berkumpul di ruang tamu jam 04.45 a.m . “Ayo kita bakar bukunya” Kata Jack.

“Ayo” kaja Jinny dan Golin.

Pertama Golin menaruh bukunya, kedua Jinny menyiram bukunya dengan bensin, ketiga Jack mulai membakar bukunya. Di saat Jinny selesai menyiram bukunya dengan bensin waktu sudah menunjukan jam 04.59 detik 45 . “Ayo waktunya tinggal 15-10 detik lagi. ” kata Golin sambil cemas.

“Iya ini aku lagi nyalain koreknya.. yes koreknya nyala. ”

Jack akhirnya melempar koreknya ke buku tersebut tepat waktunya tinggal 3 detik lagi.3 2 1.. sang buku sudah hangus,kutukan iblis sudah pergi dari rumah ini dan arwah gentayangan tersebut sudah tenang di atas.

“Beh gilak tegang banget dah,ini rasanya kayak main game horror rasa real life sumpah dah. ” Kata Jinny.

“ Ya gitulah tapi untungnya uji nyali ni kita dapet ide buat karangan cerita buat di kumpulin Rabu minggu depan seperti yang disuruh guru kita dengan berkata “buat libur ini kalian bikin karangan cerita ya biar kalian selama 5 hari libur ini nggak nganggur sama main games TEROSS. Baik tema karangannya tentang adventure ya bisa kayak cerita kamu naik gunung,tersesat di hutan,tenggelem di laut,kena terkam buaya,kena makan harimau,disengat ubur-ubur,sama di cakar kucing terserah kalian ya. (ini bukan adventure sih. Ini lebih ke pembunuhan sih hehe.) ya terserah kalian lah intinya ada adventure nya ya.”

“Meskipun kita buatnya penuh niat tapi dapetnya selalu B sih. Ehh bentar ini kita uji nyali ato ngungkap misteri sih?” Kata Golin sambil kebingungan.

”Mungkin 50% nya uji nyali 50% nya ngungkap misteri rumah ini. Dan ini kalo kita bikin cerita ni bisa bikin novel misteri horror mungkin.” Kata Jack.

“Dah yok, pulang aja ini dah pagi nih. Takutnya orang tua kita khawatir, nelpon polisi, dikiranya kita anak yang hilang tersesat di rumah tua tersebut kali.”

“Iya juga ya, yok kita pulang!” kata Jack.

Pada akhirnya para tiga sahabat ini jalan dari rumah tua tersebut lalu pergi menelusuri hutan supaya bisa balik lagi ke Kota Glost. Lalu disaat sudah sampai Kota Glost mereka naik Stasiun. Lalu disaat sudah sampai ke stasiun akhir mereka mulai berpisah untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Tamat.