Di sebuah kota terdapat sebuah anak yang beranama Oscar. Di lingkungan rumah, dia tidak memiliki teman. Saat itu sedang libur sekolah. Oscar merasa sangat bosan dirumah karena tidak ada kegiatan. Kedua orang tua nya selalu bekerja. Melihat itu, ayahnya mempunyai sebuah ide. “Bagaimana jika hari ini kita pergi ke toko hewan peliharaan?” kata ayahnya. Oscar pun mengangguk.
Oscar yang awalnya cemberut langsung tersenyum ketika memasuki toko tersebut. Banyak hewan yang Oscar lihat disana. Saat pertama kali ia memasuki toko tersebut, seekor anjing lah yang pertama dia liat. Anjing itu pun langsung menggonggong dan melompat-lompat kegirangan ketika melihat Oscar. Anjing itu bernama Robin. Robin merupakan seekor anjing yang berukuran tidak terlalu besar. Ekor dan kakinya pendek, namun telinganya panjang.
“Mari kita memelihara anjing ini yah,” kata Oscar sambil menggendong Robin. Ayah Oscar pun berkata, “Baik lah, tapi kau harus berjanji untuk selalu merawatnya,” Oscar pun mengangguk.
Mereka berdua selalu bermain dan menghabiskan waktu bersama. Robin paling senang bermain lempar tangkap bola dengan Oscar. Setiap kali Oscar melempar bola, Robin pasti akan mengejarnya sampai dapat, meski bola itu sudah melambung sangat jauh.
Suatu hari Oscar mendapat sebuah undangan. “Undangan apa ini?” kata Oscar kebingungan. Ia pun langsung membuka dan membaca undangan tersebut. “WAH, PERLOMBAAN BASEBALL, AKU HARUS IKUT INI!” Oscar pun bergegas untuk mendaftar perlombaan tersebut. Oscar memang merupakan anak yang hebat dalam bermain baseball di sekolahnya. Oscar pun ikut berlatih bersama tim dari sekolahnya. Setiap berlatih, ia juga selalu ditemani oleh Robin.
Harinya perlombaan pun tiba. Oscar datang ke perlombaan tersebut bersama kedua orang tuanya dan Robin. Perlombaan pun berlangsung seperti biasa. Tim Oscar sangat unggul dalam perlombaan tersebut. Tiba lah babak terakhir dalam permainan tersebut. Di babak itu Oscar bertugas menjadi pemukul bola. Bola pun dilempar kan oleh tim lawan. Bola melambung dan kemudian dipukul dengan keras oleh Oscar. Bola yang dipukul Oscar melambung sangat tinggi hingga keluar dari lapangan menuju ke jalan raya. Robin yang melihat bola itu dipukul oleh Oscar pun mengejar bola tersebut hingga ke jalan raya. Oscar yang melihat anjingnya berlari ke jalan raya pun berteriak, “ROBIN, JANGAAANN!!!” kemudian Oscar langsung berlari mengejarnya.
Bola itu pun menggelinding di jalan, dan Robin masih mengejarnya. Tapi tiba tiba mobil yang sedang melaju kencang terlihat dari kejauhan. “ROBIN PERGIII!!!!” teriak Oscar sambil mendatangi Robin. Supir mobil itu pun langsung menginjak rem ketika melihat Robin. Tapi itu sudah terlambat, Robin pun mati tertabrak. “TIDAAAKKK!!!” teriak Oscar sambil menangis dengan kencang. Perlombaan itu pun berakhir. Oscar yang menang tetap sedih karena anjingnya sudah tidak ada bersamanya.
Setelah itu, orang tua Oscar pun mengajaknya untuk mengubur anjingnya di sebuah kuburan. Kebetulan di kuburan tersebut terdapat lahan kosong, sehingga mereka dapat menguburkannya disitu. Setelah kembali ke rumah, Oscar masih sedih. Ia yang dulunya ceria menjadi anak yang pendiam. Orang tua nya selalu mencoba untuk menghiburnya, tetapi Oscar tidak dapat kembali ceria lagi.
Hari libur pun telah usai, maka Oscar kembali bersekolah. Pada suatu hari, ia mendapatkan tugas untuk membawa katak yang mati untuk dijadikan percobaan. Mereka diajarkan bahwa dengan tegangan listrik yang cukup, katak yang mati tersebut dapat dihidupkan kembali. Melihat itu, Oscar pun mendapat sebuah ide, “Tunggu, jika aku bisa mendapatkan tegangan listrik yang cukup, mungkin aku bisa menghidupkan Robin kembali.”
Saat kembali ke rumah ia bergegas untuk ke loteng di rumahnya. Ia mulai mencari cara untuk mendapatkan tegangan listrik yang cukup. Ia berpikir sangat lama, sampai tidak sadar bahwa hari sudah malam. Di malam itu sangat gelap, dan setelah beberapa saat hujan pun tiba. Hujan ini sangat deras dan ditemani oleh petir. Petir itu berbunyi sangat keras, dan menyambar sebuah pohon. Pohon itu pun terbakar. Oscar pun terkejut, tapi ia berpikir, “Jika aku bisa membuat sesuatu benda tersambar oleh petir, lalu mengalirkan tegangan listriknya ke Robin, mungkin ia bisa mendapat tegangan listrik yang cukup.”
Pada siang keesokan harinya, kedua orang tuanya pergi karena ada acara. Oscar pun mulai mempersiapkan percobaannya. Kebutuhan dan alat-alat yang diperlukan sudah disiapkan oleh Oscar. Dia hanya butuh untuk mengambil mayat anjingnya dan menunggu untuk hujan petir datang. Saat malam tiba, Oscar bergegas untuk pergi ke kuburan tempat anjingnya dikubur. Ia menggali kuburnya dan mengambil mayatnya. Saat kembali ke perjalan ke rumah, tetesan air dari langit pun mulai terasa. Oscar pun bergegas untuk kerumah. Sesampainya dirumah, ia langsung naik ke loteng. Di situ ia menancapkan paku di leher anjingnya, lalu mencapitkan tang di paku tersebut. Tang tersebut dihubungkan ke benang yang terhubung ke layang-layang.
Hujan dan angin yang kencang pun datang. Oscar mulai menerbangkan layang-layang tersebut dari atap rumahnya. Petir pun mulai muncul. Dan salah satu dari petir tersebut menyambar layang layang Oscar. Tegangan listrik dari petir tersebut pun mengalir dari layang layang ke tubuh Robin. Awalnya Robin masih terlihat sama. Tapi setelah beberapa saat ekornya mulai bergerak. Oscar yang melihat itu pun sangat senang. “AKU BERHASIIL!!!!” kata Oscar sambil tersenyum.
Setelah beberapa jam, Robin pun mulai sadar. Oscar pun langsung memeluk Robin. Setelah itu Oscar melepas tang di leher Robin. Robin pun mulai berjalan. Meski begitu, Robin masih terlihat lemas. Maka Oscar pun memberi tempat untuk Robin tidur dan beristirahat. “Kau istirahat disini dulu saja.” kata Oscar kepada Robin.
Saat pagi tiba Oscar pun kembali bersekolah. Sebelum ke sekolah, ia berkata kepada Robin, ”Jangan pergi dari sini, dan jangan sampai ada yang melihatmu.” Setelah beberapa saat, Robin merasa bosan. Robin berkeliling di sekitaran loteng itu. Robin mencoba mendorong jendela yang ada disitu dan ternyata dapat terbuka. Robin pun segera keluar dari situ, namun ia terjatuh. Karena itu, ekornya terlepas. Meski begitu Robin tetap dapat berjalan meski sedikit pincang. Ia mulai berkeliling di halaman belakang rumah Oscar. Lalu ia lompat keluar dari pagar, dan menuju jalan raya.
Kebetulan saat Robin keluar dari pagar, ia bertemu dengan salah satu teman Oscar yang terlambat ke sekolah. Teman itu bernama Davin. “Bukankah itu anjingnya Oscar? TUNGGU, BUKANKAH DIA TELAH MATI??” kata Davin. Sesampainya di sekolah, Davin memberi tahu Oscar tentang hal yang ia temui. Akhirnya Oscar pun menceritakan semuanya ke Davin. Mendengar hal itu, David meminta tolong Oscar untuk menghidupkan kucingnya yang juga telah mati. Oscar pun berjanji untuk memenuhi permintaan Davin, dengan syarat Davin tidak memberi tahu hal itu kepada orang lain. Davin pun menyetujui persyaratan itu.Pada malam harinya langit kembali terlihat sangat gelap. Maka Oscar menghampiri Davin, lalu ke kuburan kucingnya. Oscar sudah membawa semua peralatan, sehingga sesampainya mereka disana, Oscar langsung mempersiapkan rancangannya. Setelah selesai persiapan, hujan dan angin pun mulai datang. Layang-layang Oscar kembali bertebangan. Lalu petir muncul dan menyambar layang-layang Oscar. Tegangan listrik dari petir itu sangat kuat, bahkan lebih dari yang dibutuhkan. Setelah beberapa saat, kucing itu mulai bergerak. Anehnya, muka kucing itu tidak terlihat normal. Mata kanannya besar dan berwarna kuning. Dan tiba tiba, kucing itu membesar.
“APA YANG TERJADI???” teriak Davin sambil panik. “AKU JUGA TIDAK TAHU, MUNGKIN TEGANGAN LISTRIK YANG DITERIMA KUCINGMU TERLALU BANYAK.” Jawab Oscar.
Setelah itu, kucing itu mulai bangkit. Kucing itu berukuran sangat besar. Awalnya dia hanya terdiam. Maka Davin pun mencoba mendekati kucing itu. Kucing itu pun merasa terancam dan langsung menggeram dengan keras. “LARIIIII!!!!!” teriak Oscar. Davin dan Oscar pun berlari dengan kencang. Kucing itu pun mengejar mereka.
Warga warga pun terbangun untuk melihat apa yang terjadi. “MAHLUK APA ITU!!” teriak salah satu warga. Para warga pun segera melarikan diri dari situ. Oscar berlari menuju rumahnya untuk menyelamatkan Robin terlebih dahulu. Saat di rumah Oscar, Davin bertanya, “APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?”
“TIDAK TAHU, KITA HARUS MENYELAMATKAN DIRI KITA TERLEBIH DAHULU.” jawab Oscar.
Saat sedang berlari, Oscar teringat akan pohon yang terbakar karena tersambar oleh petir. Ia mendapat ide, “KITA HARUS MEMBUNUH KUCING ITU!” “AKU JUGA TAU, TAPI BAGAIMANA CARANYA?” balas Davin. “KITA AKAN MEMBAKAR KUCING ITU. KITA AKAN MENYAMBARKAN PETIR KE SEBUAH POHON LALU MENGGUNAKAN API ITU UNTUK MEMBAKAR KUCING ITU.” Jawab Oscar.
Kemudian mereka pun memutuskan untuk berlari mencari benda untuk disambar petir dan sebuah benang. “GUNAKAN PAYUNG INI SAJA. ” kata Davin. Mereka lalu lanjut untuk mencari benang. Petir yang sebelumnya sudah berhenti kembali bermunculan. “INI LAH WAKTUNYA” teriak Davin. “BAGAIMANA DENGAN BENANGNYA?” balas Oscar. “AKU TIDAK TAHU, TAPI KITA HARUS MENYAMBARKAN PETIR KE POHON INI SEKARANG JUGA. INI ADALAH WAKTU YANG TEPAT, KUCING ITU SUDAH DEKAT DENGAN KITA.” Kata Davin.
Robin mendengarkan semua itu lalu segera menggigit payung tersebut lalu lari membawanya. “KAU MAU KEMANA?” teriak Oscar. Robin berlari menuju kucing itu. Kucing yang melihat Robin itu pun lalu mengejarnya. Robin berlari, kemudian memanjat sebuah pohon. Setelah sampai diatas situ ia kemudian berdiri, lalu mengarahkan payung tersebut ke arah langit. Kucing itu berada persis dibawah pohon itu, dan sedang mencoba untuk memanjat pohon itu. Petir pun datang, kemudian menyambar payung yang digigit Robin. Alhasil, Robin pun terkena sambaran petir itu. Pohon itu langsung terbakar dengan cepat. Kucing itu pun ikut terbakar lalu mati.
“TIDAAAAAKKK!!!!!!” teriak Oscar dengan kencang.
Oscar pun kemudian mulai menangis. Para warga masih terheran heran dengan apa yang terjadi. Setelah beberapa hari, banyak berita yang melaporkan tentang kejadian itu.
Keesokan harinya, Oscar masih sangat sedih hingga ia lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahunnya. Pada siang harinya orang tua Oscar pun pulang. Oscar pun menceritakan tentang semua yang terjadi selama kedua orang tuanya pergi. Yang Oscar tidak tahu adalah bahwa kedua orang tuanya sudah tahu semuanya. Maka ayahnya pun kemudian memberikan Oscar sebuah kardus. Oscar pun membuka kardus itu. Di kardus itu terdapat foto-foto Oscar bersama Robin, dan ekor dari Robin yang ditemukan ayahnya.
“Terimakasih yah, aku sangat merindukan Robin, hadiah ini sangat berarti bagiku.” kata Oscar. “Ya nak, meski anjingmu sudah tidak ada, kami akan selalu disini untukmu.” Balas ayahnya. Tetesan air mata pun mulai keluar dari mata Oscar.