Pernahkah Anda membayangkan jutaan orang di dunia ini tidur dengan perut keroncongan setiap malam? Ini bukan hanya cerita fiksi, namun realita pahit yang tengah kita hadapi. Krisis pangan global, sebuah ancaman nyata yang membayangi peradaban manusia, semakin mendesak untuk diatasi.” Krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan lingkungan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang. FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam. Dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.
Krisis pangan global adalah kondisi di mana pasokan makanan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dunia. Kondisi ini ditandai dengan kelangkaan pangan, harga pangan yang tinggi, dan malnutrisi. Sederhananya, krisis pangan adalah situasi di mana banyak orang tidak memiliki akses yang cukup terhadap makanan sehat dan bergizi.
Krisis pangan global akibat konflik, permasalahan ekonomi, perubahan iklim ekstrem, dan tingginya harga pupuk melanda berbagai negara pada 2023. Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mencatat, lebih dari 333 juta orang di 78 negara menghadapi kerawanan pangan tingkat akut. Jumlah itu meningkat hampir 200 juta orang dibandingkan dengan tingkat kerawanan pangan sebelum pandemi Covid-19. Menurut WFP, krisis pangan ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang mematikan. Konflik masih menjadi penyebab kelaparan terbesar. Sebanyak 70 persen orang di dunia yang menderita kelaparan tinggal di wilayah terdampak perang dan kekerasan. Krisis iklim juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kelaparan global. Perubahan iklim ekstrem menghancurkan kehidupan, tanaman dan mata pencarian, serta melemahkan kemampuan masyarakat untuk mencari makan. Selain itu, harga pupuk global meningkat drastis. Dampak perang di Ukraina mengganggu produksi dan ekspor pupuk global sehingga mengurangi pasokan, menaikkan harga, dan mengancam panen. Harga pupuk yang tinggi dapat mendorong terjadinya krisis ketersediaan pangan, dengan produksi jagung, beras, kedelai, dan gandum semuanya turun pada tahun 2022.
Krisis pangan global yang melatar belakangi pembuatan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan krisis pangan global.
Seperti yang kita tahu bahwa krisis pangan global merupakan salah satu kebutuhan orang-orang yang membutuhi sebuah pangan. Dengan adanya krisis pangan, semua orangkrisis pangan ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang mematikan. Konflik masih menjadi penyebab kelaparan terbesar.
Artikel ilmiah ini memberikan himabuan untuk mengurangi adanya krisis pangan global
Krisis pangan global adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Setiap individu juga dapat berkontribusi dengan cara yang sederhana namun berdampak besar.
bagus