Dengan pertumbuhan populasi kota setiap tahunnya membuat kebutuhan pangan ikut bertambah. Namun, dengan luas lahan pertanian yang tidak bertambah dan malah semakin berkurang, sebuah solusi muncul, yaitu sistem hidroponik yang diperkenalkan oleh seorang agronomis bernama Dr. William Frederick Gericke (Kompas, 2021). Dengan sistem ini, lahan yang digunakan diminimalkan dan tumbuhan bisa tumbuh lebih cepat.
Menurut informasi dari detikBali, hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘hydro‘ yang berarti air dan ‘ponos‘ yang berarti kerja. Teknik ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan air yang mengandung nutrisi yang disuplai langsung ke akar tanaman (Kompas, 2021).
Francis Bacon, pada tahun 1627, pertama kali bereksperimen dengan metode tanam tanpa tanah, yang menjadi dasar bagi pengembangan hidroponik. Pada tahun 1699, John Woodward menerbitkan penelitian yang menunjukkan bahwa tanaman mint tumbuh lebih baik dengan menggunakan teknik air. Pada 1842, ditemukan bahwa terdapat 9 elemen penting untuk menanam menggunakan air. Ahli botani dari Jerman mengembangkan metode ini sehingga menjadi riset standar dari 1859 hingga 1875. Dengan kurangnya masyarakat yang mengetahui teknik ini, Dr. William Frederick Gericke pun mempopulerkannya dengan melakukan penelitian pada 1929 dan berhasil menanam tomat setinggi 7,6 meter (Sampoerna Academy, 2022).
Hidroponik menawarkan berbagai manfaat yang menarik, terutama bagi petani di daerah perkotaan. Menurut Wikipedia dan detikBali, sistem ini tidak membutuhkan lahan luas atau tanah, sehingga cocok untuk lingkungan dengan keterbatasan ruang. Selain itu, hidroponik menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional dan air yang digunakan dapat didaur ulang untuk keperluan lain, seperti mengisi akuarium. Nutrisi bagi tanaman juga lebih mudah dikendalikan, sehingga dapat diberikan secara efektif dan efisien.
Sistem ini relatif ramah lingkungan karena tidak banyak menghasilkan polusi di lingkungan. Dari segi hasil, hidroponik mampu menghasilkan panen yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Media tanamnya pun dapat digunakan berulang kali dan hasil pertaniannya bebas dari serangan hama.
Meskipun hidroponik memiliki banyak manfaat, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh para petani. Beberapa tantangan utama menurut Radarsuara dan Universitas Duta Bangsa Surakarta adalah biaya awal produksi yang relatif tinggi, terutama untuk peralatan dan instalasi. Selain itu, hidroponik sangat bergantung pada daya listrik, sehingga sangat terganggu jika listrik padam. Sistem ini juga memerlukan pemantauan yang terus-menerus untuk memastikan kondisi air, nutrisi, dan cahaya yang didapatkan tetap optimal.
Risiko lainnya adalah penyebaran penyakit yang lebih cepat, yang dapat mengancam seluruh tanaman. Selain itu, hidroponik membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang baik dalam budidayanya. Ketersediaan perlengkapan khusus untuk hidroponik juga dapat menjadi kendala, terutama di daerah yang aksesnya terbatas.
Menurut saya, kekurangan-kekurangan tersebut tidak akan memberhentikan hidroponik sebagai solusi yang lebih baik dalam metode-metode pertanian di dalam kota, dimana lahan kosong sudah mulai berkurang.
Jadi, hidroponik adalah metode pertanian yang efisien, bisa digunakan di lahan yang terbatas, serta lebih ramah lingkungan. Meskipun ada beberapa kekurangan, seperti biaya awal produksi yang mahal dan ketergantungan pada listrik, hidroponik dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi lebih baik dan tetap bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah tanpa menambah luas lahan pertanian seperti pertanian konvensional.
Daftar Pustaka
Pahlephi, Rully Desthian. (2022). Hidroponik Adalah: Manfaat, Metode, Jenis Tanaman, dan Cara Membuat. Diakses melalui: https://www.detik.com/bali/berita/d-6412997/hidroponik-adalah-manfaat-metode-jenis-tanaman-dan-cara-membuat pada 24 November 2024.
Lukyani, Lulu. (2021). Menanam Hidroponik: Pengertian, Langkah, dan Faktor Keberhasilan. Diakses melalui: https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/26/211500523/menanam-hidroponik–pengertian-langkah-dan-faktor-keberhasilan?page=all pada 24 November 2024.
Wikipedia. (2024). Hidroponik. Diakses melalui: https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik pada 24 November 2024.
Supriyanto, Asep. (2023). 5 Kelemahan Pertanian Hidroponik. Diakses melalui: https://www.radarsuara.com/berita/1703768896/5-kelemahan-pertanian-hidroponik pada 24 November 2024.
Aldi, Rifki Kuntoro. (2024). Pengertian Hidroponik Serta Kelebihan dan Kekurangannya. Universitas Duta Bangsa Surakarta. Diakses melalui: https://fst.udb.ac.id/artikel/detail/pengertian-hidroponik-serta-kelebihan-dan-kekurangannya#:~:text=Kekurangan%20Hidroponik&text=Menerapkan%20hidroponik%20dalam%20skala%20besar,memerlukan%20investasi%20yang%20tidak%20kecil pada 24 November 2024.
Sampoerna Academy. (2022). Hidroponik: Sejarah, Kelebihan & Kekurangan, serta Jenisnya. Diakses melalui: https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-hidroponik/#:~:text=Sejarah%20%26%20Asal%20Hidroponik&text=Di%20tahun%201699%2C%20John%20Woodward,murni%20ketimbang%20menggunakan%20air%20sulingan. pada 24 November 2024.