
Kita harus dapat siap melayani sesama
Renungan pada Senin, 8 Mei 2023 dari ibadat pelindung sekolah. Inilah tersebut adalah Yohanes 2:1-11
Renungan pada Senin, 8 Mei 2023 dari ibadat pelindung sekolah. Inilah tersebut adalah Yohanes 2:1-11
Pergi belanja di toko jamu
Lalu membeli perekat
Ayolah kembangkan hobimu
Bisa saja jadi bakat
Siang-siang saling menyahut
Malamnya main hulahup
Jangan membuang sampah ke laut
Agar penyu dapat hidup
Halo! Perkenalkan nama saya adalah Peter. Saya berasal dari kelas 7G nomor 10. Saya dan teman-teman saya melakukan field trip ke empat tempat yang akan dijelaskan di artikel ini. Tujuannya adalah mempelajari berbagai hal yang ada di sana. Pasti kamu tertarik nih untuk mengunjungi empat tempat tersebut. Maka, simaklah pengalaman saya di bawah ini.
Senin, 9 Januari 2023, kami pergi ke Dyriana dan Bandeng Juwana. Mereka memiliki alamat yang sama, yaitu di Jl. Pamularsih Raya No.70. Jika dari Jalan Jend. Sudirman, ambil lajur kiri saat di awal flyover, lalu belok kiri, lalu lurus terus hingga di depan bangunan Sarana Pembangunan Jawa Tengah, lalu putar balik di situ, lalu maju sedikit. Kamu akan menemukan bangunannya.
Kami masuk melalui lift, karena kegiatannya berada di lantai tiga. Kami bermain di sana lalu berdoa. Kami harus membuat klepon. Klepon adalah jajanan pasar tradisional. Cara membuatnya adalah kita harus membuat adonan dari tepung ketan, pewarna makanan pandan, dan air. Setelah itu, masukkan gula jawa ke dalam adonan, lalu buat adonan menjadi bola. Setelah itu, kami merebusnya dengan air hangat hingga mengapung, dan taburi klepon dengan parutan kelapa. Jadi deh, klepon yang asin ditambah manis yang sangat enak.
Setelah itu, ada makanan lagi nih. Tetapi sebelumnya, kami istirahat dan memakan bekal kami. Makanan kali ini adalah Bandeng Presto. Cara memasaknya adalah bandeng dioles dengan bumbu, kemudian dipotong. Setelah itu, goreng bandeng itu dengan waktu 1 hingga 3 jam. Setelah itu, bandeng itu diolesi dengan bumbu kuning dan jadilah bandeng presto yang menggiyurkan. Alasan mengapa kita mengunjungi tempat ini mungkin adalah mengenal makanan tradisional dan cara membuatnya
Selasa, 10 Januari 2023, kami pergi ke SMK St. Fransiskus di Jl. Wolter Mongonsidi no. 22. SMK ini masih di bawah naungan Yayasan Marsudirini, yayasan sekolah kita SMP Maria Mediatrix. Jika dari arah jalan arteri, maka sekolah ini di sisi kanan jalan.
Kami berkumpul pada ruangan aula pada sekolah tersebut, berdoa, dan kami berkumpul ke ruangan K3R (Kriya Karya Kayu dan Rotan). Wah! Sungguh banyak kerajinan kayu dan mesin-mesin yang ada. Kami harus membasahi kertas yang telah ada teks bertuliskan “SMK ST Fransiskus Semarang” dengan hati di atas teksnya. Kami harus menghilangkannya dengan jari yang kita celupkan ke air. Lalu dielus-eluskan dengan jari kiri. Setelah itu teman saya mau dibuatkan huruf oleh kakak SMK.
Setelah itu, kami istirahat di depan ruangan K3R. Makanan yang telah disiapkan berupa ayam goreng. Saya sangat menyukainya. Karena istirahat yang terlalu panjang, saya pun mengelilingi sekolah. Setelah istirahat selesai, kami melanjutkan pembelajaran kami.
Kali ini adalah menyablon baju. Kami dilihatkan proses sablon, dan sablon yang telah disiapkan disablon ke baju polos yang saya telah siapkan dan sablon itu bertuliskan “Fieldtrip Matrix 2023”. Setelah menyablon, kami dan teman-teman dipotret oleh Pak Damar, guru Bahasa Indonesia saya. Setelah itu, kami berdoa dan pulang.
Rabu, 11 Januari 2023, fiedtrip kali ini adalah yang paling seru. Mengapa? Karena kami pergi ke Grand Maerakaca. Grand Maerakaca merupakan tempat wisata edukasi yang sangatlah besar. Isi dari tempat ini adalah anjungan dari daerah-daerah di Jawa Tengah dan ada juga kegiatan rekreasi. Grand Maerakaca terletak di Jl. Puri Anjasmoro. Kita dapat mengaksesnya dengan lewat Jalan Arteri Utara. Kami pergi ke sana dengan menaiki bis.
Setibanya di sana, kami berbaris dan masuk ke tamannya. Kami melihat Anjungan Blora sekilas, berjalan ke aula yang berada di Anjungan Kota Semarang. Kami berdoa, lalu melihat-lihat eksperimen- eksperimen yang ada. Setelah melihat eksperimennya, kelas-kelas dibagi apa yang mereka akan dilakukan. Kelas 7A dan 7B menaiki perahu daun, 7C dan 7D mengelilingi Grand Maerakaca, dan 7E, 7F, dan 7G membuat roket dengan regu pramuka. Karena saya dari kelas 7G, saya membuat roket bersama regu kami.
Momen ini adalah yang kami tunggui. Kami akan mengelilingi Grand Maerakaca. Mulai dari Anjungan Kendal, Anjungan Batang, Anjungan Pekalongan, miniatur Kali Comal, Anjungan Pemalang, Anjungan Tegal, Anjungan Brebes, Anjungan Banyumas, dan Anjungan Cilacap.
Di Anjungan Cilacap, terdapat banyak sekali mainan-mainan fisika. Saya pernah mencobanya saat di PRPP pada tahun 2017. Mulai dari katrol, generator listrik dengan gaya, sampai ruangan tak terhingga. Ruangan tak terhingga adalah yang paling menarik menurut saya. Sebenarnya itu menggunakan dua cermin yang saling berhadapan.
Setelah itu, kami melihat Anjungan Purbalingga, Anjungan Banjarnegara, Anjungan Wonosobo, Anjungan Magelang, Anjungan Salatiga, dan kembali.
Cuaca sangat cerah dam panas sekali; kami berkeliling di miniatur Laut Jawa dengan perahu daun. Banyak ikan yang melompat-lompat keluar dari air. Kata Pak Yo, wali kelas kami, kita bisa menangkap ikan tersebut, tetapi tidak ada satupun yang melakukannya.
Setelah mengarungi miniatur Laut Jawa dengan perahu daun, kami menaiki kereta untuk mengelilingi seluruh Grand Maerakaca. Banyak anjungan kabupaten yang saya jumpai.
Setelah itu, kami beristirahat di depan Anjungan Kendal dan memakan makanan yang telah disiapkan. Makanan dari sekolah berupa nasi goreng dengan telur dan naget di dalam rice bowl dengan sambal di dalamnya. Saya juga bawa Sari Roti, susu, dan pisang. Semuanya saya konsumsi.
Setelah istirahat, kami memiliki waktu luang. Seteah itu, kami menanam pohon bakau di pinggir miniatur Laut Jawa. Setelah itu, kami beli air putih di kantin, lalu kami pulang dengan bis.
21Sungguh menarik tempat-tempat yang kami kunjungi, terutama Grand Maerakaca. Saran saya adalah tempat-tempat harus menarik untuk dikunjungi. Sekian dan terima kasih dan mohon maaf kalau ada kesalahan tanda baca dan ejaan.
Pada hari Minggu yang cerah, saya sedang membuat laporan untuk tugas skripsi. Saat itu saya berada di suatu kafe yang berdinding putih, memiliki sejumlah tumbuhan, dan pencahayaan terang. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada orang muda menghampiri saya dan berkata, “Halo, nak. Saya ingin memberikan mesin waktu ini kepadamu. Jaga baik-baik alat ini, ya.” Kemudian orang tersebut meninggalkan saya. “Cukup aneh orang ini.” ucap saya di dalam hati. Lalu saya ingin mengecek alat tersebut. Ternyata, alat tersebut seperti remote dengan tombol angka, tombol huruf, dan layar input. Saya pun tertarik untuk menggunakannya, lalu saya mengetikkan angka “2030”, kemudian menekan tombol “Enter”. Kemudian alat tersebut menyuruh saya memasukkan koordinat. Saya ingin sekali pergi ke Rusia, tapi saya tidak tahu koordinat dari negara tersebut. Jadi saya mengetikkan “Rusia” di mesin tersebut dan menekan “Enter” Alat ini ingin saya pergi ke lokasi yang sangat spesifik, jadi saya mengetikkan “Kaliningrad”. Kaliningrad adalah salah satu oblast yang berbatasan dengan Polandia, Lituania, dan Belarus. Oblast adalah sistem pemerintahan setingkat Provinsi di Rusia. Kemudian alat ini menyuruh saya untuk mengetahui kota yang ingin dimasukkan untuk tempat yang sangat spesifik. Jadi saya mengetikkan “Kaliningrad”, ibukota dari Oblast Kaliningrad. Lalu muncul konfirmasi untuk apakah mau pergi ke sana. Pilihannya: ya, batal, atau mengetikkan daerah yang lebih spesifik. Saya menekan tombol “Ya”.
Saya pun pingsan dan terbangun karena suara ledakkan dari suatu bom. Rupanya, di sana terjadi perang. Menurut saya, mungkin terjadi Perang Dunia III, dimana pasti Aliansi dari Amerika Serikat menyerang Aliansi dari Rusia. Saya kabur dan mencari hotel. Saat masuk ke suatu hotel, saya berkata kepada pemilik hotel “Pak, bolehkah saya memesan kamar untuk kami?” Tetapi pemilik hotel berkata “Maaf, kami tidak dapat memesan anda kamar karena terjadi perang disekitar hotel ini.” Saya pun keluar dari hotel tersebut. Ternyata, mesin ini dapat membuat penggunanya dapat berteleportasi. Saya membuka HP, dan mencari internet. Tetapi tidak ada akses internet, sehingga saya pergi ke arah timur untuk mencari internet. Setelah kira-kira 10 kilometer, saya menemukan jaringan internet, lalu mencari koordinat yang menurut saya menarik. Saya mengetikkan koordinat “50° 06’ 03’’ LU dan 23° 19’ 23’’BT”, lalu saya menekan tombol “Enter”. Tiba-tiba saya berada di Ukraina. Tetapi, ada yang salah. “Mengapa di daerah ini hanya bendera Rusia, bukan bendera Ukraina?” tanya saya dalam hati. “Mungkin negara Rusia sepenuhnya menganeksasi Ukraina.” jawab saya dalam hati. Saya masuk ke suatu hotel untuk memesan kamar karena saya lelah berlari untuk mencari internet tadi. Saya berkata kepada pemilik hotel sebagai berikut, “Pak, kami ingin memesan satu kamar untuk satu malam.” Orang tersebut berkata, “Harga kamarnya adalah seperti ₽500.” Tetapi saat itu Rp.1.000,- sama dengan ₽10. ₽ adalah mata uang Rusia, yaitu Rubel. Saya pun pergi ke money changer dan mengonversi uang saya dari Rp.1.000.000,- menjadi ₽100 lalu saya kembali ke hotel dan memesan kamar. Mungkin saya dapat memesan kamar karena belum terjadi perang di daerah tersebut. Saya beristirahat di sana, makan malam di suatu restoran, dan tidur pada pukul 9 malam.
Saya terbangun pada sekitar pukul tujuh tepat karena suatu alarm. Alarm tersebut bukan alarm biasa seperti alarm pada HP biasa, melainkan itu adalah EAS (EAS adalah Emergency Alarm System, yaitu alarm peringatan adanya suatu perang atau serangan. Biasanya alarm ini memiliki suara unik pada setiap negara). Saya pun segera bangun dan menyiapkan benda penting, termasuk mesin waktu saya. Saya melihat keluar dari jendela. “Benar saja, ada serangan. Ada beberapa tank dan banyak tentara siap memusnahkan kota ini.” bicara saya dalam hati. Berarti Amerika sedang menyerang kota tersebut. Saya cepat-cepat keluar, lalu berlari ke arah timur secepat mungkin. Tiba-tiba saya ditangkap oleh tentara-tentara. Saya pingsan dan terbangun di ruangan interogasi. Salah satu dari penjaga tersebut menanya kepada saya, “Apakah kamu warga negara Rusia?” Jawab saya, “Bukan, pak, saya berasal dari Indonesia, pak.” Jawab penjaga tersebut, “Tunjukkan KTP dan paspormu untuk membuktikan bahwa kamu adalah orang Indonesia.” Jawab saya, “Sa…saya tidak punya paspor, pak. Hanya KTP saya.” Penjaga itu marah dan berkata, “Mengapa kamu disini?” Untungnya, saya masih memiliki mesin waktu di kantong celana saya. Saya cepat mengetikkan “Indonesia” di alat tersebut, lalu mengetikkan “Jakarta” lalu tekan “Enter”.
Tiba-tiba saya berada di atas Sungai Ciliwung lalu tercebur. “Lho?! Mengapa sungai ini sangat bersih?” kata saya dengan kaget. Sungai Ciliwung ini bersih seperti telah dibersihkan 10 kali per hari. Rupanya, semua orang telah mematuhi semua aturan di sini, termasuk kebersihan sungai ini. Saya ditolongi oleh seseorang muda. Dia pun berkata, “Seharusnya kamu menjaga mesin waktu saya. Tetapi kamu meninggalkan kafe sebelum saya datang lagi. Aku telah menunggu kamu selama 8 tahun dan akhirnya kamu datang.” Ternyata, dia adalah orang yang saya temui di kafe. Saya memberikan mesin waktu saya kepada orang tersebut. Dia menanya “Apakah kamu telah menggunakan mesin waktu ini?” Saya menjawab, “Iya, saya menggunakannya. Dan saya menggunakannya pada tahun 2022.” Dia menjawab, “O, aku ingat itu. Pasti kamu menghilang karena kamu pergi ke waktu ini. Oke, saya akan mengirim kamu menuju Semarang pada tahun 2022.” Kemudian dia mengirim saya ke Semarang pada tahun 2022. Saya pingsan lagi dan terbangun di kafe. Tapi rasanya seperti tidak terjadi apa-apa seperti terbangun dari mimpi. Tetapi, petualangan yang saya alami sangatlah seru dan menajubkan.