Nenek Penjual tempe berusia 90 tahun

Ada seorang nenek yang selalu berjualan tempe di pasar Watuombo bernama mbah Ginem. Mbah Ginem selalu berjualan tempe di pasar sejak jam 06.00 dan pulang jam 08.00 karena pasar akan selalu sepi setelah jam 10.00.

Mbah Ginem berdagangan tempe bungkus berjumlah 50 bungkus. Tidak lebih dari 1 jam dagangan habis dibeli warga sekitar. Satu buah tempe dijual dengan harga Rp 500. Walaupun mbah Ginem sudah berumur 90 tahun di tetap bersemangat untuk berjualan karena jika di rumah terus badannya akan sakit dan pusing menurut dia, dengan berjualan seperti ini badan justru menjadi sehat daripada hanya berdiam diri di rumah.

Kita pun harus bisa bersemangat seperti mbah Ginem di tetap semangat menjalani hidupnya dengan bekerja meski sudah berumur 90 tahun tetap tak pernah lelah bekerja. Sedangkan kita mengeluh saat menerima pekerjaan dan ada juga yang tidak mau repot bekerja.

Sejarah Soekarno

Sejarah Soekarno

Soekarno adalah orang yang menjadi presiden pertama di Indonesia, atau sering kita dengar panggilan Bung Karno. Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Soekarno bersekolah di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) yang merupakan politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hogere Burger School).

Pada saat Soekarno bersekolah di HBS yang telah memupuk rasa nasionalisme dalam sanubarinya. Usai lulus HBS pada tahun 1920, Soekarno pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool) atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung. Soekarno telah berhasil meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926

Soekarno pun berlanjut ke bidang politik. Kemudian, sang proklamator merumuskan ajaran Marhaenisme serta mendirikan sebuah partai yang bernama PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927. Tujuan diberdirikannya partai ini adalah untuk menuju Indonesia merdeka.

Tetapi kompeni yang tidak senang dengan pergerakan Soekarno memberitahukan ke Hindia-Belanda tentang pergerakan yang dilakukan Soekarno. Akibatnya Belanda menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin yang berada di di Bandung pada 29 Desember 1929.

Soekarno menggambarkan kondisi politik internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme di pidatonya. Yang membuat Belanda marah sehingga pada Juli 1930 PNI pun dibubarkan. Pada Agustus 1945, ia bersama Moh. Hatta dan tokoh nasional lainnya menyusun naskah proklamasi yang akhirnya dibacakan pada 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah ini yang mengukuhkan kedaulatan Republik Indonesia.

Cerita ini menginspirasi saya agar kita tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

 

 

 

 

 

sejarah tentang Soekarno

Soekarno adalah orang yang menjadi presiden pertama di Indonesia, atau sering kita dengar panggilan Bung Karno. Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Soekarno bersekolah di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) yang merupakan politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hogere Burger School). Pada saat Soekarno bersekolah di HBS yang telah memupuk rasa nasionalisme dalam sanubarinya.

Usai lulus HBS pada tahun 1920, Soekarno pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool) atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung. Soekarno telah berhasil meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926 Soekarno pun berlanjut ke bidang politik.

Tetapi kompeni yang tidak senang dengan pergerakan Soekarno memberitahukan ke Hindia-Belanda tentang pergerakan yang dilakukan Soekarno. Akibatnya Belanda menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin yang berada di di Bandung pada 29 Desember 1929.

Setelah mendekap di penjara selama delapan bulan Soekarno memberikan pendapat tentang kondisi politik internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme di pidatonya. Yang membuat Belanda marah sehingga pada Juli 1930 PNI pun dibubarkan. Pada Agustus 1945, ia bersama Moh. Hatta dan tokoh nasional lainnya menyusun naskah proklamasi yang akhirnya dibacakan pada 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah ini yang mengukuhkan kedaulatan Republik Indonesia.

Cerita ini menginspirasi saya agar kita tidak mudah menyerah menghadapi kesulitan agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan.