Menerobos Standar Kecantikan, Kisah Inspiratif Melanie Gaydos

Menerobos Standar Kecantikan, Kisah Inspiratif Melanie Gaydos

Cover : dagospia.com

Sumber berita : https://www.liputan6.com/hot/read/5426918/jadi-model-terkenal-meski-alami-kelainan-genetik-langka-wanita-ini-tuai-pujian?page=4

Melanie Gaydos adalah seorang model dengan penampilan fisik yang berbeda dari orang-orang pada umumnya. Ceritanya telah banyak diliput di berbagai artikel dan berita, salah satunya dalam sebuah artikel berita berjudul “Jadi Model Terkenal Meski Alami Kelainan Genetik Langka, Wanita Ini Tuai Pujian” yang ditulis oleh Silvia Estefina Subitmele dan diunggah di liputan6.com.

Artikel berita tersebut menceritakan latar belakang serta perjuangan Melanie Gaydos dalam perjalanannya menjadi seorang model. Seperti yang kita tahu menjadi seorang model bukanlah hal yang mudah. Banyak kriteria yang perlu dipenuhi agar bisa benar-benar diakui masyarakat sebagai model.

Dalam artikel berita tersebut, diceritakan bahwa Melanie Gaydos adalah seorang yang lahir dengan gangguan genetik displasia ektodermal yang memengaruhi pertumbuhan kulit, rambut, dan kuku. Gangguan genetik tersebut menyebabkan Melanie Gaydos memiliki penampilan yang jauh berbada dari standar kecantikan. Kondisi genetik yang ia alami juga menyebabkannya diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekitarnya, khususnya saat ia masih kecil.

Walaupun begitu, Melanie sama sekali tidak menyerah dan terus mengejar mimpinya di dunia mode. Ia memulai perjalanannya dalam dunia modelling dengan bersekolah di Pratt Institute, New York City. Ketenarannya kemudian melesat setelah ia muncul dalam music video milik band Rammstein.

Melanie berhasil membuktikan bahwa fisiknya yang unik bisa menjadi nilai plus dan menjadikannya salah satu model yang kecantikannya banyak dicari. Melanie berhasil membuktikan bahwa kecantikan seseorang tidak hanya ditentukan oleh standar kecantikan. Kini Melanie telah menjadi model yang sukses.

Artikel berita tentang Melanie Gaydos sungguh menginspirasi saya. Saya terinspirasi dengan cara Melanie menanggapi diskriminasi yang ia terima sejak kecil dengan tidak menyerah dan terus berjuang. Saya juga terinspirasi oleh usaha Melanie yang berhasil membawa perubahan kepada pandangan masyarakat tentang kecantikan. Dan saya juga terinspirasi oleh Melanie yang percaya diri dan menerima serta selalu mencintai dirinya apa adanya.

Tidak Kenal Batas

Tidak Kenal Batas

            Astrid adalah seorang anak yang lahir dengan kondisi langka yang disebut Phocomelia. Kondisi ini menyebabkan tangan dan kaki Astrid lebih pendek dari seharusnya. Astrid mengalami banyak kesulitan akibat kondisinya ini. Walaupun begitu, orang tua Astrid menyayanginya dengan sepenuh hati. Mereka membesarkan Astrid dengan penuh kasih saying dan perhatian.

            Lahir dengan Phocomelia menyebabkan Astrid kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kondisi fisiknya tidak memungkinkannya untuk beraktivitas dengan normal seperti orang-orang pada umumnya. Ia sering kali diejek dan dihina karena kekurangannya. Tentu saja Astrid merasa sedih dengan berbagai hinaan yang ia terima, maka ia bertekat untuk membuktikan bahwa dirinya bisa melakukan sesuatu yang lebih.

            Astrid kemudian mulai belajar untuk melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari dengan metode yang bermacam-macam. Ia mulai belajar untuk bergerak dengan menggulingkan badannya, ia juga belajar untuk melepaskan bajunya sendiri. Suatu hari Astrid belajar untuk memegang dang menggunakan pensil dengan mulutnya. Ia berlatih keras untuk menulis dan ia berhasil menuslis namanya sendiri. Keberhasilannya kemudian menyadarkannya bahwa mulutnya dapat berfungsi dengan baik dan ia bisa saja menghasilkan sesuatu dengannya. Maka Astrid mulai belajar melukis dengan mulutnya.

            Melukis dengan mulut bukanlah hal yang mudah. Ia cepat lelah dan sulit untuk mengontrol arah sapuan kuas. Namun Astrid tidak menyerah dan terus berusaha keras. Astrid mulai memamerkan karya lukisnya setelah menginjak usia remaja. Ia juga mulai aktif berpartisipasi dalam komunitas kesenian dan mendapat respon positif akan karyanya.

            Banyak orang yang tertarik dengan lukisan-lukisannya dan fakta bahwa ia melukisnya menggunakan mulutnya. Mereka kagum akan kemampuan dan kegigihan Astrid. Kini lukisan-lukisannya telah banyak terjual laku dan Astrid berhasil membuktikan bahwa ia tetap dapat berkarya walaupun memiliki banyak kekurangan.