by 240am | Jan 13, 2023 | Kegiatan Luar Sekolah
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam seluruh warga matrix. Di sini saya akan membahas tentang kegiatan field trip kelas 7 yang diadakan pada tanggal 9 Januari 2023-11Januari 2023. Kegiatan tersebut diadakan di Dyriana/Bandeng Juwana yang terletak di Jln. Pamularsih Raya No.70, Bongsari, kecamatan Semarang Barat saat tanggal 9 Januari 2023. Dan pada tanggal 10 Januari 2023, ada juga SMK St. Fransiskus yang terletak di Jl. Wolter Monginsidi No.22, Pedurungan Tengah, Kecamatan Genuk. Pada hari terakhir alias tanggal 11 Januari 2023, para murid kelas 7 mengunjungi Grand Maerokoco, Tawangsari.
Dikarenakan waktu yang terbatas, para panitia kegiatan field trip membentuk kelompok inti. Kelompok 1 beranggotakan murid 7A, 7B, 7C, dan 7D nomor absen 1-14. Kelompok 2 beranggotakan murid kelas 7D absen 15-28, 7E,7F, dan 7G. Para guru wali kelas akan mendampingi anak muridnya. Lalu 2 kelompok inti itu dibagi lagi menjadi 13 kelompok untuk kelompok di Dyriana dan 4 kelompok untuk di SMK St. Fransiskus, lalu 32 kelompok untuk di Maerokoco.
Pastinya kalian bingung mengapa kegiatan ini diadakan bukan? Pada saat hari pertama kegiatan field trip diadakan, Pak Yus menjelaskan apa tujuan dari diadakannya kegiatan field trip kelas 7. Tujuan dari diadakannya kegiatan field trip kelas 7 adalah untuk meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap nilai kehidupan, untuk meningkatkan kemampuan peserta didik terhadap kehidupan usaha, sosial, dan alam, serta memenuhi tugas praktek penyusunan laporan dalam pembelajaran.
Tentunya para murid kelas 7 mendapatkan banyak pengalaman di 3 tempat yang sudah disebutkan. Mereka juga menemui kakak-kakak Pembina yang berbeda-beda di setiap tempat pastinya. Sementara dari guru MM sendiri ada Bu Yudith, Pak Frans, Pak Wawan, Pak Damar, Bu Astuti, Pak Yus, Pak Yo, dan Miss Niken. Dari MM sendiri sudah, bagaimana dengan yang dari Dyriana, SMK St. Fransiskus, dan Maerokoco sendiri?? Mari saya beritahu pengalaman apa saja yang mereka dapat dan siapa pendamping yang mereka temui di Dyriana, SMK St. Fransiskus, dan Maerokoco.
Saat berada di Dyriana, mereka dibimbing oleh Kak Wawan,Kak Vanessa, dan dibantu oleh Bu Isti untuk pembuatan Kue Klepon. Saat akan mulai, setiap kelompok diminta untuk menentukan nama kelompok dan perwakilan kelompok. Setelah menentukan, setiap perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan untuk membuat adonan klepon. Setelah itu, mereka dibagi menjadi 3 kelompok kecil. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan untuk membuat klepon.
ALAT:
Mangkuk
Pengaduk
Panci
Kompor
BAHAN:
Pewarna Makanan
Tepung terigu
Air secukupnya
Kelapa Parut
Gula Jawa
LANGKAH-LANGKAH:
Siapkan mangkuk, pengaduk, tepung terigu,air, gunting, dan pewarna makanan.
Gunting bungkus tepung terigu,lalu tuang ke dalam mangkuk. Tuangkan tepung terigu secukupnya.
Tuangkan air sedikit terlebih dahulu. Aduklah hingga rata. Jika adonan masih belum kalis (Tidak lengket), tambahkan air lagi. Jangan lupa aduk adonan klepon tadi.
Setelah adonan klepon sudah kalis (tidak menempel di mangkuk), tuangkan pewarna makanan sebanyak yang kamu mau.
Aduklah adonan klepon tadi.
Ambil sedikit, lalu bulatkanlah adonan yang sudah diambil.
Tekan bagian atas klepon sehingga membentuk g
Lubang yang tidak terlalu dalam.
Masukkan gula jaawa yang sudah disiapkan lalu bulatkan lagi.
Ulangi hal yang sama untuk membuat klepon lain.
Setelah adonannya habis,masaklah air secukupnya untuk merebus klepon.
Jika air sudah mendidih, masukkanlah klepon yang belum matang.
Tunggu sampai klepon yang direbus naik ke dasar panci.
Begitulah cara membuat klepon. Tentunya, kami tidak hanya membuat klepon di Dyriana/Bandeng Juwana kemarin. Kami juga melihat cara membuat bandeng presto. Mari saya jelaskan bagaimana cara untuk membuat bandeng presto. Mari kita mulai dari alat dam bahan yang dibutuhkan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah ikan bandeng, pisau, talenan, autoclave, bawang putih, garam, jahe, kunyit, dan air (2 Liter). Berikut adalah langkah-langkahnya.
LANGKAH-LANGKAH:
Siapkan seluruh alat dan bahan.
Ambil talenan, pisau, dan ikan Bandeng.
Belah bagian bawah ikan bandeng.
Letakkan Ikan bandeng beserta talenan ke tempat lain.
Ambil bawang, lalu haluskan.
Setelah itu, masukkan bawang, garam dan jahe.
Oleskan kunyit bubuk ke ikan bandeng secara menyeluruh.
Siapkan autoclave, lalu letakkan di atas kompor.
Tuangkan air, tunggu hingga mendidih.
Setelah mendidih, lalu kukuslah ikan bandeng.
Jika sudah selesai, bandeng presto sudah siap dimasak.
Begitulah cara membuat bandeng presto. Setelah seluruh kegiatan pembuatan kue klepon dan penjelasan tentang cara membuat bandeng presto, kami pulang ke rumah.
Keesokan harinya, kami berangkat dari rumah masing-masing menuju SMK St. Fransiskus. Ada beberapa yang ikut temannya, sehingga mungkin ada keterlambatan karena menunggu teman. Para murid kelas 7 berkumpul di aula SMK St. Fransiskus. Di sana para murid kelas 7 disambut oleh Bu Stefanie bersama kakak-kakak yang mengikuti extra Ansambel music. Setelah itu, mereka dijelaskan tentang apa perbedaan dari SMA dan SMK. Setelah seluruh penjelasan sudah selesai, kakak-kakak yang mengikuti extra dance menampilkan dance dari lagu yang dipopulerkan grup K-POP, Blackpink yaitu Pink Venom dan Shut Down.
Bisa kalian bayangkan betapa kerennya sambutan dari SMK St. Fransiskus. Jika sambutannya sudah keren,bagaimana dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh murid-murid kelas 7? Tentunya lebih keren. Mari saya beritahu tentang kegiatan apa saja yang mereka laksanakan!
Sebelumnya, panitia kegiatan field trip kali ini meembagi 4 kegiatan yang akan dilaksanakan. Bagi kelompok Fransiskus 3, mereka akan melaksanakan kegiatan menyablon. Sementara kelompok Fransiskus 4 membuat gantungan kunci. Bagi Magdalena 3 mereka akan melaksanakan kegiatan membatik. Sementara Magdalena 4, mereka akan membuat aksesoris seperti gantungan kunci atau jepit.
Kelihatannya seru kan? Mari saya jelaskan tentang kegiatan kelompok putri saja. Untuk membatik, kami dibantu oleh Pak Rubertus, Kak Eva, Kak Jessica, Kak Mayrose, Kak Jeanny, dan Kak Olivia. Yang kita butuhkan adalah kompor kecil, wajan kecil, kain yang sudah digambari apa yang mau dibuat, canting, cat air, kuas, pallet/gelas, dan malam khusus membatik. Nah inilah langkah-langkahnya. Pertama, nyalakan kompor lalu taruh wajan kecil di atasnya. Letakkan malam khusus membatik di wajan kecil tersebut. Tunggu hingga meleleh dan mengeluarkan asap. Jika sudah, ambil malam cair menggunakan canting. Mulailah membatik dari kiri ke kanan atau atas ke bawah. Ulangi langkah mengambil malam cair dan membatik untuk menyelesaikan batik yang kalian buat. Setelah selesai, warnailah batik tersebut menggunakan cat dan kuas yang telah disiapkan.
Nahh, begitulah cara membatik. Kalian bisa mengradasi batik yang kalian buat. Tentang pembuatan batik yang dilakukan sudah. Apalagi ya yang kurang? Tentunya cara membuat aksesoris seperti jepit atau gantung kunci! Siswi kelas 7 dibantu oleh Bu Agnes, Kak Kanaya, Kak Amanda, dan Kak Diah! Nahh, berdasarkan penjelasan kakak-kakak pembina, berikut ini cara untuk membuat aksesoris.
ALAT:
Jarum jahit
Gunting
BAHAN:
Benang
Kain Flanel
Kapas
LANGKAH-LANGKAH:
Siapkan benang, jarum jahit, dan gunting.
Gunting benang, lalu masukkan ke dalam lubang jarum jahit.
Setelah benang masuk, tariklah benang supaya tidak lepas dari jarum jahit.
Setelah sudah lumayan panjang, potonglah benang b menggunakan gunting dengan hati-hati.
Ikatlah salah satu benang guna menjadi penyangga supaya saat menjahit benang tidak melewati lubang yang dibuat oleh jarum.
Ambil kain flanel, lalu bentuklah love. Potonglah kain flanel yang sudah dibentuk love tadi.
Jahitlah dua kain flanel berbentuk love tadi.
Setelah hampir selesai menjahit, ambillah kapas lalu masukkan ke dalam kain flanel yang sudah hampir dijahit semua.
Jahitlah kembali sampai seluruh ujung kain flanel tertutup, kunci jahitan tadi supaya jahitannya tidak terlepas dan kain flanelnya tidak terbuka.
Ambil sisa kain flanel tadi, lalu gambarlah huruf yang kamu inginkan.
Setelah digambar, potonglah kain flanel tadi.
Tempelkan huruf dari kain flanel tadi ke kain flanel berbentuk love menggunakan lem tembak.
Jahitlah gantungan untuk menggantung aksesoris tadi.
Gantungan kunci yang kalian sudah jadi. Gantungan kunci tersebut bisa dipakai di resleting tas, di kunci rumah/motor/mobil, bahkan di resleting dompet.
Setelah seluruh kegiatan sudah dilaksanakan, para murid kelas 7 pulang ke rumah masing-masing.
Kegiatan di Dyriana sudah saya jelasin, begitu juga dengan kegiatan di SMK St. Fransiskus. Bagaimana dengan Maerokoco yaa? Mari kita menyelam ke dalam penjelasan tentang kegiatan yang dilakukan di Maerokoco.
Di Maerokoco, siswa siswi kelas 7 melakukan berbagai macam kegiatan. Setiap kelas diberi satu pendamping. Kami dibantu oleh Kak Nicho, Kak Clara, Kak Imron, Kak Asti, Kak Ara, Kak Angga, Kak Ava, Kak Yudhi, Kak Vincent, Kak Elsa, dan juga Kak Vira. Dengan bantuan seluruh kakak-kakak pembina, kami, siswa-siswi kelas 7 berhasil melaksanakan kegiatan field trip dengan baik. Kita berterimakasih banget kakak-kakak pembinaa <3. Back to the topic ya kak. Di sana, kami melaksanakan macam-macam kegiatan, ada pembuatan roket air, science show, keliling untuk melihat berbagai rumah adat menggunakan kereta, menanam pohon mangrove, melihat berbagai alat keren di anjungan Cilacap, dan menaiki perahu sekaligus menangkap ikan bandeng yang melompat. Keren bukan? Mau liat keseruannya selama pelaksanaan kegiatan?? Ayo simak penjelasannya ini.
Saat pertama kali datang, kami berfoto bersama dengan wali kelas masing-masing. Setelah selesai berfoto, kami langsung masuk ke Maerokoco. Ada yang lupa mengambil tiket ke kakak perempuan yang bertugas untuk membagi tiket. Setelah itu kami berbaris dan berhitung. Setelah itu, kami menuju anjungan yang digunakan untuk menyambut kami, murid kelas 7 SMP Maria Mediatrix. Kami disambut oleh Kak Clara dan juga Kak Nicho. Tentunya diawali dengan sapaan hangat.
Setelah kak Nicho dan Kak Clara menyambut kami, kak Nicho mengadakan Science Show. Salah satu pertunjukan yang paling disukai oleh anak-anak kelas 7 adalah saat soda diberi mentos. Kata mereka. “Karna ada air mancurnya.” Menurut saya, pertunjukkan itu memang menarik.
Setelah itu, kami membuat rocket air per regu pramuka. Kami dibimbing Kak Nicho. Setiap regu pramuka diminta untuk duduk melingkar. Sayangnya, saat roket airnya sudah jadi, kami tidak bisa meluncurkannya dikarenakan waktu yang terbatas. Sungguh menyenangkan saat membuat roket air tersebut. Pastinya kalian penasaran bagaimana cara membuatnya kan??? Mari simak penjelasan berikut ini!
ALAT:
Gunting
Cutter Besar
Isolasi lebar 2cm
Penggaris 30cm
Double tape 1 rol
Spidol Permanent
BAHAN:
Botol Coca Cola 1500ml (2 Buah)
Plastisin 150gr
LANGKAH-LANGKAH:
Guntinglah bagian botol Coca-Cola. Sisakan satu botol yang masih utuh.
Ambillah plastisin, lalu bentuklah menjadi bulat.
Jika sudah berbentuk bulat, ambillah ¼ dari plastisin tadi.
Lalu bentuklah menjadi bulat lagi.
Masukkanlah plastisin tadi ke ujung mulut botol Coca Cola tadi.
Tekan-tekan hingga berada di dasar.
Ambillah botol yang masih utuh, lalu letakkan diatas ⅓ bagian botol Coca-Cola tadi.
Lakban botol Coca-Cola yang tadi sudah disatukan.
Ambillah gunting, penggaris, cutter, dan 2 Impraboard.
Gunting secara diagonal kedua impraboard tadi menjadi dua buah segitiga.
Guntinglah 3 garis di bagian samping Impraboard. (Yang ada bentuk kotak-kotaknya.)
Tempelkan keempat Impraboard tadi ke keempat sisi dari roket air tadi.
Ambillah spidol permanent untuk memberi nama roket air yang sudah jadi.
Roket air yang kamu mau, sudah jadii. Nahh, kalian bisa mencoba meluncurkannya. Yang pasti, saya sendiri gatau gimana cara ngeluncurinnya xixixix. Seru kan bikin roket air? Seru dongg. Saya mewakili kalian banget yang pasti :D.
Selanjutnya ada kegiatan yang ga kalah seru. Betull, 100 buat kamu. Kita bakalan berkunjung ke Anjungan Cilacap beserta alat science yang pastinya keren dan menarik. Buat kalian yang belum pernah ketemu alat science kayak yang ada di Grand Maerokoco pasti terkesima, terkejut, tertarik, tergila-gila, jk. Gabakal tergila-gila yang pasti. Nahh, ada berbagai macam alat science yang keren. Salah satunya kalian bisa menyalakan lampu menggunakan alat semacam setir mobil. Ada juga semacam jembatan yang semakin diinjak, semakin kuat. Banyak yang coba dan tentunya itu semua rill 100% no fek fek ya adik-adik, kakak-kakak.
Kita sudah selesai liat-liat di Anjungan Cilacap nih. Selanjutnya kita akan berkeliling dan melihat berbagai macam rumah adat menggunakan kereta kecil. Yaa siswa/i banyak yang bilang mirip odong-odong sih. Back to the topic, setiap kelas dibagi menjadi dua kereta kecil. Nah saat berkeliling, kita bakalan ngeliat rumah adat khas Tegal, Semarang, Pekalongan, dan pastinya Cilacap.
Nahh, kita sudah selesai mengelilingi rumah adat yang ada di Maerokoco. Mari kita berpindah pada kegiatan yang paling menyenangkan bagi murid kelas 7 SMP Maria Mediatrix. Tentunya berkeliling danau sembari menangkap Ikan Bandeng yang tentunya lejat dan bergiji setelah dimasak :P. Nah, kita mengelilingi danau tentunua pake perahu. Perkelas dua perahu. Tentunya perkelas punya sesinya sendiri-sendiri. Ga muat perahunya semisal satu perahu langsung 3 atau 4 kelas. Perbaris muat 4 orang. Jadi yaa begitulah, tentunya sesuai ekspetasi viewnya. Murid kelas 7 naik perahu yang sudah disediakan dengan hati-hati. Takut kecemplung di danaunya terus tenggelem kan berabe. Kita mulai keliling. Sialnya kelas saya, kelas 7F ikan bandengnya jual mahal :(. Munculnya dikit, udah gitu ngagetin. Tapi yang cowo semangat banget tuh. Sampe yang belakang ada lehernya yang kena kibasan ekor ikan Bandeng. Sempet kejar-kejaran sama ikan bandengnya juga. Nah ada juga yang ngelepas ikannya gara-gara kasihan. Ini contoh anak yang peduli terhadap sesama makhluk hidup yaa. Patut ditiru yw.
Sesi keliling danau sudah selesai. Sesi selanjutnya adalah sesi yang membuat seluruh murid kelas 7 kepanasan. BETULLL, murid kelas 7 bakalan menanam pohon mangrove. Di awal, bagi yang memiliki gunting diminta untuk membawa gunting guna untuk memotong pot tanaman tempat bibit mangrove yang akan dibagikan. Setelah itu kita menuju ke tempat penanaman mangrove. Setelah sampai, kita akan dibagikan bibit mangrove yang diletakkan di pot tanaman dengan cara yang mirip dengan estafet bola. Supaya tidak kotor, kami memegang batang bibit mangrove yang bisa dibilang lumayan tinggi. Setelah itu, kami mulai memotong pot tanaman tadi, lalu menaruh bibit mangrovenya di lubang yang sudah disediakan. Setelah itu kami menancapkan sebuah penyangga supaya bibit mangrovenya itu tetap berdiri. Setelah kami menancapkan penyangga tadi, kami segera mengikatnya menggunakan tali rafia yang sudah disediakan oleh kakak-kakak pembina. Penanaman bibit mangrove berjalan dengan lancar, setelah selesai menanam, kami segera mencuci tangan kami.
Di dekat anjungan yang kami tempati, ada warung yang menjual makanan ringan, permen, mie instan, dan juga minuman sachetan. Banyak yang mengantri, tentunya teman saya mengantri. Saya menitipkan pesanan saya ke teman saya dikarenakan terlalu ramai. Walau pada akhirnya saya ikut mengantri. Dan yang saya dapatkan adalah zonk. Dikarenakan es batunya sudah habis, minuman dingin yang disediakan sudah habis. Setelah itu, kita balik lagi ke anjungan. Saya sama temen saya yang lain istirahat di anjungan. Saya tiduran dan dia duduk. Saya sih sambil galau, lagi enak loh. Udaranya adem, karena kipas angin sih. Tapi gapapa, udaranya adem ayem, suasananya sepi, capek-capek, ya pasti enaknya galau. Duh jadi keinget si dia yang ga peka-peka :(. Siapa sih yang jaman sekarang yang nt? Ya saya pastinya. Maaf ya, malah curhat.
Back to the topic, jam 1 kurang ¼ kita diajak kumpul di Anjungan. Kita mau mengucapkan terimakasih ke kakak-kakak pembina sekaligus berdoa biar selamat waktu pulang.
Tentunya kita berdoa dengan khidmat. Jam 1 kurang 5 kita masuk ke Bis. Ada yang beli lato-lato juga. Kelas saya, kelas 7F waktu di bis ramenya minta ampun. Tobat saya sampean. Ada juga yang jualan es teh sama es jeruk. Harganya Rp. 5.000,00 ya Kak. Saya niatannya mau tidur di Bis, tapi terlalu rame, jadinya niatan buat turu dicancel.
Kita udah sampe di sekolah. Semua turun dan pastinya nyamperin ortu/yang jemput.
Jujur aja field trip kelas 7 itu seruuu banget. Karena selain kita quality time sama temen, kita juga dapet ilmu yang sebelumnya kita belum tahu, dan kita juga nambah pengalaman. Mungkin ada beberapa yang tahun, tapi kan ga semua yw. Saya sendiri seneng banget. Walaupun capek, tapi tetep aja seru. Hehehehe intinya gitu. Seru banget deh field trip kali ini.
Pengalamanku selama ikut field trip itu seru banget. You should try it dha, recommend banget buat kalian :D.
Banyak hal menarik yang aku suka secara pribadi. Ada science show, alat-alat science, terus waktu keliling danau pake perahu. Serunya itu waktu temen sekelas heboh buat nangkep ikan. Ga serunya itu ketika waktu kita udah abis buat naik kapal :((.
Saranku buat kegiatan luar sekolah yang lain, diperpanjang ya Bapak/Ibu Panitiaa, biar muridnya seneng. Kalo bisa sampe sore mwehehehe :3.
Segitu aja si, sekian dari saya, maaf jika ada salah kata yaa. See u next time di artikelku yang lain (kalo buat artikel lagi ygy.) Makasi udah baca artikel ku :3 Sekian terima nilai, dari Aileen Jesse Prasetyo, kelas 7F, nomor absen 2. Dadahh 👋🏼, see u next time yaa :3
by 240am | Oct 12, 2022 | Karya Siswa
Seorang gadis cilik berjalan mengitari sebuah labirin luas. Gadis itu memiliki rambut hitam legam yang lurus serta bola mata berwarna ungu menyala, namanya Elisya. Ia ditemani seorang lelaki tua.
“Aku seorang pemandu labirin ini. Jangan khawatir anak muda.” Ucap lelaki tua itu.
Elisya sedikit ragu. Tetapi, Ia mau bagaimana lagi? Hanya ada dirinya dan lelaki tua itu. Lelaki tua itu bernama Eugene. Eugene memimpin Elisya menuju akhir labirin tersebut.
“Kek, apakah benar ini jalannya? Rasanya kita berkali-kali melewati jalan yang sama.” Tanya Elisya.
Eugene tidak menjawab. Ia hanya diam saja sembari memandang kedepan dengan tatapan kosong. Elisya hanya membiarkan hal itu.
Tak lama, Ia hampir tersandung karna ikatan tali sepatunya lepas. Ia membungkuk sembari mengikat kembali tali sepatunya. Elisya merasakan sesuatu yang aneh. Ia melirik lingkungan sekitarnya. Awalnya Ia merasa bahwa itu halusinasinya karena Ia kelelahan. Ia dan Eugene kembali melanjutkan perjalanannya.
20 menit sudah mereka berjalan. Elisya sadar, bahwa Eugene tidak memiliki kaki. Ia mendongak dan menatap mata Eugene layaknya mengatakan “bisa kau menjelaskan ini?”. Eugene terkekeh.
“ Kau sudah sadar anak muda? Huftt syukurlah. Aku tak perlu berpura-pura lagi. Kau tau? Ini sudah menjadi tugasku untuk merasuki dirimu. Sekarang, ucapkan selamat tinggal kepada Jiwa mu” Ucap Iblis itu.
Iblis itu mulai mengambil alih tubuh Elisya. Elisya ingin mengambil alih tubuhnya kembali. Tapi apa dayanya? Iblis itu jauh lebih kuat dari dirinya. Lucifer, sang Iblis, mulai membuat ulah dengan tubuh Elisya. Elisya menangis sejadi-jadinya guna melampiaskan emosinya.
Setelah membuang mayat itu, Lucifer membiarkan Elisya mengambil alih tubuhnya. Setelah itu, Elisya menangis melihat mayat yang dibuang Iblis didalam tubuhnya. Polisi datang. Mereka melihat air mata Elisya mengalir deras. Mereka kira bahwa Elisya merupakan keluarga korban, maka dari itu mereka mewawancarai Elisya.
Elisya menjawab seadanya. Polisi yang ditugaskan segera mencatat jawaban Elisya. Tak ada yang aneh dari awal wawancara sampai sekarang. Sampai akhirnya, Elisya terkekeh sembari berkata dengan suara berat.
“Kau mempercayai gadis cilik ini? Cih, sudah kau pastikan bahwa tak ada bukti yang menunjukkan dia bersalah?” Tanya Lucifer.
“A-Apa maksutmu? Kami mempercayaimu, Nak. Dan juga, kenapa suaramu tiba-tiba berubah? Seperti lelaki tua.” Ucap Polisi itu tergagap.
Lucifer terkekeh dan menyeringai. Ia hanya melambaikan tangannya dan Elisya kembali.
Sungguh, Ia bersyukur karna Lucifer tidak melakukan apa-apa. Polisi itu terkejut. Ia bertanya kepada Elisya “siapa yang tadi berbicara denganku jika itu bukan kamu, Nak?”. Elisya hanya diam. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Hari-hari berlalu seperti biasa tanpa kekacauan yang dibuat Lucifer. Pergi ke sekolah seperti biasa, bermain dengan temannya seperti biasa, berjalan -jalan setelah pulang sekolah dengan ketenangan seperti hidupnya yang lama. Sungguh menenangkan bagi Elisya.
Lucifer bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun. Elisya bingung tetapi Ia menghiraukan itu. Ia senang hidupnya kembali seperti biasa. Sekarang, ia sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Ia melewati sebuah pet shop yang ramai. Seekor anak anjing jenis Malamute Alaska terpampang jelas dibalik jendela besar nan mewah itu. Ia ingin membelinya tetapi Ia tidak membawa uang.
Ia berjalan melewati pet shop itu dan kembali melanjutkan perjalanannya. Ia berjalan cukup lama, hal itu dikarenakan jarak rumah dan sekolahnya yang jauh. Jika berjalan kaki, membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai.
Ia membuka pintu rumahnya dan berkata “Aku pulang, Yah.” Namun, orang yang dipanggil tidak segera menunjukkan batang hidungnya. Elisya berpikir bahwa Ayahnya belum pulang.
Dengan lesu, Ia melepas sepatunya lalu berjalan menuju kamarnya. Ia harus belajar untuk penilaian esok hari. Saat ingin mengambil buku pelajaran di rak bukunya, salah satu buku bersinar. Cahayanya sangat terang.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Elisya mengambil buku tersebut. Buku itu terbuka dengan sendirinya. Yang Ia dapati saat membaca salah satu halaman buku itu adalah.. Lucifer.
Disana tertulis bahwa Lucifer merupakan Iblis yang dulunya seorang malaikat tetapi karena Ia melakukan kesalahan besar, Tuhan mengirim dirinya menuju Neraka. Ia terjebak ditubuh seorang Manusia bernama Eugene.
Tak ada cara untuk mengusirnya. Cukup menyedihkan, pikirnya. Di pertengahan acara membacanya, buku itu kembali membuka salah satu halaman dengan sendirinya. Disitu terpampang jelas foto Lucifer dengan perawakan aslinya.
“Mengerikan” Gumamnya.
Ia kembali membaca buku itu. Ia membaca setiap halaman yang ada sampai Ia membaca satu halaman yang unik baginya. “Membangkitkan orang meninggal” itu judulnya. Ia membaca itu dengan penuh ketelitian. Setelah selesai membaca, Ia menutup buku itu dan mengembalikannya ke tempat buku itu berada sebelumnya. Dengan keseriusan tinggi, Elisya mempraktikkan ritual itu. Setelah selesai, Ia segera membacakan mantra aneh didepan lingkaran besar yang terlihat menyeramkan.
Lingkaran itu bersinar. Cahayanya berwarna merah darah. Ibu Elisya terbaring diatas lingkaran tersebut. Elisya sangat bahagia. Ia segera membangunkan Ibunya dan memeluknya sangat erat. Ibunya tersenyum dan memeluk Elisya. Ia bercerita kepada Ibunya bahwa Ia dirasuki Iblis. Ibu Elisya awalnya tidak percaya.
Tiba-tiba Lucifer muncul. Mengatakan “Hai Nyonya. Perkenalkan aku Lucifer. Iblis yang merasuki putri kecilmu ini. Hahahaha, maaf karna aku sudah membunuhmu. Aku sedang bercanda, Nyonya”. Ibu Elisya tidak mengatakan sepatah kata. Tatapannya bisa menjelaskan semuanya. Ia terkejut. Bagaimana tidak? Iblis yang selama ini Ia percaya tidak ada didunia ini, dalam sekejap bisa merasuki putri kecilnya.
Ibu Elisya, Raven langsung mengajak Elisya menuju gereja St. Paulus. Setelah sampai, Raven segera menceritakan hal yang menimpa anaknya ke Romo Michael. Raven meminta Romo Michael melakukan ritual pengusiran Iblis secepatnya. Romo Michael berkata bahwa pengusiran Iblis tidak semudah itu. Membutuhkan waktu sekitar 1-2 Minggu. Raven bertanya “apakah tidak bisa dipercepat? Aku takut anakku melakukan tindakan kriminal karena ulah Iblis itu”. Romo Michael mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu. Sebelum Ia melakukan ritual itu, Romo Michael bertanya “Siapa nama Iblis itu?” Raven menjawab “Lucifer. Ia berkata bahwa Ia mengendalikan tubuh anakku dan membunuh diriku”. Romo Michael menghela nafas. Lagi-lagi Iblis itu membuat masalah. Tak dapat dihitung dengan jari lagi. Sudah ratusan kali Ia menjumpai Iblis ini.
Tanpa basa-basi, Ia memulai ritual ini. Ia membacakan doa khusus untuk mengusir Iblis tersebut. Percobaan pertama tidak berhasil. Dilanjutkan dengan percobaan kedua sampai percobaan ke-empat. Keempat percobaan tersebut memakan waktu sekitar 6-7 hari. Melelahkan, namun Romo Michael tidak menyerah. Percobaan demi percobaan dilakukan. Sampai akhirnya, Lucifer berhasil keluar dari tubuh Elisya. Raven merasa lega. Putri kecilnya kembali seperti biasa tanpa sikap aneh.
Romo Michael mengunci Lucifer disuatu tempat. Dimana para manusia tidak dapat melihatnya. Ia lakukan semua hal itu supaya tidak ada yang celaka lagi. Cukup Elisya yang menjadi korban terakhirnya.
Tahun demi tahun Elisya dan Raven lewati. Ayahnya yang Elisya kira belum pulang ternyata meninggal dunia sebab kecelakaan tragis yang menimpa Ayahnya. Sekarang, Ia tinggal di Inggris. Ia menekuni dunia sihir di Carvandele, sekolah sihir terkenal di Inggris. Ia memiliki banyak teman. Temannya berasal dari berbagai negara. Ada yang merupakan penduduk asli Amerika Serikat, ada yang dari Jerman, Canada, Thailand, bahkan Singapore.
Di Carvandele, Ia terkenal dengan panggilan “Murid Teladan”. Nilai yang sangat memuaskan, Postur Tubuh yang bagus, bahkan wajahnya yang rupawan. Hidupnya sangat berbeda setelah Lucifer meninggalkan tubuhnya. Ia hidup dengan kebahagiaan.
“Huftt Hey, Elisya. Apakah kamu tidak merasa lelah? Mereka memberikan tugas yang banyak. Apalagi Bu Smith. Kita tidak dapat menghitung tugas yang Ia beri dalam jangka waktu singkat.” Ucap Evelyn. Gadis asal Jerman ini tidak menyukai guru bernama Lia Smith. Elisya hanya tertawa kecil. Tak lama, ada pemberi tahuan yang ditujukan untuk semua orang.
“Selamat Siang Anak-Anak. Dimohon untuk keluar dari wilayah sekolah ini secepatnya! Seekor Kerberos mengamuk di gedung utama. Kerberos ini menuju Gedung B dan dilanjutkan dengan Gedung C. Sekian terimakasih!”
Semua panik. Mereka berlari ke luar gedung guna menyelamatkan diri. Evelyne dan Elisya tenggelam dilautan manusia ini. Mereka tersesat. Elisya tidak memahami ruangan ini. Saat mereka pertama kali masuk, tidak ada ruangan seperti ini. Ia rasa.. Ini ruangan tersembunyi. Mereka berjalan bersama-sama dengan bantuan tongkat sihir Elisya. Mereka melihat seekor anjing dengan perawakan besar. Mereka berjalan mendekat sebab rasa perasaan yang ada. Mereka mencoba menaiki anjing itu dan hal itu membuat sang anjing terbangun. Anjing itu ternyata.. Kerberos mengamuk yang tadi diumumkan. Evelyn ketakutan. Ia menggenggam tangan Elisya guna menyalurkan rasa takutnya.
Elisya mencoba untuk mengontrol Kerberos itu. Sayangnya itu tidak berhasil. Ia tetap mencoba walaupun gagal. Pada akhirnya, Kerberos itu berhasil ditenangkan. Kerberos itu diikat dengan rantai besi yang tergeletak di Lantai. Mereka mencari jalan keluar. Setelah mereka menemukannya, mereka segera mencari teman-teman mereka. Mereka semua bahagia karena Elisya dan Evelyn selamat.
Mereka jalani hari mereka seperti biasa. Tanpa ada masalah yang mengganggu hidup mereka yang damai. Walau terkadang mereka bertengkar, mereka tetap bersahabat. Hingga tiba dimana Evelyn mengkhianati mereka. Evelyn bersekutu dengan Voldemort, Raja Kegelapan disana. Carvandele terletak didekat hutan gelap yang menyeramkan. Di sana lah Voldemort dan kawan-kawannya tinggal. Evelyn bersekutu dengan Voldemort sejak Ia berusia 17 tahun.
Penghianatan itu membuat teman-temannya murka, terkecuali Elisya. Gadis dengan hati yang baik itu menerima penghianatan itu.
‘Evelyn pasti memiliki alasan’ pikirnya.
Mereka semua mencoba untuk menerima tetapi tidak bisa. Mengingat betapa indahnya memori yang sudah mereka buat selama bertahun-tahun. Hari dimana mereka bercanda dan tertawa bersama. Dimana mereka bertengkar karena hal kecil, dan dimana mereka melewati kesulitan yang dialami. Sungguh indah jika diingat kembali bagi mereka.
Evelyn merasa tak enak hati. Ia meminta maaf kepada teman-temannya dan menjelaskan apa alasannya. Setelah mendengarkan penjelasannya, mereka semua mengerti. Evelyn menanyakan apakah mereka mau ikut berpartisipasi dalam rencana tersebut atau tidak, mereka menyetujui hal tersebut. Voldemort tersenyum sebab rencana yang Ia susun akan berhasil.
6 Bulan Kemudian..
Rencana Voldemort berhasil. Carvandele mulai membongkar satu persatu rahasia yang mereka simpan. Itu yang mereka harapkan sejak 6 Bulan yang lalu. Polisi yang menerima pernyataan Carvandele pun segera menutup Carvandele University. Sang kepala sekolah dipenjara dan Dosen yang mengajar disana dipecat. Para Murid diberi perintah untuk mencari universitas baru. Banyak murid yang kecewa, tetapi ada juga yang bahagia karena tak perlu khawatir. Orang tua yang marah akan perbuatan universitas terbaik itu, meminta pemerintah menjatuhi hukuman yang lebih berat, alias dipenjara seumur hidup.
Kini saatnya Voldemort meninggalkan dunia ini. Ini bukan dunia dimana Ia berasal. Tugasnya sudah selesai, sudah seharusnya Ia meninggalkan dunia ini.
“Terimakasih atas bantuanmu, sudah saatnya aku meninggalkan dunia ini. Selamat Tinggal”
-Voldemort
by 240am | Oct 2, 2022 | Karya Siswa
Seorang gadis cilik berjalan mengitari sebuah labirin luas. Gadis itu memiliki rambut hitam legam yang lurus serta bola mata berwarna ungu menyala, namanya Elisya. Ia ditemani seorang lelaki tua.
“Aku seorang pemandu labirin ini. Jangan khawatir anak muda.” Ucap lelaki tua itu.
Elisya sedikit ragu. Tetapi, Ia mau bagaimana lagi? Hanya ada dirinya dan lelaki tua itu. Lelaki tua itu bernama Eugene. Eugene memimpin Elisya menuju akhir labirin tersebut.
“Kek, apakah benar ini jalannya? Rasanya kita berkali-kali melewati jalan yang sama.” Tanya Elisya.
Eugene tidak menjawab. Ia hanya diam saja sembari memandang kedepan dengan tatapan kosong. Elisya hanya membiarkan hal itu.
Tak lama, Ia hampir tersandung karna ikatan tali sepatunya lepas. Ia membungkuk sembari mengikat kembali tali sepatunya. Elisya merasakan sesuatu yang aneh. Ia melirik lingkungan sekitarnya. Awalnya Ia merasa bahwa itu halusinasinya karena Ia kelelahan. Ia dan Eugene kembali melanjutkan perjalanannya.
20 menit sudah mereka berjalan. Elisya sadar, bahwa Eugene tidak memiliki kaki. Ia mendongak dan menatap mata Eugene layaknya mengatakan “bisa kau menjelaskan ini?”. Eugene terkekeh.
“ Kau sudah sadar anak muda? Huftt syukurlah. Aku tak perlu berpura-pura lagi. Kau tau? Ini sudah menjadi tugasku untuk merasuki dirimu. Sekarang, ucapkan selamat tinggal kepada Jiwa mu” Ucap Iblis itu.
Iblis itu mulai mengambil alih tubuh Elisya. Elisya ingin mengambil alih tubuhnya kembali. Tapi apa dayanya? Iblis itu jauh lebih kuat dari dirinya. Lucifer, sang Iblis, mulai membuat ulah dengan tubuh Elisya. Elisya menangis sejadi-jadinya guna melampiaskan emosinya.
Setelah membuang mayat itu, Lucifer membiarkan Elisya mengambil alih tubuhnya. Setelah itu, Elisya menangis melihat mayat yang dibuang Iblis didalam tubuhnya. Polisi datang. Mereka melihat air mata Elisya mengalir deras. Mereka kira bahwa Elisya merupakan keluarga korban, maka dari itu mereka mewawancarai Elisya.
Elisya menjawab seadanya. Polisi yang ditugaskan segera mencatat jawaban Elisya. Tak ada yang aneh dari awal wawancara sampai sekarang. Sampai akhirnya, Elisya terkekeh sembari berkata dengan suara berat.
“Kau mempercayai gadis cilik ini? Cih, sudah kau pastikan bahwa tak ada bukti yang menunjukkan dia bersalah?” Tanya Lucifer.
“A-Apa maksutmu? Kami mempercayaimu, Nak. Dan juga, kenapa suaramu tiba-tiba berubah? Seperti lelaki tua.” Ucap Polisi itu tergagap.
Lucifer terkekeh dan menyeringai. Ia hanya melambaikan tangannya dan Elisya kembali.
Sungguh, Ia bersyukur karna Lucifer tidak melakukan apa-apa. Polisi itu terkejut. Ia bertanya kepada Elisya “siapa yang tadi berbicara denganku jika itu bukan kamu, Nak?”. Elisya hanya diam. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Hari-hari berlalu seperti biasa tanpa kekacauan yang dibuat Lucifer. Pergi ke sekolah seperti biasa, bermain dengan temannya seperti biasa, berjalan -jalan setelah pulang sekolah dengan ketenangan seperti hidupnya yang lama. Sungguh menenangkan bagi Elisya.
Lucifer bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun. Elisya bingung tetapi Ia menghiraukan itu. Ia senang hidupnya kembali seperti biasa. Sekarang, ia sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Ia melewati sebuah pet shop yang ramai. Seekor anak anjing jenis Malamute Alaska terpampang jelas dibalik jendela besar nan mewah itu. Ia ingin membelinya tetapi Ia tidak membawa uang.
Ia berjalan melewati pet shop itu dan kembali melanjutkan perjalanannya. Ia berjalan cukup lama, hal itu dikarenakan jarak rumah dan sekolahnya yang jauh. Jika berjalan kaki, membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai.
Ia membuka pintu rumahnya dan berkata “Aku pulang, Yah.” Namun, orang yang dipanggil tidak segera menunjukkan batang hidungnya. Elisya berpikir bahwa Ayahnya belum pulang.
Dengan lesu, Ia melepas sepatunya lalu berjalan menuju kamarnya. Ia harus belajar untuk penilaian esok hari. Saat ingin mengambil buku pelajaran di rak bukunya, salah satu buku bersinar. Cahayanya sangat terang.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Elisya mengambil buku tersebut. Buku itu terbuka dengan sendirinya. Yang Ia dapati saat membaca salah satu halaman buku itu adalah.. Lucifer.
Disana tertulis bahwa Lucifer merupakan Iblis yang dulunya seorang malaikat tetapi karena Ia melakukan kesalahan besar, Tuhan mengirim dirinya menuju Neraka. Ia terjebak ditubuh seorang Manusia bernama Eugene.
Tak ada cara untuk mengusirnya. Cukup menyedihkan, pikirnya. Di pertengahan acara membacanya, buku itu kembali membuka salah satu halaman dengan sendirinya. Disitu terpampang jelas foto Lucifer dengan perawakan aslinya.
“Mengerikan” Gumamnya.
Ia kembali membaca buku itu. Ia membaca setiap halaman yang ada sampai Ia membaca satu halaman yang unik baginya. “Membangkitkan orang meninggal” itu judulnya. Ia membaca itu dengan penuh ketelitian. Setelah selesai membaca, Ia menutup buku itu dan mengembalikannya ke tempat buku itu berada sebelumnya. Dengan keseriusan tinggi, Elisya mempraktikkan ritual itu. Setelah selesai, Ia segera membacakan mantra aneh didepan lingkaran besar yang terlihat menyeramkan.
Lingkaran itu bersinar. Cahayanya berwarna merah darah. Ibu Elisya terbaring diatas lingkaran tersebut. Elisya sangat bahagia. Ia segera membangunkan Ibunya dan memeluknya sangat erat. Ibunya tersenyum dan memeluk Elisya. Ia bercerita kepada Ibunya bahwa Ia dirasuki Iblis. Ibu Elisya awalnya tidak percaya.
Tiba-tiba Lucifer muncul. Mengatakan “Hai Nyonya. Perkenalkan aku Lucifer. Iblis yang merasuki putri kecilmu ini. Hahahaha, maaf karna aku sudah membunuhmu. Aku sedang bercanda, Nyonya”. Ibu Elisya tidak mengatakan sepatah kata. Tatapannya bisa menjelaskan semuanya. Ia terkejut. Bagaimana tidak? Iblis yang selama ini Ia percaya tidak ada didunia ini, dalam sekejap bisa merasuki putri kecilnya.
Ibu Elisya, Raven langsung mengajak Elisya menuju gereja St. Paulus. Setelah sampai, Raven segera menceritakan hal yang menimpa anaknya ke Romo Michael. Raven meminta Romo Michael melakukan ritual pengusiran Iblis secepatnya. Romo Michael berkata bahwa pengusiran Iblis tidak semudah itu. Membutuhkan waktu sekitar 1-2 Minggu. Raven bertanya “apakah tidak bisa dipercepat? Aku takut anakku melakukan tindakan kriminal karena ulah Iblis itu”. Romo Michael mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu. Sebelum Ia melakukan ritual itu, Romo Michael bertanya “Siapa nama Iblis itu?” Raven menjawab “Lucifer. Ia berkata bahwa Ia mengendalikan tubuh anakku dan membunuh diriku”. Romo Michael menghela nafas. Lagi-lagi Iblis itu membuat masalah. Tak dapat dihitung dengan jari lagi. Sudah ratusan kali Ia menjumpai Iblis ini.
Tanpa basa-basi, Ia memulai ritual ini. Ia membacakan doa khusus untuk mengusir Iblis tersebut. Percobaan pertama tidak berhasil. Dilanjutkan dengan percobaan kedua sampai percobaan ke-empat. Keempat percobaan tersebut memakan waktu sekitar 6-7 hari. Melelahkan, namun Romo Michael tidak menyerah. Percobaan demi percobaan dilakukan. Sampai akhirnya, Lucifer berhasil keluar dari tubuh Elisya. Raven merasa lega. Putri kecilnya kembali seperti biasa tanpa sikap aneh.
Romo Michael mengunci Lucifer disuatu tempat. Dimana para manusia tidak dapat melihatnya. Ia lakukan semua hal itu supaya tidak ada yang celaka lagi. Cukup Elisya yang menjadi korban terakhirnya.
Tahun demi tahun Elisya dan Raven lewati. Ayahnya yang Elisya kira belum pulang ternyata meninggal dunia sebab kecelakaan tragis yang menimpa Ayahnya. Sekarang, Ia tinggal di Inggris. Ia menekuni dunia sihir di Carvandele, sekolah sihir terkenal di Inggris. Ia memiliki banyak teman. Temannya berasal dari berbagai negara. Ada yang merupakan penduduk asli Amerika Serikat, ada yang dari Jerman, Canada, Thailand, bahkan Singapore.
Di Carvandele, Ia terkenal dengan panggilan “Murid Teladan”. Nilai yang sangat memuaskan, Postur Tubuh yang bagus, bahkan wajahnya yang rupawan. Hidupnya sangat berbeda setelah Lucifer meninggalkan tubuhnya. Ia hidup dengan kebahagiaan.
“Huftt Hey, Elisya. Apakah kamu tidak merasa lelah? Mereka memberikan tugas yang banyak. Apalagi Bu Smith. Kita tidak dapat menghitung tugas yang Ia beri dalam jangka waktu singkat.” Ucap Evelyn. Gadis asal Jerman ini tidak menyukai guru bernama Lia Smith. Elisya hanya tertawa kecil. Tak lama, ada pemberi tahuan yang ditujukan untuk semua orang.
“Selamat Siang Anak-Anak. Dimohon untuk keluar dari wilayah sekolah ini secepatnya! Seekor Kerberos mengamuk di gedung utama. Kerberos ini menuju Gedung B dan dilanjutkan dengan Gedung C. Sekian terimakasih!”
Semua panik. Mereka berlari ke luar gedung guna menyelamatkan diri. Evelyne dan Elisya tenggelam dilautan manusia ini. Mereka tersesat. Elisya tidak memahami ruangan ini. Saat mereka pertama kali masuk, tidak ada ruangan seperti ini. Ia rasa.. Ini ruangan tersembunyi. Mereka berjalan bersama-sama dengan bantuan tongkat sihir Elisya. Mereka melihat seekor anjing dengan perawakan besar. Mereka berjalan mendekat sebab rasa perasaan yang ada. Mereka mencoba menaiki anjing itu dan hal itu membuat sang anjing terbangun. Anjing itu ternyata.. Kerberos mengamuk yang tadi diumumkan. Evelyn ketakutan. Ia menggenggam tangan Elisya guna menyalurkan rasa takutnya.
Elisya mencoba untuk mengontrol Kerberos itu. Sayangnya itu tidak berhasil. Ia tetap mencoba walaupun gagal. Pada akhirnya, Kerberos itu berhasil ditenangkan. Kerberos itu diikat dengan rantai besi yang tergeletak di Lantai. Mereka mencari jalan keluar. Setelah mereka menemukannya, mereka segera mencari teman-teman mereka. Mereka semua bahagia karena Elisya dan Evelyn selamat.
Mereka jalani hari mereka seperti biasa. Tanpa ada masalah yang mengganggu hidup mereka yang damai. Walau terkadang mereka bertengkar, mereka tetap bersahabat. Hingga tiba dimana Evelyn mengkhianati mereka. Evelyn bersekutu dengan Voldemort, Raja Kegelapan disana. Carvandele terletak didekat hutan gelap yang menyeramkan. Di sana lah Voldemort dan kawan-kawannya tinggal. Evelyn bersekutu dengan Voldemort sejak Ia berusia 17 tahun.
Penghianatan itu membuat teman-temannya murka, terkecuali Elisya. Gadis dengan hati yang baik itu menerima penghianatan itu.
‘Evelyn pasti memiliki alasan’ pikirnya.
Mereka semua mencoba untuk menerima tetapi tidak bisa. Mengingat betapa indahnya memori yang sudah mereka buat selama bertahun-tahun. Hari dimana mereka bercanda dan tertawa bersama. Dimana mereka bertengkar karena hal kecil, dan dimana mereka melewati kesulitan yang dialami. Sungguh indah jika diingat kembali bagi mereka.
Evelyn merasa tak enak hati. Ia meminta maaf kepada teman-temannya dan menjelaskan apa alasannya. Setelah mendengarkan penjelasannya, mereka semua mengerti. Evelyn menanyakan apakah mereka mau ikut berpartisipasi dalam rencana tersebut atau tidak, mereka menyetujui hal tersebut. Voldemort tersenyum sebab rencana yang Ia susun akan berhasil.
6 Bulan Kemudian..
Rencana Voldemort berhasil. Carvandele mulai membongkar satu persatu rahasia yang mereka simpan. Itu yang mereka harapkan sejak 6 Bulan yang lalu. Kehidupan berjalan dengan lancar. Menemukan pasangan hidupnya. Lulus dengan nilai yang sangat memuaskan, dan menikahi pasangan yang mereka miliki. Menjalani hidup yang aman dan damai serta dikaruniai seorang putra atau putri pertamanya.