Semarang, 24 Mei 2024 – Menentukan kesuksesan anak dalam dunia pendidikan bukanlah tugas yang mudah. Namun, kunci utamanya terletak pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal yang baik. Dalam seminar bertajuk “Komunikasi Jitu: Membuka Pintu Kesuksesan Anak di Sekolah Baru,” para orang tua diajak untuk memahami betapa pentingnya peran mereka dalam membantu anak-anak mengembangkan kedua kecerdasan tersebut.
Menurut Dr. Christin Wibhowo, M.Psi, Psikolog. tanggung jawab utama untuk mendongkrak kecerdasan intra dan interpersonal anak berada di tangan orang tua. “Orang tua harus bahagia dan mampu melaksanakan komunikasi yang baik dengan anak,” tegas Dr. Christine, salah satu pembicara dalam acara tersebut.
Acara dibuka dengan sesi ice-breaking yang menekankan pada fokus, kesiapan, dan tindakan. Dr. Christin kemudian menjelaskan konsep komunikasi yang efektif sebagai pesan yang dapat dipahami antara dua orang atau lebih. “Jika anak tidak memahami pesan kita, itu berarti komunikasi belum terjadi,” ujarnya.
Sebagai contoh komunikasi, Dr. Christin menyoroti percakapan sehari-hari seperti ketika anak bertanya, “Aku boleh pacaran gak, Mi?” Ia memberikan tiga definisi tentang pertemanan yang bisa diberikan oleh orang tua, salah satunya adalah “warna-warni” yang berarti anak boleh berteman dengan banyak orang. Hal ini menegaskan bahwa komunikasi harus jelas dan tepat sasaran.
Dalam tahap perkembangan anak, peran orang tua berubah. “Jika anak kita di SMP, posisi orang tua harus seperti teman sejajar. Beda dengan ketika anak masih SD, di mana kita berada di depan untuk membimbing. Ketika anak siap mandiri, kita dorong keinginannya dari belakang,” jelas Dr. Christin. Namun, ia mengingatkan bahwa banyak orang tua yang justru terbalik dalam peran ini, seperti dalam pemilihan kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, Dr. Christin menekankan pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak terutama di usia SD ke bawah. “Ayah-ayah, jangan lukai hati anakmu. Kehadiran dan peran ayah sangat penting di usia dini.”
Pertengkaran antara suami istri di depan anak juga dibahas dalam seminar ini. “Boleh bertengkar di depan anak-anak, tapi dengan syarat sudah selesai dengan masalah finansial, seksual, dan spiritual. Pertengkaran yang sehat bisa mengajarkan anak tentang dinamika dan resolusi konflik.”
Anak-anak juga belajar dari perilaku orang tua dalam menggunakan teknologi seperti handphone. Orang tua harus selalu update dan upgrade pengetahuan mereka agar bisa memberikan contoh yang baik.
Lingkungan sekolah yang tepat juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak remaja. Orang tua harus memilih sekolah yang tepat dan mendorong anak untuk memiliki teman-teman yang baik serta mengikuti kegiatan yang sesuai.
Seminar parenting ini juga membahas bagaimana menghadapi bullying dengan sikap yang asertif. “Jangan pasif, jangan agresif, tapi asertif. Ajarkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan tepat,” ujar Dr. Christin. Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk bullying.
Menutup sesi, Dr. Christin menekankan bahwa solusi bagi masalah anak bukan berarti menyelesaikan masalah tersebut untuk anak, tetapi membantu anak menemukan solusinya sendiri. “Ketika kita mau memperhatikan anak, kita harus memberikan hati kita. Kebersamaan yang berkualitas sangat penting agar anak mau terbuka dan kita bisa mendampingi mereka dengan baik.”
Seminar parenting ini menjadi pengingat pentingnya peran komunikasi dalam membentuk kesuksesan anak di sekolah baru. Orang tua diharapkan untuk terus mendukung dan mendampingi anak-anak mereka dengan penuh perhatian dan kasih sayang.