Pada saat berada di Pangesti Wening saya dibimbing 2 coach yaitu; Coach Nanda dan Coach Agung. Saya diajarkan oleh Coach Agung cara untuk mengembangkan diri, cara untuk mencapai cita cita, diajarkan apa itu dalam kendali dan luar kendali, dan lain lain. Di sana saya juga bisa bermain games yang dibawakan Coach Nanda dan teman teman. Di Pangesti Wening saya bisa belajar untuk hidup seperti di asrama walaupun Pangesti Wening adalah rumah retret. Saya dibimbing oleh kedua Coach dan para guru untuk menjadi lebih disiplin dan bisa bekerja sama dengan semua orang.

Pada hari pertama semua orang secara tidak sadar membuat kelompok sendiri saat games sedang berlangsung. Jika semua murid membuat kelompok dengan sadar pasti semua murid akan membuat kelompok dengan teman dekat. Namun para Coach ingin semua murid untuk membuat kelompok dengan orang lain yang tidak dikenal agar murid murid bisa menambah teman baru. Walaupun pada hari pertama sulit karena hampir tidak ada yang saling mengobrol pada murid lain yang belum dikenal. Pada hari kedua dan ketiga murid murid yang dulu saya tidak kenal mulai ingin saling berbicara dan akirnya saya bisa mengenal siapa mereka.

Pada hari ketiga Saya dan teman teman di ceritakan tentang kura kura dan kelinci lomba keempat. Saya dan teman teman melakukan Misa lalu makan. Disana kami juga diajarkan materi terakhir dan membuka surat yang diberi oleh teman teman. Pada kurang lebih jam 3 kami para gelombang 1 pulang ke Maria Mediatrix sedangkan gelombang ke dua datang ke dalam Pangesti Wening.

Bisa dibilang retret tersebut adalah retret terbaik yang saya pernah lakukan selama saya hidup 14 tahun ini.