Malam itu, kami duduk berempat di atas ranjang sejenak ingin berbagi cerita.
“Tingtung!” suara ponsel Lynlyn.
“Apa itu Lyn?” Tanya ku
“oh ini pesan dari Vani, Cal” jawabnya.
Lynlyn pun langsung membuka pesan dari Vani, raut wajah Lynlyn pun berubah setelah membaca isi pesan teks itu yang bertuliskan “lynnnnn naomiieie nyindennnn dikamar manduuii lyn, tolonnaggsg” dengan typo typo Vani mengetik, kami bisa merasakan kepanikan itu. Spam chat, dan telepon sudah membanjiri notifikasi ponsel Vani, namun tidak ada yang di balas.
Akhirnya dengan kepanikan dan kekhawatiran kami bergegas menghampiri kamar Vani.
Sesampainya, kami menggedor kamar Vani. “Srrrrettttt” suara jeritan pintu yang di buka, betapa terkejutnya kami karena Naomi yang membukakan pintu.
“Mi maaf ganggu mau tanya, vani dimana ya mi?” Tanya ku dengan tegang
“Kurang tau, tapi tadi kata si Pia, tadi Vani sama Veve lagi cari minum” Naomi menjawab.
“Kalo pia? Dimana?” Tanya Nora
“Katanya mau nyari Vani Veve” jawab Naomi.
Dengan kekhawatiran penuh kami berpamitan ke Naomi dan bergegas mencari Vani Veve Pia.
Kesana kemari kami mencari sambil menelepon Veve dan Pia.
Pia pun mengangkat,
“Halooooo, callll kitaaa di kamarrrr Sekarr” Dengan nada berbisik dan takut ia langsung mematikan telepon.
Dengan kepanikan kita baru menyadari bahwa kamar Sekar bersampingan persis dengan kamar Naomi yaitu kamar 455.
Dengan mengendap endap kami menuju kamar Sekar. “Plak..plak..plak..” suara langkah kaki lynlyn yang sangat heboh.
“Ssssuuuuuttttt, kalem lynn” kata Nora.
Sesampainya di depan kamar Sekar, kami menggedor kamar nya. “Duh lama banget nih dibukainnya, keburu si Naomi denger nih” kata Fio dipenuhi rasa takut.
Sekitar 5 menit pintu dibukakan oleh Pia, karena kami chat untuk segera membukakan pintu.
Dengan tergesa-gesa kami masuk, dan langsung mengunci pintu kamar.
Ternyata oh ternyata, dikamar Sekar sudah ada 6 orang berkelubung selimut, yang sedang ketakutan. Yaitu Vani, Veve, Sekar, Tina, Fita, Nauli.
Dengan nada lembut aku berkata “ngapain ngumpet, Ini kami, Calysta, Fio, Nora, Lynlyn”.
Vani pun langsung membuka selimut, dan langsung memelukku dengan erat.
“Calll, guee takut Naomi kenapa kenapa” kata Vani dengan nada cemas dan sedikit meneteskan air mata.
“Gue juga Van, gue khawatir sama kalian semua.” Kataku sambil memeluk Vani.
Aku pun mencoba menenangkan Vani, dan menyuruhnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, sedikit demi sedikit.
Kami bersebelas pun duduk melingkar di atas ranjang, dan Vani mulai bercerita.
“Jadi gini, tadi habis balik dari pantai gue sama Veve ga langsung mandi, kita nyiapin baju dulu tuh buat besok checkout sama piyama. Terus si Naomi dia mandi duluan, sebenernya gue disini udah kesel sih soalnya kalo mandi dia lama banget. Abis gitu gue, Veve, Pia duduk di kasur tuh nunggu sambil ngobrol, ga sadar arah perbincangan kita ngarah ke Naomi, nah disitu Pia cerita katanya kemarin malem pas si Naomi mandi Pia denger katanya si Naomi ketawa sendiri, tapi gue sama Veve ga denger apapun. Padahal kalo di logika gue harusnya bisa denger lebih jelas dari Pia, soalnya gue lebih deket sama kamar mandi, yakan cal?!” Vani memotong cerita.
“Iya van lo bener, sok lanjut cerita nya” jawab ku.
“Abis gitu, abis si Pia cerita gitu, ga lama, NAOMIIII NYINDENNNN, dan kali ini kita bertiga denger. Ga lama gue sama Veve langsung ambil baju, gue ga mikirin apapun selain baju, hp aja gue tinggal dan kita langsung ngungsi ke kamar Sekar tanpa ngomong apapun ke Naomi. Pia, untungnya dia berani. Jadi dia nunggu Naomi selesai mandi dulu baru dia nyusul, biar ada alesan, takutnya Naomi nyariin kalo gaada orang sama sekali. Demi Tuhan gue takut banget buat balik.” Vani bercerita.
“Terus gimana nih? Lo pada mau tidur di kamar gue aja?” Tanya Nora.
Belum sempat menjawab, kami sudah dikagetkan oleh suara…
“Tok…tok…tok…” suara pintu di ketuk.
“Siapa tuh?” Tanya Fio.
“Coba lu bukain kar, kan lu yang punya kamar.” Fio menyuruh sekar.
Sekar pun membukakan pintu, dan tidak ada orang, Sekar pun segera menutup pintu.
“AAAAAAAAA!!!” Suara jeritan dari ranjang.
Sekar pun langsung berbalik badan, dan.
“Hai Sekar.” Dari ranjang Naomi menyapa Sekar sambil tersenyum.
Tamat.
aku masih blm ngerti sm cerita nya dan ending nya