PENYEGAR MATA DI AMBARAWA

Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata “Ambarawa”?
Mungkin, indah. Ya, memang begitulah adanya.
Namun bagiku, Ambarawa bukan sekedar indah, ataupun sejuk.
Ambarawa lebih dari indah, sampai ia bisa menciptakan kenangan yang begitu hebat.

Memoriku ter-flashback akan kejadian yang lalu, 8 Januari 2023. Dimana aku mulai merajut kenangan itu. Mulai jam 13.30, aku bermobilitas dari “rumah keduaku”, ke satu tempat di kota itu yang bernama “Pangesthi Wening”. Kesan pertama,
Unik.
Dan sore itu ketika di taman, seketika pikiranku bernostalgia terhadap satu gambar diri. Tetapi itu bukan diriku. IniĀ  tentang gambar diri seseorang, yang sudah aku anggap seperti ibu keduaku. Aku melihatnya berfoto di taman itu, 4 tahun yang lalu. Akhirnya giliranku tiba juga, tanpa aku sangka-sangka selama ini.

Hal yang indah dari taman itu adalah, banyak pepohonan yang tumbuh dengan subur, dan juga patung-patung berupa kisah sengsara Yesus Kristus. Satu-persatu kupandangi, sungguh agung karya sang seniman. Tak hanya itu, bahkan rumput sekalipun bisa merasakan nikmatnya dirawat sang pemilik tempat. Satu karya yang membuatku memandangnya terkejut sekaligus nyaris tak berkedip, ialah patung 2 buah malaikat yang diatasnya bertuliskan “Deus Meus et Omnia”. Yang artinya adalah “Tuhanku dan Semuaku”.
Akhir kata untuk kisah ini,
Ambarawa dan seluruh rinduku…

Semarang, 20 Januari 2023

Story by: Dorothy Fern 9F/10