Seperti yang kita ketahui dari kegiatan pembelajaran di sekolah, selain melakukan aktivitas belajar di kelas, terdapat juga beberapa sekolah yang menerapkan konsep studi lapangan atau yang biasa disebut dengan Field Trip ini. Field trip merupakan suatu istilah yang memiliki arti studi lapangan yang dilakukan oleh para peserta didik untuk belajar dan melakukan trip menuju luar lapangan sekolah. Nah pada 9 Januari – 11 Januari 2023 peserta didik SMP Maria Mediatrix kelas 7 mendapat kesempatan untuk melaksanakan program luar sekolah, dalam bentuk fieldtrip. Fieldtrip kali ini akan mengunjungi 3 tempat, yaitu ada Dyriana Bakery, Bandeng Juwana, SMK St. Fransiskus dan Maerokoco.
Eh eh.., kegiatan field trip kali ini juga memiliki latar belakang dan tujuan yang nggak kalah penting loh. Jadi bukan hanya untuk refreshing atau kata anak jaman sekarang sih ”healing” semata lohh! Berikut adalah latar belakang dari fieldtrip kali ini:
1. Meningkatkan apresiasi Peserta didik terhadap nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
2. Meningkatkan kecintaan Peserta didik terhadap nilai-nilai budaya Indonesia.
3. Meningkatkan wawasan Peserta didik terhadap dunia usaha, lingkungan sosial dan alam.
4. Memenuhi tugas praktik penyusunan laporan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan ekstra kurikuler jurnalistik.
Nah.. gak mungkin juga kan kalau 199 peserta didik kelas 7 berkunjung ke 1 tempat wisata secara bersamaan. Jadi pada kegiatan kali ini kelas 7 dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari peserta didik kelas 7A, 7B, 7C dan 7D nomer absen 1-14, lalu kelompok 2 terdiri dari peserta didik kelas 7D nomer absen 15-28, 7E, 7F dan 7G. Tentunya agar tidak terlalu berkerumun pada tempat yang akan dikunjungi, para bapak ibu guru sudah menentukan bahwa kelompok 1 pada tanggal 9 Januari 2023 berkunjung terlebih dahulu ke SMK St. Fransiskus dan Kelompok 2 pada tangga 9 Januari 2023 berkunjung terlebih dahulu ke Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana. Begitupun dengan tanggal 10 Januari 2023, kelompok 1 berkunjung ke Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana, lalu kelompok 2 berkunjung ke SMK St. Fransiskus. Barulah pada tanggal 11 Januari 2023 seluruh peserta didik kelas 7 bersama-sama berkunjung ke Maerokoco.
Sekarang, ayo dengarkan cerita-cerita ku selama 3 hari mengikuti fieldtrip kelas 7 SMP Maria Mediatrix! Dikarenakan aku duduk dibangku kelas 7F, maka aku tergabung pada kelompok 2. Hari Senin tanggal 9 Januari 2023 adalah hari pertama fieldtrip, nah karena aku tergabung pada kelompok 2. Maka pada hari pertama ini aku berkunjung ke salah satu pusat oleh oleh di Semarang, yaitu Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana. Tempat ini bisa dibilang cukup jauh dari lokasi aku tinggal, sekitar 14 km dari rumah ku untuk bisa sampai ke Dyriana Bakery. Sebelum nya aku belum pernah ke sana, melewati jalan menuju lokasi itu saja jarang. Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana ini terletak di satu gedung yang luas dan memiliki 3 lantai, lokasi nya ada di Jl. Pamularsih Raya No 70, Bongsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tenggah 50148. Bersebrangan dengan Pizza Hut, Indomaret dan juga Apotek lohh!
Kegiatan kami dimulai pk. 08.00 WIB. Begitu jam menunjukan pk. 08.00 WIB, kami semua dipersilahkan masuk ke suatu ruangan yang cukup luas dengan tembok berwarna putih. Di sana kami juga sudah disediakan meja bulat yang dikelilingi oleh 7-9 kursi. Kami duduk sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan, kelompok ku terdiri dari 9 orang yaitu ada Nathania, aku, Anne, Netty, Caca, Cindy, Magno, Abigail dan Tannia. Walaupun mayoritas dari kami bersembilan itu 7G dan hanya aku dan Nathania yang dari 7F, tetapi itu tidak menghalangi kami untuk bisa bekerjasama dengan baik.Oh iya, dalam fieldtrip kelompok 2 pada hari Senin, 9 Januari 2023 ini juga memiliki guru pendamping yang baik hati dan juga asik lohh, ada Pak Damar, Bu Astuti, Pak Yus, Pak Yo dan juga Miss Niken.
Kegiatan kami dalam sesi 1 diawali dengan doa yang dipimpin oleh waketos kami yaitu Dhoni dari 7D lalu dilanjutkan dengan ice breaking yang berupa senam ayam dan juga keseimbangan otak kanan dan kiri. Pembuatan klepon pada sesi 1 ini kami dipandu oleh kakak-kakak dari Dyriana yaitu ada Kak Wawan dan Kak Vanessa. Sebelum masuk dalam pembuatan klepon kami diberi waktu 1 menit oleh Kak Wawan untuk membuat nama kelompok lalu memilih 1 anak untuk menjadi perwakilan kelompok, nama dari kelompok ku adalah daisy dan yang menjadi perwakilan kelompok adalah aku.
Setelah satu demi satu kelompok memberitahukan nama dari kelompok nya, kami secara bergantian pergi ke wastafel untuk mencuci tangan. Setelah semua sudah mencuci tangan, kak Wawan memanggil perwakilan kelompok untuk maju ke depan untuk membuat adonan klepon. Aku mendapatkan bagian untuk menuangkan tepung dan air ke dalam baskom. Sebenarnya masih banyak step nya, kalian penasaran nggak? Ayo aku beri tahu! Sebelum membuat sesuatu pastilah kita membutuhkan bahan-bahan untuk membuat produk yang akan dibuat, jadi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat klepon adalah
• Tepung ketan
• Pewarna makanan warna hijau
• Air panas atau air biasa (bedanya jika kita menggunakan air panas maka proses merebus akan lebih cepat, dan jika menggunakan air biasa maka proses akan lebih lama)
• Gula jawa (isian dari klepon bebas)
• Kelapa parut
Bahan-bahan nya sangat simpel dan mudah dicari bukan? Nah, setelah kita menyiapkan bahan-bahan nya ayo kita langsung masuk dalam cara membuatnya! Pertama-tama cuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu masukan tepung ketan ke dalam baskom atau wadah. Sisihkan terlebih dahulu tepung yang sudah dituang ke dalam wadah, siapkan air dan campurkan dengan pewarna makanan hijau sampai warna air terlihat hijau pekat. Lalu tuangkan air yang sudah berwarna hijau ke dalam baskom berisikan tepung ketan, masukan air ke dalam tepung sedikit demi sedikit dan aduk sampai menjadi kalis. Lalu mulailah membulat-bulatkan adonan, jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil juga. Setelah menjadi bulat seperti bola, tekan bagian tenggah adonan untuk tempat isian gula jawanya, sebelumya iris gula jawa menjadi kecil-kecil. Lalu kembali bentuk adonan menjadi bulat. Setelah jadi, rebus klepon di air mendidih, tanda bahwa klepon sudah matang adalah dia akan mengapung ke atas. Step terakhir baluri klepon yang suda direbus tadi dengan parutan kelapa. Klepon siap untuk dimakan! Bagaimana? Mudah bukan cara membuat klepon?
Setelah klepon sudah siap untuk dimakan, kak Wawan dan kak Vaness mempersilahkan seluruh peserta didik untuk mengambil klepon yang sudah kami buat, masing-masing anak mendapatkan 4 biji klepon. Sesi 1 berakhir, kami diberi sedikit waktu untuk beristirahat, kami juga dibagikan tas berwarna jingga yang berisikan air mineral gelas, puding dan juga roti pisang coklat.
Sebelum aku lanjut untuk bercerita tentang sesi 2, aku juga ingin menceritakan pengalamanku di sesi 1 ini. Yaitu membuat dan memakan klepon bersama kakak-kakak dari Dyriana Bakery di Dyriana Bakery. Pengalaman yang saya dapatkan di Dyriana bakery adalah saya bisa mengetahui cara dan proses pembuatan klepon. Juga itu adalah pertama kali saya membuat klepon, kalau hanya memakan sih sering. Juga tadi pada saat sesi icip-icip saya mengambil 4 klepon, 3 klepon ukuran sedang dan I klepon ukuran besar. Pada saat saya mencicipi klepon ukuran sedang ada I klepon yang tidak berisikan gula jawa, dan 2 klepon yang gula jawanya hanya sedikit dan hampir tidak berasa gula jawanya. Ets… tetapi berbeda dengan I klepon dengan ukuran jumbo yang saya ambil, tidak hanya menang di ukuran tetapi isian dari klepon yaitu gula jawanya tidak kalah royal, loh….. Padahal pada saat aku membuat, aku membuat 4 klepon dengan ukuran besar dan gula jawa yang banyak.
Istirahat berakhir, kami melanjutkan kegiatan kami di sesi kedua ini. Sebelum sesi kedua dimulai, tentunya kami melakukan ice breaking terlebih dahulu. Ice breaking yang kami lakukan adalah ice breaking hentak kaki kanan, hentak kaki kiri, hentak tangan kanan dan hentak tangan kiri. Kami melakukan hal ini secara bertahap, mulai dari gerakan lambat hingga ke gerakan sangat cepat. Nah.. pada sesi kedua kali ini kami dipandu oleh ibu ibu dari Bandeng Juwana Erlina, diantaranya ada bu Yuni, bu Eka dan bu Sutipah. Oh ya.. pada sesi kali ini kami akan melihat proses pembuatan bandeng duri lunak, sebelum masuk ke dalam proses pembuatan, bu Yuni menunjukan dan menjelaskan tentang alat untuk pembuatan bandeng duri lunak, alat yang digunakan adalah autoclave. Sebenarnya alat ini adalah alat medis untuk mensterilkan barang, tetapi di bandeng juwana erlina ini mereka memodifikasi nya menjadi alat untuk mempresto.
Setelah bu Yuni menjelaskan tentang autoclave, langsung kami melihat cara pembuatan bandeng duri lunak ini. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat bumbu bandeng duri lunak sangatlah sederhana dan mudah dicari, bahan-bahan nya ada jahe, bawang putih, kunyit dan garam. Proses pembuatannya, pertama-tama siapkan terlebih dahulu panci autoclave dan isi dengan secukupnya air yang sudah dicampurkan dengan jahe, lalu baru lapisi dengan besi pemisah. Tujuan adanya air jahe di dasar panci adalah agar uap yang dihasilkan beraroma jahe dan bisa mengurangi bau amis. Yang kedua, bandeng dibelah menjadi 2 diusahakan jangan sampai putus. Lalu sisi dalam bandeng diberi bumbu perasa, setelah itu di tata bandeng yang sudah diberi bumbu perasa di dalam autoclave. Cara menata bandeng di dalam autoclave adalah dengan cara berlapis, jadi autoclave mempunyai besi pemisah dan pipa yang berbentuk tabung dan kecil. Jadi kita tata terlebih dahulu bandeng-bandeng nya lalu berikan sedikit ruang untuk meletakan pipa tabung, nah baru kita letakan besi pemisah nya, lakukan hal tersebut sampai autoclave penuh. Tujuan dari cara berlapis ini adalah supaya autoclave bisa memuat banyak bandeng dalam sekali masak dan bandeng tidak saling tindih-menindih. Nah.. ayo kita lanjutkan lagi ke tahap berikutnya. Setelah di masukan ke dalam autoclave bagian luar atau kulit bandeng diolesi dengar bumbu pewarna secara merata. Setelah autoclave sudah penuh dengan bandeng yang sudah ditata dan dibumbui tutup autoklave dengan penutup dan kunci supaya tidak meledak. Tunggu hingga matang dan bandeng duri lunak siap untuk dimakan!
Setelah kami melihat proses pembuatan bandeng duri lunak, kami dipersilahkan untuk mencicipi bandeng duri lunak dari Bandeng Juwana Erlina. Begitulah kegiatan fieldtrip SMP Maria Mediatrix hari pertama kami di Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana Erlina. Oh ya.. aku juga ingin bercerita tentang pengalamanku selama mengikuti sesi kedua ini. Pengalaman yang saya dapatkan di Bandeng Juana adalah saya bisa menyaksikan dan mengetahui secara langsung cara pembuatan bandeng duri lunak, juga pada saat di sana saya sempat mencicipi bandeng yang jadi. Menurut saya itu enak tetapi agak sedikit amis dan agak keasinan.
Sebenarnya Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana Erlina itu masih satu pabrik yang sama, juga pendiri yang sama. Pendiri dari Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana Erlina adalah Alm. Dr. Daniel Nugroho Setiabudhi dan istri nya Alm. Ida Nursanty Dra, Apth.
Hal yang menarik perhatian saya saat berkunjung ke Dyrina Bakery dan Bandeng Juwana Erlina adalah waktu saya saya pergi ke wastafel untuk mencuci tangan saya melewati suatu ruangan yang mungkin itu adalah salah satu tempat produksi. Di situ saya melihat mereka memasaknya masih menggunakan kayu. Aroma yang tercium dari ruangan sungguh sedap. Saya rasa mereka sedang memasak makanan yang asin dan gurih. Dyriana bakery dan Bandeng Juwana Erlina ini memiliki gedung dengan 3 lantai yang berukuran luas. Pantas saja kalau mereka memiliki gedung dengan kapasitas yang bisa menampung orang banyak. Karena Dyriana bakery dan Bandeng Juwana Erlina merupakan salah satu pusat oleh-oleh di kota Semarang yang cukup terkenal. Di sana juga ada beraneka macam jajanan, roti, dan pastinya makanan khas kota Semarang juga Bandeng duri lunak. Mereka memiliki 2 akses untuk turun naik dari lantai I ke lantai 2 dan sebaliknya, akses berupa tangga dan juga lift. Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana Erlina ini juga memiliki beberapa outlet yang tersebar di wilayah Semarang.
Ayo kita lanjutkan untuk hari kedua field trip kali ini! Pada hari kedua, kelompok 2 bergantian dengan kelompok 1. Jadi pada hari kedua ini kelompok 2 berkunjung ke SMK St. Fransiskus dan kelompok 1 berkunjung ke Dyriana Bakery dan Bandeng Juwana Erlina.
Sekolah Menengah Kejuruan ini berlokasi di Jl. Wolter Monginsidi No.22, Pedurungan Tengah, Kec. Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah 50117. Lokasi ini bisa dibilang sangatlah dekat dari lokasi tempat tinggal ku, hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk aku bisa sampai ke SMK St. Fransiskus dan aku hanya menempuh jarak 5,2 km untuk sampai ke SMK St. Fransiskus. Sebelumnya saya sudah pernah ke SMK St. Fransiskus untuk mengikuti lomba mewarnai, sekitar tahun 2016 dan pada waktu itu saya mendapat juara harapan 3. Jadinya saya juga tidak terlalu asing dengan sekolah ini.
Saat saya sampai ke SMK St. Fransiskus, saya disambut oleh kakak-kakak dari SMK St. Fransiskus. Saya juga diarahkan untuk menuju ke ruangan untuk kami apel, ruangan apel kami berada di lantai 2, ruangan apel kami memiliki ukuran yang sangat luas dan terdapat mimbar di dalam nya. Pk. 07.45 kegiatan kamipun dimulai, tentunya kegiatan kami diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan menyaksikan tampilan dari ekstrakurikuler band dari SMK St. Fransiskus. Lalu salah satu dari ibu guru di SMK St. Fransiskus menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang ada di SMK St. Fransiskus, juga menjelaskan tentang segala ekstrakurikuler yang ada di SMK St. Fransiskus. Apel pagi kamipun diakhiri dengan penampilan dari ekstrakurikuler dance SMK St. Fransiskus.
Lalu kami berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh bapak/ibu guru. Kami dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu ada kelompok Fransiskus 3, Fransiskus 4, Magdalena Daemen 3 dan Magdalena Daemen 4. Aku tergabung dalam kelompok Magdalena Daemen 4. Antara anak laki-laki dan perempuan juga memiliki kegiatan yang berbeda, anak laki-laki melakukan kegiatan berupa menyablon baju dan juga mengukir kayu dan yang perempuan melakukan kegiatan berupa menjahit dan juga membatik. Di sini kami per kelompok bergantian dalam melakukan kegiatan, kelompok Magdalena Daemen 3 di sesi 1 melakukan kegiatan membatik berbeda dengan kelompok Magdalena Daemen 4 yang sesi 1 melakukan kegiatan menjahit.
Pada sesi 1 saya sebagai kelompok Magdalena Daemen 4 melakukan kegiatan berupa menjahit. Di sana kami didampingi oleh ibu guru dan kakak-kakak dari SMK St. Fransiskus, diantarnya ada ibu Agnes, Bu Diah, kak Amanda, kak Kanaya dan masih banyak lagi. Kami diajari bagaimana cara menjahit yang benar, walaupun kali ini kami hanya menjahit untuk produk kecil yaitu jepit dan gantungan kunci, tetapi itu sudah sangat melatih kesabaran saya ini. Saya sangat senang pada sesi ini karena saya bisa mendapatkan pengalaman baru dan berkreativitas dalam menghias jepitan dan gantungan kunci.
Setelah sesi 1 berakhir, kami diberi waktu untuk beristirahat. Kami juga diberi konsumsi berupa ayam, nasi dan es teh, aku pun langsung memakannya bersama dengan teman-temanku. Setelah makanan kami habis, ternyata waktu untuk istirahat masih terisa cukup banyak. Jadilah aku, Nessa, Chika, Nathania dan juga Charissa jalan-jalan sebentar untuk mengelilingi SMK St. Fransiskus.
Waktu utuk beristirahat habis, kami kembali ke ruangan saat menjahit untuk mengambil tas dan setelah itu pergi menuju ruangan untuk membatik. Ya.. kami tiba di sesi 2, yaitu membatik. Di sini kami didampingi oleh bapak Rubertus, kak Eva, kak Jesica, kak Mayrose, kak Jeanny dan juga kak Olivia. Sebelum memulai untuk membatik kami dijelaskan terlebih dahulu oleh pak Robertus mengenai cara memegang dan menggunakan canting yang benar dan juga cara membatik. Di sini pak Robertus berkata bahwa cara membatik yang benar adalah dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Setelah pak Robertus selesai menjelaskan, kamipun perkelompok diberi 1 kompor yang berisi lilin dan canting, juga kanvas yang sudah diberi gambar bunga. Kelompok ku terdiri dari aku, Nessa, Chika, Nathania dan juga Charissa, di sini tidak ada satupun dari kami yang berpengalaman membatik menggunakan lilin. Jadi kami membuat sebisa kami, walaupun banyak lilin yang tumpah di kanvas yang tidak berpola. Setelah kami selesai untuk menutupi pola dengan lilin, kami masuk ke dalam tahap pewarnaan. Kami diberi cat warna biru, ungu, hijau dan kuning, kami juga diberi 2 kuas. Karena kelamaan menggunakan kuas secara bergantian kami memutuskan untuk beberapa dari kami mengecat menggunakan tangan, dan akhirnya punya kelompok ku selesai. Kami selesai paling awal lohh, keren kan! Ya walaupun hasilnya kurang memuaskan, tetapi tidak apa-apa nama nya juga belajar. Kami tetap senang karena pada saat pembuatan batik tersebut kami mengerjakannya secara bersama-sama, juga saling bercanda dan ketawa-ketawa.
Karena kami sudah selesai melakukan kegiatan sesi 2, dan ternyata masih banyak sisa waktu yang kami miliki. Akhirnya kakak-kakak yang mendampingi kami selama membatik pun mengajak kami untuk berkeliling dan melihat suasana kelas di SMK St. Fransiskus. Salah satu ruangan yang kami kunjungi adalah laboratorium komputer, dan ternyata lab. Komputer itu sedang dipakai oleh kakak-kakak dari jurusan multimedia untuk praktek membuat gambar 3D. Kami diberi ijin untuk masuk ke laboratorium Komputer oleh guru penjaga yang sedang menjaga kelas tersebut. Saya melihat sekilas hasil karya dari kakak-kakak yang sedang praktek, dan saya sedikit terkejut. Karena hasil karya yang mereka buat sangatlah bagus-bagus, aplikasi yang mereka gunakan sepertinya juga asing bagi saya.
Waktu sudah menunjukan Pk. 11.55, kami dipanggil oleh pak Rubertus untuk foto bersama dengan hasil karya per kelompok. Sesudah itu kami semua pulang ke rumah masing-masing.
Hari Rabu, tanggal 11 Januari 20223 tiba. Hari ini adalah hari terakhir field trip untuk kelas 7, sekaligus juga puncak dari field trip kami. Entah mengapa pada hari itu perasaanku sangat senang dan bersemangat, karena pikiranku membayangkan betapa serunya kegiatan hari itu nanti. Hari ini kami berkunjung ke Grand Maerokoco yang berlokasi di BRT PRRP Semarang, Tawangsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50144. Aku yakin kalian pasti sudah tidak terlalu asing dengan tempat ini, karena tempat ini adalah salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di kota Semarang. Khusus untuk hari ini, sekolah menyediakan bus untuk kami berangkat bersama-sama ke Maerokoco. Jadi pada Pk. 06.50 kami sudah harus sampai dan berkumpul di sekolah, setelah pembiasaan pagi kamipun berkumpul di selasar kantin. Untuk field trip hari ini berbeda dengan kemarin, karena kami tidak lagi dibagi menjadi kelompok 1 maupun kelompok 2, kami dari 7A-7G bersama-sama berangkat dan berkunjung ke tempat yang sama. Setelah kami semua berkumpul di selasar kantin, bapak dan ibu guru menyampaikan beberapa informasi tentang kegiatan kami pada hari itu, dan dilanjutkan dengan doa. Setelah doa kami dipersilahkan untuk masuk ke bis yang sudah ditentukan, 1 bis untuk 1 kelas. Nah,, saya sangatlah merasa bersyukur karena menurut saya bis yang dinaiki oleh 7F adalah bis yang paling bagus dan memiliki ac yang sejuk. Walaupun di bis kami itu tidak bisa request lagu dan hanya lagu dangdut yang ada, jadi dengan sedikit terpaksa kami mendengarkan lagu dangdut.
Setelah sampai di grand Maerokoco, kami baris terlebih dahulu di depan bus kami parkir. Lalu kami diarahkan oleh Bu Dannis untuk masuk ke pintu masuk, tetapi sebelum masuk kami terlebih dahulu berfoto bersama. Setelah berfoto-foto kami masuk dan menuju ke anjungan Jawa Tengah yang dipandu oleh kak Imron. Kami mengawali kegiatan kami dengan berdoa yang dipimpin oleh kak Niko. Setelah doa, kak Niko mulai memperkenalkan kakak-kakak dari grand Maerokoco yang akan mendampingi kami selama berkegiatan di sana. Ada kurang lebih 8 kakak-kakak yang mendampingi kami selama berkegiatan di grand Maerokoco, ada kak Niko, Kak Imron, kak Clara, kak Veera, kak Elsa, kak Esti, kak Vincent dan kak Arga.
Kegiatan awal kami adalah menyaksikan sciences show yang dipandu oleh kak Niko. Kak Niko menunjukkan cara tentang membedakan telur rebus dan telur mentah dengan cara diputar, lalu menunjukkan bahwa dengan menambahkan garam ke air maka massa jenis air akan meningkat, lalu kak Niko juga menunjukkan tentang percobaan atesian yaitu percobaan untuk mengetahui tekanan air. Kak Niko juga menunjukkan cara meniup balon tanpa menggunakan mulut, yaitu dengan cara menggunakan mulut botol dan menggunakan pencampuran cuka dan soda kue, hal itu bisa terjadi karena cuka memiliki sifat asam dan soda kue memiliki sifat basa. Yang terakhir, yang paling seru nih.. yaitu kak Niko memasukan mentos ke dalam minuman soda dan botol tidak ditutup dan tutup botol hanya dilubangi, alhasil air yang keluar lewat lubang tersebut sangatlah kencang dan tinggi sampai-sampai air nya tersembur kemana-mana. Setelah kak Niko selesai menunjukan sciences show nya, kami dibagi menjadi 3 kelompok. Yaitu kelompok 1 terdiri dari kelas 7A dan 7B, lalu kelompok 2 yang terdiri dari kelas 7C dan 7D, lalu yang terakhir kelompok 3 terdiri dari kelas 7E, 7F dan 7G.
Nah.. aku tergabung di kelompok 3 dan kegiatan awal kami adalah membuat roket air, tidak membutuhkan banyak waktu untuk membuatnya. Karena menurut saya cara membuatnya lumayan mudah, caranya adalah
1. Potong 1/3 bagian botol.
2. Bulat-bulatkan plastisin dan masukkan ke bagian botol yang ada mulutnya. Lalu rapikan dan padatkan.
3. Belah impraboard secara diagonal sehingga menjadi 2 bagian berbentuk segitiga.
4. Taruh kepala botol ke bagian bawah botol yang masih utuh, rekatkan menggunakan lakban.
5. Belah salah satu sisi dari impraboard yang sudah berbentuk segitiga. Belah sisi yang terdapat jaring-jaring kotak nya.
6. Tempelkan impraboard tadi di bagian bawah badan roket.
7. Rekatkan ujung-ujung sirip (impraboard) dengan lakban.
Setelah roket air ini jadi dan jika ingin dicoba isi botol bagian bawah yang tidak ada plastisinnya dengan air.
Setelah membuat roket air kami diajak oleh kak Imron untuk pergi ke anjungan Cilacap, jarak antara anjungan Semarang ke anjungan Cilacap cukup jauh apa lagi kami berjalan kaki. Ternyata terdapat alat peraga yang cukup banyak dan bervariasi di anjungan Cilacap itu, diantaranya ada katrol, ruang tanpa batas, harpa atap, bola listrik, halilintar, menara honai dan masih banyak lagi. Tentunya berbeda alat peraga juga berbeda cara kerjanya, banyak sekali alat peraga yang mungkin tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.
Setelah meninggalkan anjungan Cilacap kami melanjutkan ke kegiatan kami yang berikutnya. Yaitu ada berkeliling Taman Mini Jawa Tenggah menggunakan kereta, kelas 7F berangkat menggunakan kereta secara bersamaan. Tentunya kami masih dalam awasan dan dipandu oleh kak Imron. Sambil berkeliling, kami melihat-lihat sekitar jalan yang kami lewati. Kami banyak sekali melihat anjungan-anjungan daerah di Jawa Tenggah, mulai dari Anjungan Kabupaten Pati, Anjungan Kabupaten Batang, Anjungan Kabupaten Banjarnegara, Anjungan Kabupaten Banyumas, Anjungan Kabupaten Pemalang dan masih banyak lagi.
Setelah kami berkeliling satu putaran di Taman Mini Jawa Tenggah menggunakan kereta, sekarang kami akan menaiki perahu untuk mengelilingi danau yang ada di Maerokoco. Saat kami menunggu giliran untuk menaiki perahu, tiba-tiba ada anak 7G yang keluar dari kapal sambil membawa bandeng yang berukuran besar. Ternyata pada saat kita naik kapal dan sudah berada di tenggah, akan banyak ikan bandeng yang meloncat-loncat dan jika bandeng itu masuk ke dalam kapal siapapun yang berani menangkap boleh mengambil dan membawa pulang bandeng itu. Giliran kami untuk menaiki kapal, saya sengaja duduk di paling depan untuk bisa mendapatkan view yang bagus, kami berkeliling sambil melihat pemandangan sekitar, sangatlah seru. Saat kami menaiki kapal kami juga melihat pengunjung Grand Maerokoco yang lain, ada juga loh yang berpacaran hehhehe. Kapal kamipun sudah menempuh 1 putaran, akan tetapi kami belum mendapati ikan yang meloncat. Jadi kak Imron meminta kepada bapak supir kapal untuk berputar 1 kali lagi, saat sudah di tengah danau mulailah 1 ikan meloncat, lalu disusul oleh ikan-ikan yang kain. Sebenarnya ada 1 ikan yang meloncat di depan ku, karena aku tidak berani menangkapnya jadi ikan itu kembali sendiri ke air. Sudah 2 kali putaran dan kamipun turun, sesaat kami turun dari kapal kami diberi makanan berat berupa nasi goreng, telur, nugget dan tidak lupa air mineral gelas. Setelah mendapatkan makanan tersebut kamipun duduk di salah satu anjungan yang ada di dekat anjungan Semarang, aku sudah lupa nama anjungan itu. Karena istirahat juga sudah dimulai kamipun makan.
Waktu untuk beristirahat sudah habis, kamipun kembali melanjutkan kegiatan kami. Kegiatan kami yang terakhir adalah menanam mangrove, saat perjalanan menuju ke lahan untuk menanam mangrove sangatlah panas, karena matahari yang terik berada di atas kami. Saat menanam mangrove aku tidak berlama-lama di lahan itu karena aku sudah tidak kuat karena panas. Sesudah menanam saya bersama teman-teman yang lain segera kembali ke tempat di mana bapak dan ibu guru berada.
Kegiatan sesudah menanam mangrove adalah acar bebas, jadi kami dipersilahkan untuk membuka hp dan foto-foto di sana. Banyak anak yang menyewa otoped untuk mengelilingi Maerokoco. Tetapi saya tidak seperti itu, saya lebih memilih untuk berjalan di area tracking hutan mangrove bersama sahabat saya sejak TK yaitu Helsaa. Di sana kami juga sempat berfoto-foto sampai-sampai tidak terasa waktu untuk jam bebas berakhir.
Kamipun kembali ke anjungan kota Semarang, sebelum pulang kami mengucapkan terimakasih kepada kakak-kakak yang sudah mendampingi kami selama berkegiatan yang diwakilkan oleh Pak Damar. Kami menutup kegiatan kami pada hari itu dengan doa penutup. Setelah itu kami langsung menuju ke parkiran bus dan memasuki bus yang sama seperti saat berangkat tadi pagi untuk perjalanan pulang dan kembali ke SMP Maria Mediatrix. Untung saja pada saat perjalanan pulang kami tidak didengarkan lagi lagu dangdut. Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya kami sampai di SMP Maria Mediatrix dengan selamat.
Berakhir sudah field trip kami selama 3 hari ini. Terimakasih sudah membaca artikel saya ini sampai selesai, sampai jumpa 👋