Petualangan Udin dan Ciro

Didunia penuh dengan sihir, ada seorang anak yang bernama Udin, Udin mempunyai sihir yang sangat kuat namun sihirnya di segel oleh mahluk kutukan karena sihir Udin sangat kuat saking kuatnya, saat Udin bayi dapat membuat gempa bumi sewaktu Udin menangis oleh karena itu ayah Udin menyegel sihir Udin. Di rumah Udin, Udin bersiap-siap untuk berpetualang. Saat ibu Udin memasak makanan untuk petualangan Udin, Udin berkata ke Ibunya “Ibu, aku akan pergi sekarang” Ibu menjawab “Eh Udin, ini makanan yang Ibu buatkan untuk mu. ” “Oh iya Bu, Udin lupa” jawab Udin, kemudian Ibu Udin berkata “Udin, kamu sudah membawa semua yang kamu butuhkan untuk petualangan pertamamu?” Udin menjawab, “Sudah bu!, sekarang Udin mau berpetualang” dan Udin pergi untuk memulai petualangan nya.

Udin berjalan sampai di hutan penuh sihir-sihir jahat, Udin berjalan terus sampai menemukan kolam yang mempunyai aura baik, Udin penasaran dengan kolam itu dan Udin meletakkan tangannya dan tangannya terasa lebih baik, Udin kaget saat hendak mengambil sedikit air dari kolam itu dengan botol karena tiba-tiba Udin mendengar sesuatu, Udin mencari tahu dari mana suara itu berasal, dan suara yang Udin cari itu adalah suara seekor anjing, namun Udin tidak tahu kalau anjing itu bukan anjing biasa. Udin berkata “Halo” jawab anjing “Halo” Udin kaget, “K-k-kamu bisa bicara!“ Udin sangat kaget, “Iya, kenapa kamu kaget kan disini banyak hewan yang bisa bicara” kata anjing itu, “Kan kalau hewan bisa bicara itu di tempat shir yang sangat kuat” Udin berkata, “Kamu tidak tahu? kalau hutan ini adalah bagian dari tempat shir yang sangat kuat”, jawab Udin “Aku baru saja mengetahui kalau hutan ini termasuk tempat sihir kuat, tapi mengapa aku masih bisa bertahan di hutan ini?” si anjing itu menjawab “Aku pun juga tidak tahu, aku bahkan bisa melihat aura atau sihir yang semua mahluk hidup punya, apa kah kamu adalah orang yang terpilih?” “Orang terpilih?” Udin pun kaget bahwa dialah orang yang terpilih, “Bisa saja sih” kata si anjing itu.” Udin melanjutkan petualangnya bersama si anjing, sambil bejalan Udin bertanya kepada si anjing “Apa kah kamu punya nama?” si anjing menjawab “Tidak, saat ada orang yang melihat aku, mereka langsung pergi dari hadapan ku, tapi ada satu orang yang pernah mendekati aku dan orang itu adalah pemilik ku, dia pernah memberikan aku nama dan nama itu adalah Ciro.” “Hmm.. itu adalah nama yang bagus sekali, sekarang aku akan memanggil mu Ciro” “ok” kata si Ciro,

Kemudian Udin dan Ciro melanjut kan petualangan mereka, tiba-tiba Udin dan Ciro menemukan kota, di situlah udin dan Ciro mencari perlengkapan untuk mereka gunakan dalam petarungan kelak dimasa mendatang, karena mereka tidak tahu masalah yang akan mereka hadapi. “Pak aku akan membeli ini dan ini dan ini!, berapa harganya?” tanya si udin,” Ok!, Total harga semua barang ini adalah 500 keping emas” kata si penjual peralatan. Udin kaget “Wah, banyak sekali, sedangkan aku tidak punya 10 perak pun” “Ya.. kalau kamu mau membeli semua barang ini, maka kamu harus membayar, kalau kamu tidak punya uang kamu bisa pergi ke gua dan mencari mahluk yang di tubuh nya ada berlian dan membunuh mahluk itu, sehingga kamu akan mendapatkan berlian yang ada pada tubuh mahluk tersebut, jika berlian ini kamu berikan kepada orang yang bekerja di pentinggalan mahluk ajaib atau singkatan nya PMA maka kamu akan mendapatkan 30 keping emas untuk setiap berlian, namun berlian itu harus dalam kondisi sempurna” kata si penjual peralatan. “Oh.. Baiklah, terimakasih pak sudah memberitahu aku mengenai hal itu, permisi pak, aku akan kembali dengan 500 keping emas” “Tunggu! Aku akan memberi kamu pedang ini” kata si penjual peralatan, “Terima kasih sekali lagi, pak!” “Sama sama” kata si penjual peralatan.

Dengan tekat yang bulat, Udin dan Ciro akan membunuh mahluk-mahluk itu!. Namun saat mereka mencari di gua terdekat, mereka tidak menemukan mahluk yang dimaksud, mereka terus mencari dan mencari akan tetapi mereka tetap tidak menemukan apa pun, “Apakah di gua ini ada aura sihir?” tanya si Udin yang mulai marah, “Sabar Udin, aku belum merasakan aura atau sihir di sini namun kita akan menemukan nya” kata si Ciro”. Tiba-tiba gua itu terasa bergetar, batu-batu berjatuhan Udin dan Ciro berlari sampai mereka menemukan tempat aman. Ciro berkata dengan ekpresi kaget “Tadi saat kita berlari aku merasakan aura yang kuat tapi pintu untuk menuju ke tempat aura kuat itu berasal, seolah tertutp” “Hmm.. Sepertinya kita melewati ruangan pemimpin mahluk berlian itu” kata si Udin dengan semangat “Ayo Ciro kita ke tempat pemimpin itu” “Ayo” kata si Ciro, mereka pun pergi ketempat pemimpin mahluk berlian itu, dan saat mereka mencari, mereka menemukan tempat pemimpin berlian berada, namun dihalangi dengan batu yang sangat besar, tiba-tiba *Duaaaar…!!!* batu di depan mereka meledak dan pemimpin mahluk berlian itu muncul dan mulai melawan Udin dan Ciro. Udin dan Ciro melawan pemimpin berlian itu, dan selama 1 jam Udin dan Ciro bertarung dengan pemimpin berlian itu hingga pada akhirnya pemimpin berlian itu mati, sehingga Udin dan Ciro mendapatkan berlian yang sangat besar dan saking besarnya mereka tidak bisa mengangkat berlian yang besar itu. Beruntunglah, sebelum mereka menuju ke gua tersebut Udin telah memiliki bekal gulungan mantra sihir yang bisa mengangkat barang yang sangat besar menjadin ringan. “Untung saja aku membawa gulungan mantra ini, gulungan mantra ini merupakan peninggalan kakekku, dan ternyata ini sangat berguna” kata si Udin.

Saat mereka kembali ke kota, Udin dan Ciro menuju ketempat penukaran berlian, orang yang bekerja disitu sangat kaget. “Wow dimana kamu mendapat kan ini” kata si pekerja itu, sambil terseyum Udin menjawab “Hehe.. Aku tidak menemukan ini, aku membunuh pemimpin mahluk belian” “Wow, ini sangat sempurna sekali, nih aku beri kamu 1.000 keping emas” kata si pekerja itu, “Oh, terima kasih sekali” Udin dan Ciro kembali ke tempat penjual peralatan itu dan mereka membeli barang yang sebelumnya mereka inginkan termasuk peta untuk membantu petualan mereka di kota-kota berikutnya. Udin dan Ciro melanjutkan petualangan mereka menuju kota berikutnya. Saat Udin dan Ciro sedang berjalan santai, tiba-tiba Udin dan Ciro mendengar ada orang yang berteriak meminta bantuan, Ttolong! Tolong!” Udin dan Ciro bergegas mendekat “Apa! Apa yang terjadi” tanya Udin, “Ada mahluk yang sangat besar yang sedang menghancurkan kota kita” kata si orang yang meminta tolong tersebut, “Ok, aku akan membatu tapi siapa namamu” tanya si Udin “Namaku Erika” jawab orang itu, “Ok, Erika dimana kotamu?” “Tidak jauh dari tempat ini.” Kemudian Udin, Ciro, dan Erika pun pergi ke kotanya Erika.

Setibanya Udin, Ciro dan Erika di kota yang dimaksud, terkejutlah mereka melihat keadaan kota itu. Banyak sekali kehancuran yang terjadi, seperti kobaran api, rumah yang rusak, serta bangunan-bangunan yang hancur berkeping-keping. Nampak pula mahluk yang sedang menghancurkan kota itu, seekor naga kuno yang sangat besar, naga itu memiliki sisik yang sangat kuat dan mengkilat, biasanya saat orang-orang berhasil berburu dan membunuh naga kuno, mereka akan menggunakan sisik naga tersebut sebagai baju perang naga dan pedang naga, “Wow, naga seperti ini kenapa ada di sini!” kata si Ciro “Waktu itu ada prajurit dari kerajaan Mafin mencari apakah ada mahluk yang tidak normal” kata si Erika, “Kenapa prajurit dari Mafin kesini?” tanya Udin “Di dekat sini ada sebuah kolam jahat, saat ada mahluk apapun yang mengenai kolam itu mereka akan menjadi mahluk yang liar dan nampak jahat serta menjadi tambah kuat, namun saat prajurit dari Mafin itu menemukan naga kuno tersebut, ternyata naga kuno itu telah tercemari oleh kolam jahat itu” jawab si Erika, “Ok, Ciro kamu lawan naga kuno itu dari samping kanan, sedangkan aku akan melawan naga kuno itu dari samping kiri, dan saat posisi kita sudah sangat dekat dengan naga itu kita akan mengeluarkan jaring ajaib untuk menangkap naga itu dan membuat naga kuno itu menjadi baik lagi, Ok Ciro?” perintah si Udin, “Ok” jawab Ciro.

Udin dan Ciro mulai bersiap menyerang naga kuno itu, setelah pada posisi yang ditetapkan secara bersama-sama mereka menyerang dengan cepat dan mereka mencoba menangkap naga kuno itu, namun gagal. Mereka mencoba lagi menyerang dan menangkap naga kuno itu namun gagal lagi, mencoba lagi namun gagal lagi. Namun mereka tidak putus asa dan tetap berusaha menyerang dan menangkap naga kuno itu hingga pada akhirnya mereka berhasil menangkap naga kuno itu, dan kota Erika terselamatkan berkat Udin dan Ciro, sang pahlawan kota. Setelah Udin yakin bahwa naga itu telah mati, Udin menguliti naga itu dan membawa sisik naga itu untuk nantinya dijadikan baju perang dan senjata. Karena Udin dan Ciro telah menyelamat kan kota itu pemimpin dari kota itu memberi Udin dan ciro 3.000 keping emas, Udin dan Ciro berterima kasih kepada pemimpin kota, dan berpamitan untuk melanjutkan kembali perjalanan mereka.

Udin dan Ciro melanjut kan petualangannya lagi. Udin dan Ciro berjalan terus hingga sampai disebuah hutan. Mereka berjalan dan masuk sampai ke tengah hutan. Didalam hutan itu ada banyak orang yang berkumpul di dalam hutan. Udin dan Ciro mau melihat apa yang mereka lakukan ditengah hutan. Saat Udin dan Ciro mendekati sekumpulan orang-orang tersebut, nampak ditengah-tengah sekumpulan orang itu ada pedang yang menancap kedalam batu dan pada batu itu ada tulisan “Tidak ada yang bisa mengambil pedang ini kecuali orang yang terpilih” Orang-orang bergantian mencoba untuk mencabut pedang itu. Ciro berkata, “Udin, coba kamu cabut pedang itu keluar dari batu itu” “Ok” jawab Udin, Udin mendekat, kemudian mencabut pedang itu dengan mudahnya, pedang langsung terlepas dari batu tersebut. Semua orang di situ kaget kalau ada orang berhasil mengambil pedang yang menancap itu, “Wahh.. Aku bisa mengambil pedang ini!” kata Udin. Semua orang yang ada di sana berteriak “Orang yang terpilih…!!!” Orang-orang yang berkumpul itu telah melihat Udin mencabut pedang dari batu itu dengan mudah, maka mereka membawa Udin kembali ke desa mereka untuk memberikan Udin dan Ciro uang dan sebuah cairan mantra yang bisa memulihkan kerusakan yang ada pada tubuh. “Aku tidak bisa mengambil ini” kata Udin, “Ayo tidak apa-apa, mantra ini pasti akan kamu butuhkan kelak” kata pemimpin desa itu. Akhirnya Udin dan Ciro menerima hadiah tersebut dan mereka melanjutkan perjalanannya mereka kembali dan petualangan baru mereka selanjutnya.