HITLER MERUPAKAN SEORANG SOSIALIS
Banyak orang berpikir bahwa Hitler hanyalah merupakan seorang kapitalis, bahkan inilah salah satu argument utamanya yakni Hitler merupakan seseorang yang percaya dengan pasar bebas namun menaruh kata “sosialis” untuk menarik simpati dari para pekerja. Namun, pandangan ini sangatlah salah. Hitler merupakan seorang sosialis sejati.
“Saya tidak menempatkan diri saya di jalan politik untuk membuka jalan bagi sosialisme internasional … Saya membawakan kepada orang-orang Jerman sosialisme nasional, politik teori komunitas nasional, perasaan persatuan semua yang menjadi milik Jerman bangsa dan yang siap serta mau merasa dirinya sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan tetapi juga partikel yang bertanggung jawab bersama dari totalitas bangsa.”1
1 Hitler kepada Wagener, dari Zitelmann, “Hitler: The Policies of Seduction,” hal 100
Argumen para Marxist adalah sosialisme dan komunisme bukanlah sama, “komunisme” adalah masyarakat utopis tanpa kelas sosial dan negara di masa depan sedangkan “sosialisme” adalah negara yang diperintah oleh “kelas pekerja” dalam jalan menuju “komunisme sejati”. Dan hanya karena partai Nazi menggunakan kata “sosialis” bukan berarti mereka bertujuan dengan hal tersebut serta Hitler tidak menyukai Bolshevisme, beliau menyalahkan orang Yahudi dan pergi berperang melawan Uni Soviet.
Namun, ideologi Hitler merupakan ideologi Sosialis sejati sebab Hitler membenci yang namanya “Kapitalisme orang Yahudi” dan “Bolshevisme” sebab beliau menganggap keduanya sebagai bagian dari konspirasi global orang Yahudi untuk mengambil alih seluruh dunia. Bagi Hitler orang Yahudi akan mendatangkan kejatuhan peradaban manusia. 2
2 Hitler, “Mein Kampf,” hal 306-307, P556. Hitler, “Second Book,” hal 26-28. Zitelmann, “Hitler: The Policies of Seduction,” hal 15-16, hal 135-137, hal 212-215, hal 231-239, hal 264-266, hal 274-282, ha; 422-427
Fasisme juga merupakan suatu versi Sosialisme berdasarkan nasionalitas dibandingkan ras. Namun, para Nazi mendasarkan ideologi mereka berdasarkan ras dibandingkan nasionalitas.
Kapitalisme adalah control pribadi atas sarana-sarana produksi, berarti kapitalisme secara inheren pro-kebebasan sebab jika Negara menguasai sarana-sarana produksi, tidaklah mungkin bagi individual, keluarga, atau korporasi untuk menguasai atau mengontrol sarana produksi mereka sendiri.
Sosialisme adalah suatu sistem organisasi sosial dan ekonomi yang akan menggantikan monopoli negara untuk kepemiliki pribadi atas sarana dan sumber produksi, dan dipusatkan di bawah kendali otoritas pemerintahan sekuler kegiatan utama untuk kehidupan manusia. Maka sosialisme adalah control negara atas ekonomi.
Persamaan Nazi dengan Marxist merupakan ide bahwa semua orang terlahir pada suatu “kolektif ras”, bedanya dengan Marxist adalah mereka percaya bahwa semua orang terlahir pada suatu “kolektif kelas”.
Namun karena Nazi percaya dengan Darwinisme Sosial maka idea tentang “individu” tetaplah ada yang merupakan masalah besar untuk ideologi kolektivis. Baik Nazisme maupun Sosialisme sama-sama diskriminatif, bagi para sosialis jikalau kamu terlahir di kelas Borjuasi maka kamu akan selalu menjadi orang jahat. Sama dengan Nazi, hanya gantilah konsep kelas dengan ras.
Pada dasarnya jika Hitler mengontrol seluruh ekonomi dan bisa membimbing masyarakat pada tujuan apapun yang beliau inginkan, beliau rela untuk mengizinkan orang untuk menjalankan hal-hal dalam namanya. Jika mereka melawan kehendaknya, mereka akan disingkirkan dan properti serta bisnis mereka akan disita oleh negara.
Maka dengan ini kita mengetahui bahwa Hitler merupakan seorang Sosialis sebab Negaralah yang mengontrol seluruh ekonomi, memang tidak Sosialisme penuh seperti Uni Soviet, tetapi itu tidaklah diperlukan sebab beliau hanya perlu mendanai tentara dengan Bank Sentral dan menyingkirkan semua yang melawan rezimnya.