Apakah kalian tau ada kota terpencil di negara yang besar ini?, hmm…. mungkin bagi sebagian orang di negeri ini tidak tahu nama dan dimana letak kota ini tetapi perusahaan ayahku tentu tahu kota ini, dan inilah mengapa aku bisa tahu dan aku bisa tinggal di tempat ini. Apakah kalian penasaran dengan kisahku, baiklah aku akan menceritakan ceritaku.
Di suatu kota besar hiduplah anak bersama keluarganya. Anak ini bernama Aurora, tetapi biasa anak ini dipanggil Ara. Disuatu siang saat Ara sedang bermain, ayah pulang dengan sangat tergesa-gesa. Sambil berteriak memanggil Ara katanya :“Ara cepat pulang ayah ada kabar gembira untukmu nak”. Ara yang mendengar namanya dipanggil segera pulang dan menghampiri ayahnya : “Ada apa ayah, kok ayah memangilku sambil teriak teriak sih?” kata Ara sambil sedikit bergumam, “apakah kalian tahu, kita akan pindah kota mulai besok” kata ayah kegirangan “apa pindah kota?, ayah yang benar saja kita masa pindah pindah kota memulu sih, Ara capek ayah, dan ayah tahu kan Ara sebentar lagi naik kelas 6 SD, tinggal 2 bulan lagi” kata Ara sambil menunjukan wajah muramnya. Ayah menjawab : “Maaf ya nak, perusahaan ayah meminta ayah untuk pindah ke kota lain, jadi ayah terima saja karena ayah berpikir Ara senang kalau kita pindah ke kota lain” kata ayah sambil merasa bersalah. Dengan rasa berat Ara pun terpaksa menerima ajakan ayahnya untuk pindah kota.
Tibalah saat keluarga Ara pindah ke kota lain yaitu kota Yomi. Saat perjalanan ke kota tujuan wajah Ara murung sehingga ayah pun membujuk Ara “Ara kenapa kamu murung terus?, Ara tahu tidak rumah kita yang baru besar loh, bahkan kamar Ara juga lebih besar dari kamar Ara yang dari rumah kita yang lama, ayah yakin di rumah kita yang baru ini pasti lebih mengasyikkan” kata ayah dengan tersenyum. “yang benar ayah?, ayah nanti bohong lagi” kata Ara sambil mengejek ayahnya. Setelah mendengar perkataan ayahnya tadi perasaan Ara menjadi lebih senang. Sesampainya di rumah baru Ara yang memasuki rumah, rumah itu tidak seperti bayangan Ara, rumah itu lembab, gelap, dan tidak terlalu besar. Ara berharap jika keadaan itu tidak termasuk dengan kamarnya. Ara berharap kamar barunya tidak mengecewakan seperti keadaan rumah yang baru saja dia lihat. Tetapi ternyata harapan Ara telah sirna setelah ia melihat kamar barunya. Kamar barunya tidak terlalu besar dari kamarnya yang dulu dan banyak atap yang basah karena air hujan. Tetapi yang membuat Ara heran mengapa ada lemari yang sangat besar.
Pada saat Ara ingin menata kamar ia ingin memindahkan lemari bersama ayahnya. Lemari itu terasa berat sekali dan terasa menempel dengan tanah. Ayah sudah mencoba menggeser berulang kali, bahkan ayah sudah mencoba dengan meminta bantuan orang lain, tetapi tetap saja tidak bisa. Ara menyuruh ayah untuk tidak melanjutkan memindahkan lemari “sudah ayah tidak usah dipindah lagi biar Ara saja yang mendesain ulang” kata Ara meyakinkan ayahnya “baiklah jika begitu Ara” kata ayah lega. Tetapi dibenak ara terpikir “hmm pasti ada sesuatu nih didalamnya. “Hahahaha kenapa Ara berpikir seperti itu?”. Kemudian ara melanjutkan menata kamarnya hingga terlihat rapi dan bersih.
Setelah selesai menata kamar barunya, Ara merasa lapar, ia bergegas untuk menuju ke ruang makan untuk makan siang. Pada saat akan berjalan menuju ke ruang makan, ada salah satu laci dari sebuah meja di dekat ruang makan itu yang terbuka. Karena tergesa gesa Ara tidak sengaja menabrak pintu laci tersebut. Ara melihat ada yang aneh di dalam laci itu. Ada sebuah amplop berwarna coklat. Ara mengambil amplop itu lalu menyimpannya di kantong celananya. Setelah selesai makan Ara bergegas kembali lagi ke kamarnya. Setelah sampai di kamar ia duduk di sisi tempat tidurnya, kemudian ia membuka amplop coklat itu. Ternyata dalam amplop itu terdapat kertas yang berisi tulisan yang berupa teka teki. Ara berpikir keras untuk memecahkan teka teki tersebut. Teka teki itu berisi tulisan “Temukan negeri impianmu di tempat tidurmu”. Lama Ara berpikir dan mencoba mengartikan teka teki itu, dan tiba tiba ada sebuah cicak yang jatuh tepat di bawah kolong tempat tidur. Saat Ara menengok kea rah cicak itu, tak sengaja ia melihat sebuah kotak yang sudah tua. Ternyata setelah dibuka kotak itu berisi sebuah kunci. Ara bertanya dalam hatinya, “ini kunci untuk membuka apa?” Ia mencoba memasukan kunci itu ke lubang kunci di meja belajarnya tapi tidak cocok. Kemudian mencobanya lagi di pintu kamar mandi juga tidak cocok. Hanya ada satu benda lagi yang belum dicoba yaitu pintu lemari yang besar itu. Pelan pelan Ara memasukkan kunci itu pada lubang kunci lemari besar itu, dan ternyata cocok. Dengan sedikit kesulitan Ara membuka pintu lemari itu, pintu itu sudah seret karena pintu itu mungkin sudah lama tidak dibuka. Saat Ara membuka sedikit demi sedikit pintu lemari itu tiba tiba muncul cahaya yang sangat terang seterang cahaya matahari. Ara sangat heran karena ada seperti sebuah tempat yang sangat besar seperti lahan, Ara pun memasuki lemari dengan penasaran.
Saat sudah Ara memasuki lemari itu, tiba tiba pintu lemari tertutup dengan sendirinya. Ada secarik kertas jatuh dari atas dan meluncur ke telapak tangan Ara. Ara pun mambaca kertas itu dan isi dari tulisan itu adalah “bantulah semua mahkluk di negeri ini dan buatlah negeri ini menjadi damai”. Guman Ara dalam hatinya : “hah apa??!!, huh yang benar saja, jika tahu akan seperti ini aku tidak akan masuk ke lamari ini. Huhuhuhu….. ayah Ara mau keluar dari sini” kata Ara sambil menangis dan menggerutu. Tiba tiba saat Ara berjalan ia bertemu dengan kurcaci. Kurcaci itu menyapanya : “Hai Ara, perkenalkan namaku Rachio” kata kurcaci itu kepada Ara. Ara terkejut dan seluruh badannya seperti membeku karena melihat ada kurcaci yang bisa berbicara. Karena sangking terkejutnya Ara pun sampai pingsan.
Setelah bangun ia lebih terkejut lagi karena di sebelah ia berbaring ada putri yang sangat cantik dan beberapa kurcaci, lalu putri itu bertanya : “Ara kamu tidak apa apa?” kata putri itu dengan cemas. Ara pun berkata : “i-iya a-aku tidak apa apa” Ara menjawab dengan perasaan takut. Ara hendak berdiri dan ia ingin segera berlari dari tempat itu, tetapi putri itu melarang dan berkata kepada Ara : “Ara kamu jangan pergi dari sini. Ini adalah takdir yang membawamu ke tempat ini. Sudah tertulis akan ada manusia selain aku, yang akan menyelamatkan negeri ini dari kehancuran yang dibawa banyak penyihir dan monster dari negeri kegelapan” kata putri sambil menghentikan Ara. Ara pun terkejut dan berkata : “ Tunggu, negeri kegelapan, penyihir, monster dan siapa kalian ini, kenapa kalian bisa tahu namaku?” Ara masih merasa heran dan bingung. Putri itu mengajak Ara ke sebuah perpustakaan dan menunjukan sebuah buku yang tertulis “akan ada manusia selain putri Catie yang akan membuat negeri ini damai. Nama manusia itu adalah Ara” Ara terkejut dan berkata “hehe ini mimpi kan ayo Ara bangun ayo haha ini mimpi kan?” Ara masih tidak percaya.
Lalu putri melanjutkan pembicaraannya “Ara ini bukan mimpi coba cubit pipimu dan kamu terasa sedang berdiri kan?” kata putri Catie kepada Ara. Lalu putri Catie memberikan jimat kata kepada Ara dan berkata “Ara jimat ini sudah ada sejak ibuku hidup dan itu sudah sangat lama. Ibuku juga yang membuat ramalan itu sebelum ia meninggal, jadi jagalah baik baik jimat ini. Jimat ini dapat membantu kamu mengalahkan semua penyihir dan para monster itu” kata putri Catie sambil memberikan jimat itu. Ara kebingungan kenapa bisa Ara yang diberikan jimat itu lalu bertanya “Putri Catie mengapa aku yang diberikan jimat ajaib ini?, aku tidak pantas menerima jimat ini” kata Ara tidak enak hati”. “Ara jimat ini memang dibuat untukmu, ibuku yang memberikannya kepadamu, dan jimat itu sangat pantas untukmu” kata putri Catie meyakinkan Ara. Ara pun menerima jimat pemberian putri Catie itu dan menyimpannya.
Putri Catie mengajak Ara untuk berkeliling negeri ini karena Ara juga ingin cepat cepat menyelesaikan semua misinya dan kembali ke rumah Ara. Saat Ara sedang berjalan jalan tiba tiba jimat Ara bersinar, itu artinya akan ada penyihir dan monster. Putri Catie yang melihat hal itu menyuruh semua kurcaci dan elf masuk ke dalam rumah mereka : “para elf dan kurcaci masuklah ke dalam rumah kalian segera, penyihir dan monster akan segera datang!” kata putri Catie dengan lantang. Ara yang tidak tahu akan ada apa pun hanya diam termenung di tengah jalan. Melihat itu putri Catie pun menarik baju Ara dan segera dia dan putri Catie masuk ke dalam salah satu rumah kurcaci dan bersembunyi di dalam rumah itu. Dan benar saja ternyata ada satu penyihir dan asistennya yaitu monster yang sangat mengerikan. Monster itu bisa mencium bau manusia, putri Catie pun panik karena ia kawatir jika bau Ara tercium dan penyihir mengetahuinya. Melihat itu, putri Catie meminta parfum dari kurcaci agar bau Ara tidak tercium oleh monster. Ara menggunakan parfum itu dan berhasil, Ara tidak ketahuan. Sudah hampir 3 tiga hari Ara ada di situ dan pikir putri Catie untuk segera meminta bantuan Ara untuk mendamaikan negeri itu “Ara sudah hampir 3 hari kamu disini mungkin kamu ingin segera pulang ke rumahmu. Jadi sekarang saatnya kita sama sama mendamaikan negeri ini” kata putri Catie. Ara mengiyakan perkataan putri Catie dan merencanakan cara untuk mendamaikan kedua negeri itu. Muncullah ide dari Ara yaitu dengan cara menyatukan kerja semua kurcaci dan monter dengan cara itu kedua negeri itu akan damai. Untuk membuat negeri itu menjadi damai Putri Catie pun memberanikan diri untuk pergi ke hutan hitam dan menghampiri ratu penyihir untuk menyampaikan saran untuk membuat dua negeri itu menjadi damai.
Mendengar hal itu penyihir pun marah karena Putri Catie yang sangat lantang menyebutkan hal itu. Dengan itu mulailah terjadi peperangan. Para monster biasa langsung menghantam dan membakar banyak sekali rumah kurcaci. Kurcaci pun banyak yang berjatuhan dan meninggal. Melihat hal itu Putri Catie pun tidak terima dan ia pun mengajak ratu penyihir untuk berdamai. Bukannya ingin berdamai, ratu penyihir malah mengajak semua pasukan kurcaci untuk berperang dengan ajakan yang sangat tidak sopan. Lalu Putri Catie yang marah mengiyakan ajakan itu tanpa memberitahu kepada kurcaci dan juga kepada Ara. Akhirnya dengan berat hati Putri Catie mengatakan semuanya itu kepada para kurcaci. Mereka merasa takut untuk menghadapi semua monster-monster itu, tetapi mereka tidak akan menyerah karena ini demi kedamaian dua negeri itu, karena jika Putri Catie menang kerajaan itu akan damai selamanya tetapi jika putrinya dikalahkan, mereka semua akan dihabisi dan dijadikan budak oleh penyihir.
Lalu mereka pun segera bersiap-siap membuat senjata dan juga menyiapkan diri mereka untuk berperang. Tibalah saat hari perang, mereka semua sangat bersemangat untuk melawan para monster itu. Kira kira jumlah mereka akan sama tetapi ternyata jumlah mereka sangat berbeda. Jumlah monster itu sangat banyak hampir dua kali dari para kurcaci. Tetapi para kurcaci tidak menyerah. Mereka berperang hingga banyak yang meninggal dan berjatuhan, tetapi mereka mengingat sesuatu saat mereka membaca buku di perpustakaan. Tiba tiba mereka melihat ada mantra yang bisa membuat jimat hidup dan bekerja. Ara terus mencoba untuk menghidupkan jimat itu selain untuk mengetahui keberadaan monster. Akhirnya Ara pun berhasil, ia mengumpulkan semua kekuatannya untuk mengalahkan semua monster dan akhirnya monster itu kalah.
Semua kurcaci merasa senang dan bersyukur kepada Allah setelah apa yang mereka semua lakukan akhirnya mereka menang dan dua negeri itu damai. Setelah semua misi Ara selesai, ia akan meninggalkan negeri itu dengan berat hati. Ara sangat sangat sedih meninggalkan negeri itu dari awal Ara yang takut berada di negeri itu sekarang saat ingin meninggalkan negeri itu iya sangat sedih. Tetapi Ara juga merindukan keluarganya. Ia harus menerima keputusannya. Ketika itu tiba-tiba pintu lemari sudah terbuka dengan sendirinya dan cahaya terang muncul lagi. Ara pun terkejut karena ternyata dia sedang tidur dan berpikir semua itu mimpi, tetapi jimat itu masih ia pakai di lehernya. Ara masih belum paham, apakah itu mimpi atau kisah nyata.